Pages

Rabu, 16 April 2014

Kitab TEBERUBUT " MEMANDANG YANG SATU ADA PADA YANG BANYAK DAN MEMANDANG YANG BANYAK ADA PADA YANG SATU "

ILMU akan bermamfaat jika di amalkan dan Dasar Pemahaman ILMU HAKEKAT untuk di praktekkan dalam kehidupan bermasyarakat adalah :
" MEMANDANG YANG SATU ADA PADA YANG BANYAK DAN MEMANDANG YANG BANYAK ADA PADA YANG SATU "
SATU yang dimaksud adalah ........ Setiap Manusia memiliki RUH yang berasal dari NUR MUHAMMAD yang terbit dari NURULLAH yang terbit dari DZAT MAHA MUTLAK yang HIDUP dan MENGHIDUPKAN..........
Hadist Rasulullah Saw :
Barang siapa melihat kepada sesuatu dan tidak dilihatnya ALLAH didalam sesuatu itu maka penglihatannya itu BATHIL yaitu SIA-SIA.
Yang selanjutnya di perkuat lagi oleh para sahabat :
Sayyidina Abu bakar RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan kulihat Allah sebelumnya.
Sayydina Umar RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan kulihat ALLAH sesudahnya.
Sayyidina USTMAN RA :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan ALLAH besertanya.
Sayyidina Ali Karramallahu Wajhahu :
Tidak aku lihat sesuatu melainkan aku lihat ALLAH didalamnya.
Maka....
Jika mengatakan KAFIR pada seseorang baik MUSLIM maupun NON MUSLIM maka sama dengan MENGKAFIRKAN NUR MUHAMMAD yang terbit dari NURULLAH yang terbit dari DZAT MAHA MUTLAK ALLAH yang HIDUP dan MENGHIDUPKAN..........
Jika mengatakan SESAT pada seseorang baik MUSLIM maupun NON MUSLIM pada seseorang maka sama dengan MENYATAKAN SESAT PADA NUR MUHAMMAD yang terbit dari NURULLAH yang terbit dari DZAT MAHA MUTLAK ALLAH yang HIDUP dan MENGHIDUPKAN.........
Jika BERMUSUHAN , BENCI , FITNAH, Dll pada seseorang baik MUSLIM maupun NON MUSLIM maka sama dengan BERMUSUHAN , BENCI , FITNAH, Dll kepada NUR MUHAMMAD yang terbit dari NURULLAH yang terbit dari DZAT MAHA MUTLAK ALLAH yang HIDUP dan MENGHIDUPKAN........
Itu sebabnya TIDAK ADA PERDEBATAN tentang SALAH dan BENAR karena sudah tergantikan dengan KETENTUAN dan KEHENDAK ALLAH SWT..............., hadist Qudsi , Berkata Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah Saw bersabda : Allah Swt berfirman :
Tanda pengenalan hamba-hamba-Ku di hatinya terhadap-Ku ialah dengan menyangka baik terhadap qadar-Ku, tiadalah dikeluh-kesahkannya hukum-hukum-Ku, tiadalah dirasakannya lambat kurnia-Ku dan senantiasa malu berbuat maksiat.” [HR. Dailami]

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.