Pages

Jumaat, 31 Januari 2014

Usuludin ertinya pokok agama.

Usuludin ertinya: pokok agama.
Ilmu usuludin ertinya: Ilmu pokok-pokok agama.

Didalam ilmu usuludin dibicarakan soal-soal I'tiqad yang menjadi pokok bagi agama, iaitu:
a.    Kepercayaan (i'tiqad) yang bertalian dengan Ketuhanan (Illahiyat).
b.    Kepercayaan yang bertalian dengan Kenabian (Nubuwaat).
c.    Kepercayaan yang bertalian dengan soal-soal yang Ghaib.
d.    Dan lain-lain soal kepercayaan.

Ilmu usuludin kadang-kadang dinamakan ilmu kalam, yakni kalam Tuhan kerana didalam ilmu ini banyak dibicarakan sifaf-sifat Tuhan, diantaranya sifat kala (berkata).

Ulama-ulama dan ahli-ahli ilmu kalam dinamakan mutakallimun atau mutakallimin.
Ada juga orang menamakan ilmu ini dengan ilmu tauhid , yakni ilmu ke-Esaan Tuhan kerana yang banyak dibicarakan dalam ilmu ini ialah tentang ke-Esaan Tuhan.

Ada juga yang menamainya dnegan ilmu 'Aqaid, yakni ilmu I'tiqad kerana yang banyak dibicarakan dalam ilmu ini ialah soal-soal I'tiqad (kepercayaan).

Di Indonesia ada orang-orang menamainya dengan ilmu sifat dua puluh, kerana didalam ilmu ini dibicarakan 20 sifat yang wajib (mesti ada) bagi Tuhan.

Pendeknya perkataan-perkataan ilmu usulidin, ilmu kalam, ilmu tauhid, ilmu 'aqaid, ilmu sifat dua puluh, sama artinya, yaitu ilmu yang didalamnya membicarakan soal-soal I'tiqad (kepercayaan tentang ketuhanan, kenabian, keakhiratan).

Kalau kita bercakap tentang usul (pokok) sudah tentu ada yang furu '(cabang).

Dalam istilah keagamaan, furu '(syari'at) bererti soal-soal ibadat yang dikerjakan setiap hari, umpamanya solat, puasa, zakat , haji, nikah, jual beli dan lain-lain.

Kesimpulannya dapat ditegaskan bahawa usulidin ialah I'tiqad-I'tiqad, dan furu 'syari'at ialah ibadah-ibadah yang lahir.

Sumber:
KH. Siradjuddin Abbas "I'tiqad Ahlussunnah Wal  Jamaah"; pustaka tarbiyah cetakan 15
Usuludin ertinya: pokok agama. Ilmu usuludin ertinya: Ilmu pokok-pokok agama. Didalam ilmu usuludin dibicarakan soal-soal I'tiqad yang menjadi pokok bagi agama, iaitu: 
a. Kepercayaan (i'tiqad) yang bertalian dengan Ketuhanan (Illahiyat). 
b. Kepercayaan yang bertalian dengan Kenabian (Nubuwaat). 
c. Kepercayaan yang bertalian dengan soal-soal yang Ghaib. 
d. Dan lain-lain soal kepercayaan. 
Ilmu usuludin kadang-kadang dinamakan ilmu kalam, yakni kalam Tuhan kerana didalam ilmu ini banyak dibicarakan sifaf-sifat Tuhan, diantaranya sifat kala (berkata). Ulama-ulama dan ahli-ahli ilmu kalam dinamakan mutakallimun atau mutakallimin. Ada juga orang menamakan ilmu ini dengan ilmu tauhid , yakni ilmu ke-Esaan Tuhan kerana yang banyak dibicarakan dalam ilmu ini ialah tentang ke-Esaan Tuhan. 

Ada juga yang menamainya dnegan ilmu 'Aqaid, yakni ilmu I'tiqad kerana yang banyak dibicarakan dalam ilmu ini ialah soal-soal I'tiqad (kepercayaan). Di Indonesia ada orang-orang menamainya dengan ilmu sifat dua puluh, kerana didalam ilmu ini dibicarakan 20 sifat yang wajib (mesti ada) bagi Tuhan. 

Pendeknya perkataan-perkataan ilmu usulidin, ilmu kalam, ilmu tauhid, ilmu 'aqaid, ilmu sifat dua puluh, sama artinya, yaitu ilmu yang didalamnya membicarakan soal-soal I'tiqad (kepercayaan tentang ketuhanan, kenabian, keakhiratan). Kalau kita bercakap tentang usul (pokok) sudah tentu ada yang furu '(cabang). 

Dalam istilah keagamaan, furu '(syari'at) bererti soal-soal ibadat yang dikerjakan setiap hari, umpamanya solat, puasa, zakat , haji, nikah, jual beli dan lain-lain. Kesimpulannya dapat ditegaskan bahawa usulidin ialah I'tiqad-I'tiqad, dan furu 'syari'at ialah ibadah-ibadah yang lahir. Sumber: KH. Siradjuddin Abbas "I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah"; pustaka tarbiyah cetakan 15

JAGALAH SEGALA PERBUATAN.


JAGALAH SEGALA PERBUATAN.

Orang yang ber-Iman kepada Kehidupan Akhirat akan selalu menjaga segala perbuatannya selama di-Dunia, karena keyakinan akan balasan serta pertangungjawabannya kelak.

Allah ber-Firman:

"Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya". [Al-Muddatstsir 74].

"Tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya dan yang dilalaikannya". [Al-Infithaar 5].

"Apakah Manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban?". [Al-Qiyamah 36].

Namun Manusia kadang atau bahkan sering melupakan Kehidupan Akhirat ditengah hingar bingar & gemerlapnya Kehidupan Dunia.

Allah ber-Firman:

"Hai Manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah Kehidupan Dunia memperdayakan kamu". [Fathir 5].

Semua perbuatan Manusia senantiasa diawasi oleh Malaikat-Malaikat, maka kita diwajibkan untuk ber-Iman pada Malaikat, sebagai wujud dari Keimanan kita.

Allah ber-Firman:

"Sesungguhnya bagi kamu ada Malaikat-Malaikat yang mengawasi pekerjaanmu, yang mulia disisi Allah dan yang mencatat pekerjaan-pekerjaanmu, mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Infithaar 10-12].

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan Manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh Hatinya, dan para Malaikat Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, yaitu Malaikat pencatat Amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri". [Qaaf 16-17].

Sebab itu sudah seharusnyalah Keimanan kita pada Kehidupan Akhirat, pada Malaikat dan juga pada Al-Quran sebagai Pedoman Hidup, agar ditingkatkan sebagai bagian dari Ketaqwaan.

Allah ber-Firman:

“Sesungguhnya dalam Al-Quran itu terdapat Rahmat yang besar dan Pelajaran bagi orang-orang yang ber-Iman”. [Al-Ankabuut 51].

"Sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar Firman yang memisahkan antara yang Hak dan yang Bathil". [Ath-Thaariq 13].

“Barang siapa berpaling daripada Al-Quran maka sesungguhnya ia akan memikul Dosa yang besar di hari Kiamat". [Thaahaa 100].

Semoga kita semua termasuk sebagai orang-orang yang senantiasa menjaga perbuatan kita selama di-Dunia ini. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

TINGGALKAN KHAMAR.


TINGGALKAN KHAMAR.

Al-Quran menegaskan bahwa minuman Khamar adalah perkara yang terlarang karena hal itu termasuk perbuatan setan, yang merupakan sumber dari segala perbuatan keji serta kunci dari segala kemaksiatan.

Banyak sekali terjadi berbagai jenis kejahatan yang diawali dengan minuman khamar itu, namun kehidupan yang gemerlap ini telah membuat Manusia terlupa akan larangan-Nya.

Allah ber-Firman:

"Hai orang-orang yang ber-Iman, sesungguhnya meminum Khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". [Al-Maaidah 90].

Khamar juga berarti sesuatu yang menutup akal pikiran, sebab itu Rasulullah ber-sabda bahwa pada setiap makanan dan minuman yang bisa menutupi atau menghilangkan akal pikiran adalah disebut Khamar.

Rasulullah-pun ber-sabda bahwa setiap sesuatu yang memabukkan adalah Khamar dan setiap Khamar hukumnya adalah haram.

Allah ber-Firman :

"Mereka bertanya kepadamu tentang Khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat Dosa besar".[Al-Baqarah 219].

Khamar dapat menjadikan Manusia lupa dari Mengingat Allah serta lalai dalam ber-Ibadah, padahal tanpa meminum Khamar-pun Manusia kadang lupa Mengingat Allah dan tanpa meminum Khamar-pun Manusia kerap lupa diri dalam menjaga segala Nafsu & Emosinya.

"Sesungguhnya Setan itu bermaksud hendak menimbulkan Permusuhan dan Kebencian diantara kamu lantaran Meminum Khamar dan Berjudi itu, dan menghalangi kamu dari Mengingat Allah dan Shalat, maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu". [Al-Maaidah 91].

Al-Quran juga menegaskan adalah kewajiban Manusia untuk selalu Mengingat-Nya disetiap kegiatan keseharian.

"Ingatlah Allah diwaktu Berdiri, diwaktu Duduk dan diwaktu Berbaring". [An-Nisaa 103].

Allah ber-Firman:

"Al-Quran itu adalah Petunjuk bagi orang-orang yang ber-Iman". [Al-Fushshilat 44].

Semoga kita termasuk golongan orang yang Taat & Patuh pada semua Aturan-Nya yang termaktub dalam Al-Quran. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

"Mendirikan Shalat Lima Waktu & Menunaikan Zakat".


 "Mendirikan Shalat Lima Waktu & Menunaikan Zakat".

Al-Quran juga menegaskan bahwa Shalat & Zakat merupakan dua perkara yang tidak dapat dipisahkan, sehingga Rasulullah pernah ber-sabda bahwa siapa yang tidak ber-Zakat maka tidak ada Shalat baginya.

S H A L A T : Walau dikatakan kewajiban, namun tetap saja ada yang tidak menjalankannya.

"Sesungguhnya Shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang ber-Iman”. [An-Nisaa 103].

Bagi yang tidak menjalankan atau tidak mementingkannya, maka ia akan mendapat kesulitan, diantaranya:

•| Tidak akan ber-Iman kepada Allah, tidak akan mendapat Rahmat-Nya dan seluruh Amalnya tidak diterima.

•| Tidak akan mendapat Rezeki yang halal tapi kaya dari Harta yang haram, dan akan selalu mendapat kesusahan dalam kehidupan, walau berkecukupan dalam kekayaan.

Z A K A T : Merupakan kewajiban yang mutlak yang harus ditunaikan pada waktunya demi kebahagian di-Kehidupan Dunia & di-Kehidupan Akhirat.

"Pada Harta-Harta mereka ada Hak orang miskin yang meminta dan orang miskin yang Tidak mendapat bahagian". [Adz-Dzaariyaat 19].

Shalat & Zakat haruslah dilakukan secara berimbang, sebab akan timpanglah bila salah satunya tidak disempurnakan.

Allah ber-Firman:

"Dirikanlah Shalat dan tunaikanlah Zakat". [Al-Baqarah 110].

"Dirikan Shalat dan tunaikan Zakat". [An-Nuur 56].

"Jika mereka ber-Taubat, mendirikan Shalat dan menunaikan Zakat, maka mereka adalah saudaramu seagama". [At-Taubah 11].

"[yaitu] orang-orang yang mendirikan Shalat dan menunaikan Zakat". [Luqman 4].

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.

"Sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar menjadi Petunjuk dan Rahmat bagi orang-orang yang ber-Iman”. [An-Naml 77].

Semoga para kerabat kita semua sudah termasuk orang yang selalu "Mendirikan Shalat & Menunaikan Zakat. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

MAAF SEBAGAI SEBUAH KEBAJIKAN.


MAAF SEBAGAI SEBUAH KEBAJIKAN.

Al-Quran menerangkan bahwa memberi maaf adalah sebuah Amal Kebajikan yang diutamakan disisi Allah, namun banyak orang yang tidak memahaminya.

“Orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”. [Asy-Syura 43].

Adalah sifat Manusia yang marah bila disakiti atau didzalimi, tapi lepaskan Hak Marah itu demi sebuah kebajikan, karena Allah menyukai orang yang memberi maaf.

“Maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. [Al-Maaidah 13].

"Barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka Pahalanya atas tanggungan Allah". [Asy-Syura 40].

Alangkah beruntungnya seseorang bila ia mampu memberi maaf:

•] MEMAAFKAN membuat terlepas dan terbebas dari hal-hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan.

•] MEMAAFKAN justru akan memberi sebuah keuntungan, karena salah satu masalah yang membebani telah berhasil disingkirkan.

•] MEMAAFKAN akan membuat hidup terasa lebih indah dan membuat jiwa menjadi tenteram.

•] MEMAAFKAN mungkin tidak bisa merubah masa lalu, namun setidaknya akan dapat memperbaiki masa depan.

•] MEMAAFKAN memang tidak mudah, tetapi merupakan perbuatan mulia yang termaktub dalam Al-Quran.

Allah ber-Firman:

“Jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [At-Taghaabun 14].

“Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. [Ali-Imran 134].

Sebab itu tidak ada alasan bagi kita untuk berkata 'Tiada Maaf Bagimu" karena segalanya telah dijamin & ditanggung oleh-Nya.

“Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?”. [An-Nuur 22].

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.

"Inilah Ayat-Ayat Al-Quran yang mengandung Hikmah, menjadi Petunjuk dan Rahmat bagi orang-orang yang berbuat Kebaikan". [Luqman 2].

"Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk Peringatan, maka adakah orang yang mengambil Pelajaran?". [Al-Qamar 17].

Semoga kita semua termasuk insan yang mampu memaafkan kesalahan orang lain demi sebuah Amal Kebajikan. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

BER-ISTIQAMAH DEMI KEBAHAGIAAN HAKIKI.


BER-ISTIQAMAH DEMI KEBAHAGIAAN HAKIKI.

Istiqamah merupakan sebuah perjuangan yang Konsisten, Persisten & Konsekuen yang tidak mudah untuk digapai, karena membutuhkan ketekunan serta keyakinan saat mengamalkannya.

Allah ber-Firman:

"Maka tetaplah kamu pada Jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu". [Hud 112].

“Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya”. [Al-Fushshilat 6].

Namun dalam perjuangan tersebut akan selalu ada godaan & hasutan Iblis sesuai dengan sumpahnya, baik dari kiri, dari kanan, dari muka dan dari belakang kita. 

"Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadi Manusia memandang baik segala perbuatan maksiat dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali Hamba-Hamba-Mu yang Mukhlis diantara mereka". [Al-Hijr 39-40].

Untuk keselamatan kita, senantiasalah menjadikan Al-Quran sebagai Pedoman & Petunjuk Hidup kita, serta selalu Mengingat-Nya setiap saat didalam kegiatan keseharian.

Allah ber-Firman:

“Barangsiapa yang berpaling dari Al-Quran, Kami adakan baginya setan yang menyesatkan, maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar”. [Az-Zukhruf 36-37].

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan Shalatmu, ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring". [An-Nisaa 103].

Ber-Istiqamah akan membawa kita kepada kebahagiaan yang Hakiki.

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap Istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka. Mereka itulah penghuni-penghuni Surga, mereka kekal didalamnya sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan”. [Al-Ahqaaf 13-14].

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.

“Al-Quran ini adalah Pedoman bagi Manusia ; Petunjuk dan Rahmat bagi kaum yang meyakini”. [Al-Jaatsiyah 20].

Semoga kita semua akan diberikan kemudahan & kekuatan untuk dapat ber-Istiqamah diatas Ketaqwaan kita kepada-Nya. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

DZIKIR SEPANJANG WAKTU.


DZIKIR SEPANJANG WAKTU.

Kehidupan ini penuh dengan ujian & cobaan-Nya serta penuh dengan gangguan & hasutan Iblis, sebab itu selalulah Mengingat-Nya dikesibukan keseharian dengan ber-Dzikir.

Rasulullah pernah ber-sabda bahwa perumpamaan orang yang ber-Dzikir dengan orang yang tidak ber-Dzikir adalah bagaikan orang yang Hidup dengan orang yang Mati.

Orang yang ber-Taqwa senantiasa Mengingat Allah, selalu ber-Dzikir [Dzikrullah] dalam segala kondisinya, seluruh lorong waktunya diisi dengan ber-Dzikir.

Allah ber-Firman:

“Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat [pula] kepadamu". [Al-Baqarah 152].

Setiap selesai Shalat, ia selalu ber-Dzikir untuk Mengingat-Nya, baik diwaktu berdiri, duduk maupun. berbaring, Dzikir sebanyak-banyaknya tanpa berbatas.

Allah ber-Firman :

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan Shalatmu, ingatlah Allah diwaktu Berdiri, diwaktu Duduk dan diwaktu Berbaring". [An-Nisaa 103].

“Hai orang-orang yang ber-Iman, ber-Dzikirlah dengan menyebut nama Allah, Dzikir yang sebanyak-banyaknya”. [Al-Ahzab 41].

Dzikir merupakan jalan mendekatkan diri pada-Nya, membentengi diri dari tipu daya Setan & berbagai kejahatan yang selalu mengancam, serta memberikan ketenteraman hati ketika menghadapi berbagai bentuk ujian.

"Setan telah menguasai mereka lalu menjadi mereka lupa Mengingat Allah, mereka itulah golongan Setan". [Al-Mujadilaah 19].

"Orang-orang yang ber-Iman dan Hati mereka menjadi tenteram dengan Mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan Mengingat Allah-lah Hati mereka menjadi tenteram". [Ar-Ra'd 28]. 

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya, sebab itu, senantiasalah Mengingat-Nya dengan ber-Dzikir agar tidak menjadi golongan yang sesat.

"Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu Hatinya untuk Mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata". [Az-Zumar 22].

"Janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang Fasik". [Al-Hasyr 19].

Semoga kita semua dapat lebih memahami & mengamalkan seluruh Perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

TINGKATKAN KEIMANAN PADA MALAIKAT.


TINGKATKAN KEIMANAN PADA MALAIKAT.

Ciri orang yang ber-Iman adalah meyakini seluruh Perkara dalam Rukun Iman, maka dikatakan tidak ber-Imanlah seseorang bila belum ber-Iman kepada semua Perkara dalam Rukun Iman.

"Wahai orang-orang yang ber-Iman, tetaplah ber-Iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”. [An-Nisaa 136].

Salah satu Rukun Iman adalah ber-Iman pada Malaikat, sebagai Makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, yang selalu patuh pada segala Perintah-Nya.

"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan untuk mengurus berbagai macam urusan". [Fathir 1].

"Mereka [Malaikat] takut kepada Tuhan mereka yang diatas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka". [An-Nahl 50].

Orang yang ber-Iman akan selalu menjaga segala perbuatannya sesuai dengan Aturan-Nya, karena keyakinannya bahwa ia senantiasa diawasi oleh Malaikat-Malaikat.

“Bagi Manusia ada Malaikat-Malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas Perintah Allah”. [Ar-Ra’d 11].

"Sesungguhnya bagi kamu ada Malaikat-Malaikat yang mengawasi pekerjaanmu, yang mulia disisi Allah dan yang mencatat pekerjaan-pekerjaanmu, mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan". [Al-Infithaar 10-12].

"[yaitu] Malaikat pencatat Amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri". [Qaaf 17].

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.

“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan Ketaatan kepada-Nya”. [Az-Zumar 2].

"Ber-Taqwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang ber-Akal". [Al-Baqarah 197].

"Sesungguhnya kalau mereka ber-Iman dan ber-Taqwa, niscaya mereka akan mendapat Pahala". [Al-Baqarah 103].

Semoga kita semua termasuk sebagai orang-orang yang senantiasa menjaga perbuatan kita selama di-Dunia ini demi keselamatan & kebahagiaan kita kelak. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

BER-TAQWALAH SEBELUM HABIS MASA WAKTU.


BER-TAQWALAH SEBELUM HABIS MASA WAKTU.

Renungan ini mengulas masalah KEMATIAN, yang merupakan sebuah Kenicayaan & Kemutlakan, serta masalah KETAQWAAN, sebelum Kematian itu justru menghampiri kita secara tiba-tiba.

Allah ber-Firman:

"Dimana saja kamu berada, Kematian akan mendapatkan kamu". [An-Nisaa’ 78].

“Sesungguhnya Kematian itu akan menemui kamu”. [Al-Jumu’ah 62].

"Tiada seorang pun yang dapat mengetahui di-Bumi mana dia akan Mati". [Luqman 34].

Waktu Kematian telah tertentukan & dan tak tertangguhkan, tidak dapat ditunda atau dipercepat.

Allah ber-Firman:

"Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan Kematian seseorang, apabila datang waktu Kematiannya". [Al-Munaafiquun 11].

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan Mati melainkan dengan izin Allah, sebagai Ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. [Ali-Imran 145].

Sebagai insan yang ber-Taqwa, sewajibnyalah berpegang pada Al-Quran yang diturunkan sebagai Petunjuk & Pedoman Hidup kita. 

"Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan Ketaatan kepada-Nya”. [Az-Zumar 2].

"Hai orang-orang yang ber-Iman, ber-Taqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya”. [Al-Maaidah 35].

Oleh sebab itu Pahami & Amalkan Ayat-Ayat-Nya sebagai wujud Ketaqwaan kita.

"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling ber-Taqwa diantara kamu". [Al-Hujurat 13]

"Sesungguhnya orang-orang yang ber-Taqwa itu berada dalam Surga". [Al-Hijr 45].

“Allah memberi balasan kepada orang-orang yang ber-Taqwa, yaitu orang-orang yang di-wafatkan dalam keadaan baik oleh para Malaikat, dengan mengatakan kepada mereka: "Salaamun'alaikum, Masuklah kamu kedalam Surga itu, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". [An-Nahl 31-32].

Semoga kita semua dapat menyempurnakan Ketaqwaan kita sebelum Kematian datang menghampiri kita secara tiba-tiba. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

JANGAN SALAH ARAH.


JANGAN SALAH ARAH.

Dalam kegiatan & kesibukan sehari-hari, sebaiknya kita selalu ingat akan kehidupan Akhirat, karena itulah tujuan hidup kita yang sebenarnya.

“Kehidupan Dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya Akhirat itulah negeri yang kekal”. [Al-Mu’min 39].

“Kamu tidak tinggal di-Bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui”. [Al-Mu’minuun 114].

Bila saja kita salah arah didalam menentukan tujuan hidup, maka bisa jadi kehidupan ini hanyalah akan seperti main-main & senda gurau saja, layaknya bagai sebuah permainan Monopoly.

“Tiadalah Kehidupan Dunia ini selain dari main-main dan senda gurau belaka”. [Al-An’aam 32].

Kehidupan didunia ini akan menentukan status & derajat di-kehidupan selanjutnya, oleh sebab itu manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya selagi masih ada kesempatan.

“Masing-masing orang memperoleh derajat sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". [Al-An’aam 132].

Adapun pilihan gaya hidup mutlak berada ditangan kita sendiri, tidak ada yang dapat memaksa atau mempengaruhi, karena kita sendirilah yang kelak akan mempertanggung jawabkannya.

"Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya". [Al-Muddatstsir 74].

"Apakah Manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban?". [Al-Qiyamah 36].

Sebab itu janganlah salah arah dalam menjalani kehidupan ini ; Jadikan dunia ini sebagai tempat mengumpulkan bekal untuk kehidupan selanjutnya, serta jadikan Al-Quran sebagai Pegangan & Pedoman Hidup.

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di-Akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya. Dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di-Dunia, akan Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan Dunia, dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di-Akhirat”. [As-Syuura 20].

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya.

“Al-Quran adalah Pedoman bagi Manusia". [Al-Jaatisyah 20].

"Al-Quran ini memberi Petunjuk kepada jalan yang lurus". [Al-Israa 9].

Semoga kita semua tidak salah arah didalam menjalani kehidupan ini serta selalu ingat akan tujuan hidup kita yang sebenarnya, yakni kehidupan Akhirat yang kekal. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

RUGINYA BILA MENGELUH.


RUGINYA BILA MENGELUH.

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian dari kita pasti pernah mengeluh dengan frekuensi & kualitas keluhan yang berbeda-beda, tergantung dari tingkat pemahaman dan cara pandang kita masing-masing.

"Sesungguhnya Manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah". [Al-Maariij 19-20].

Sabar, ikhlas serta keinginan merubah sebuah keadaan menjadi lebih baik, biasanya akan meminimalisir berbagai keluhan.

"Ber-sabarlah terhadap apa yang menimpa kamu". [Luqman 17].

Namun sebaliknya sikap apriori, pesimis & berburuk sangka terhadap sebuah masalah, malah akan memunculkan berbagai keluhan yang justru menambah masalah baru, seperti menjadi apatis atau putus asa.

"Janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari Rahmat Allah melainkan kaum yang Kafir". [Yusuf 12].

Pada dasarnya mengeluh itu merupakan indikasi tidak bersyukur seseorang atas Nikmat-Nya.

"Sesungguhnya Manusia itu amat ingkar kepada Nikmat". [As-Syura 48].

“Jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya". [An-Nahl 18].

Kebiasaan mengeluh merupakan manifestasi dari rasa tidak puas, serta mencerminkan seolah kita tidak menerima Ketetapan-Nya, padahal jika saja kita bersyukur maka kita tidak akan termasuk golongan orang yang merugi.

"Sesungguhnya jika kamu ber-syukur, pasti Kami akan menambah Nikmat kepadamu". [Ibrahim 7]

Sebab itu tinggalkan kebiasaan yang merugikan ini melalui peningkatan Kesabaran, serta senantiasa ber-Dzikir, demi sebuah ketenteraman ketika menghadapi berbagai masalah, apapun bentuknya itu.

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang ber-sabarlah yang dicukupkan Pahala mereka tanpa batas”. [Az-Zumar 10].

“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang yang Sabar dengan Pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. [An-Nahl 96].

"Orang-orang yang ber-Iman dan hati mereka manjadi tenteram dengan Mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan Mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram". [Ar-Ra'd 28].

Semoga kita semua dapat meninggalkan kebiasaan mengeluh dengan ber-Sabar & ber-Dzikir. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

JAUHI GOLONGAN YANG SALAH.


JAUHI GOLONGAN YANG SALAH.

Dewasa ini ada golongan yang nampak shaleh yang mengajak pada Ketaqwaan tetapi mereka justru MENGERJAKAN HAL-HAL YANG TERLARANG DALAM AL-QURAN. 

“Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka”. [Al-Munaafiquun 4].

Mereka dapatlah disebut sebagai golongan Munafik yang berpura-pura menunjukkan perilaku Keislaman, namun hatinya kufur serta JAUH DARI KETAQWAAN.

“Diantara Manusia ada yang mengatakan: "Kami ber-Iman kepada Allah dan Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang ber-Iman". [Al-Baqarah 8].

Tampilan lahirnya bagaikan orang mukmin yang rajin ber-Ibadah dengan segala atribut Keimanan & Keislamannya, padahal mereka TIDAK MENGAMALKAN SEMUA PERKARA DALAM RUKUN IMAN.

“Bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang ber-Iman, mereka mengatakan: "Kami telah ber-Iman". Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". [Al-Baqarah 14].

Orang-orang seperti ini biasanya lalai akan segala Perintah-Nya dan kebanyakan TIDAK BER-IMAN PADA AL-QURAN. 

"Kecelakaan besarlah bagiku, sekiranya aku dulu tidak menjadikan si Fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran, ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku". [Al-Furqan 27-29].

“Ini adalah Ayat-Ayat Al-Quran. Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu adalah benar, akan tetapi kebanyakan Manusia tidak ber-Iman kepadanya”. [Ar-Rad 1].

Mereka itu semua pastilah kelak akan termasuk sebagai GOLONGAN ORANG-ORANG YANG MERUGI.

“Sesungguhnya orang-orang Munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka”. [An-Nisaa 145].

Oleh sebab itu sebelum terpengaruh mereka dan demi keselamatan diri kita, segeralah MENJAUH DARI GOLONGAN ORANG-ORANG YANG SALAH.

"Orang-orang Munafik adalah orang-orang yang Allah mengetahui yang didalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka". [An-Nisaa 63].

"Pertemanan ibarat sebuah Magnet ; Kita yang terbawa mereka, atau Mereka yang terbawa kita". [BRH-2010].

Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan-Nya serta dapat dijauhkan dari golongan orang-orang yang salah. Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin. [BRH].

Khamis, 30 Januari 2014

Rasulullah Gemar Pakaian Putih

Rasulullah Gemar Pakaian Putih

Ibn Abbas meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud : 

"Hendaklah kalian mengenakan pakaian yang berwarna putih. Orang yang masih hidup antara kalian, hendaklah memakai pakaian putih. Dan orang yang telah meninggal dunia, hendaklah dikafani dengan kain yang putih. Sungguh, pakaian yang berwarna putih itu merupakan bahagian pakaian yang paling baik bagi kalian."

[Hadith Riwayat At-Tirmizi, Abu Daud, Ibn Majah dan Ahmad)

DIRI yang berdiri dengan sendiri kerana diriku inilah Qudrat iIahi


DIRI itu adalah ia berasal dari AKU dan ia adalah satu Tajjali atau Penyataan dari Rahsia Ketuhanan ( AKU ). Keadaan nya pula bersifat halus dan ia merupakan cahaya atau nur yang memancar dan meliputi badan dari dalam nya. DIRI adalah penyata bagi AKU.


DIRI…..adalah rahsia pancaran dariKu dan padanya ada mengandungi rahsia dariKu kerana ia adalah DIRIKU. Pada nya juga ada beberapa sifat yang semula jadi yang telah ditentukan kepada keadaan nya iaitu DIRI. Inilah pada ada perasaan, naluri dan juga kehendak. 

Tempatnya pula dibawah kulit kita ini dan ia meliputi dari dalam dan diri ini ada berbentuk sebagaimana bentuknya badan akan tetapi ia bersifat halus dan hanya dapat kita tahu sahaja jua. Namun gambaran nya boleh dikatakan ianya sebagaimana gambaran luaran ini. Kedudukan nya sebagaimana duduknya badan………

Contoh….diri ini diumpamakan seumpama cahaya pelita yang memenuhi ruangan dan cuba kita perhati bagaimanakah bentuk cahaya itu apabila berada pada ruangan tadi... Sudah tentu ia akan menuruti keadaan ruangan itu sendiri. Dan kalau kita ubahkan keadaan ruangan tadi maka ia akan menuruti juga perubahan ruangan itu dengan cahaya nya. Inilah keadaan DIRIKU.

DIRI……adalah pancaran Nur Ketuhanan menerangi alam nya iaitu badan diri ataupun alam saghir mengisi ruangan dan memenuhi kekosongan pada keadaan badan nya. Dalam bahasa biasa kita gunakan ianya dipangil NYAWA atau JIWA untuk menandakan DIRI itu wujud. 

Maka kita dapat mengetahuinya dengan tanda-tanda hidup iaitu NAFAS dan juga pergerakan-pergerakan semulajadi seperti nadi, darah, jantung maka inilah dia keadaan DIRIKU.

Ingatlah olehmu……didalam peramalan kita maka perlulah kita dapat Mengenal Akan DIRI ini kerana ia merupakan asas bagi Mengenal Tuhan. Untuk itu apabila kau sudah dapat menemuinya maka kau akan tahu betapa besarnya kurnia Tuhan padamu. Untuk itu buatlah penyaksian dan pengakuan dengan sebenar-benar pengakuan kepada tuhan mu agar kau dapat pengakuan darinya.

Fanakanlah keadaanmu itu dan serahkanlah kepadanya moga-moga kau dapat menemukan mutiara hidup yang bernilai tinggi.

Apabila kau temuinya pasti kau akan merasa nikmat didalam hidup ini. Teruskanlah perjalananmu itu. DIRI……..terhasil dari penyatuan molikul-molikul ghaib yang bersatu atas Kehendak Tuhan secara semula-jadi dan apabila bersatu kesemuanya lalu berdirilah ia dengan Kudrat Ilahi…..Hayyun Daaimu la yamut. DIRI…….mengikut ahli hakikat diri ini terbahagi kepada 4 bahagian iaitu…..

1) diri sendiri
2) diri terdiri 
3) diri tajalli
4) diri terperi

Namun kesemuanya itu satu jua hakikatnya. Walau apapun namanya kita tetap berada pada fahaman diriku ini adalah pancaran Nur Ilahi Rahsia Tuhan yang Maha Kuasa. inilah diri yang ku kenal…………DIRI yang berdiri dengan sendiri kerana diriku inilah Qudrat iIahi………..

DIRI……….yang menjalani Perintah dan Amanah Tuhan serta menjalani kerja Tuhan pada Kehambaan selagi ia berbadan. DIRIKU yang ku kenali inilah diriku yang difahami dan yang diduduki.

DIRI….yang menerima dan memberi serta menjalani apa-apa yang diamanahkan oleh Tuhan nya dan ia merupakan orang tengah bagi Sifat Keinsanan dan Ketuhanan. DIRI yang ku kenal inilah yang ku duduki padanya dan ia mempunyai daya seribu daya bagi melakukan kemahuan dan tindakan yang diperlukan.

Ketahuilah olehmu akan siapakah yang dinamakan AKU itu barulah engkau tahu dan mengenal akan hakikat sebenar Rahsia Ketuhananmu. Maka dengan ini ku lampirkan suatu keterangan buatmu dan ku bukakan tabir rahsia untukmu agar kau tahu dan mengerti apakah dan siapakah yang dimaksudkan kepada AKU.

AKU…..adalah kalimah mufrad (satu) dan ia tidak mewakili mana-mana jenis samada lelaki atau pun wanita dan ia melepasi anggapan itu. AKU adalah satu hal yang tidak ada padanya gambaran yang nyata kerana ia bersifat tidak nyata (negatif), dan sesungguhnya AKU itu adalah satu rahsia yang di tajjallikan oleh Tuhan dan ia menjadi Penyata bagi Zatullah.

AKU adalah merupakan Sifat Ketuhanan yang terbit dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Padanya pula terdiri akan Sifat-Sifat Kebesaran Tuhan kerana ia ( AKU) itu adalah Penyata Bagi Zat Tuhan atau dengan kata lain dia (aku) itulah KENYATAAN TUHAN.

Sesungguhnya Zatullah itu tidaklah dapat kita ketahui akan keadaan dirinya dan jauh sekali untuk kita mengatakan dia itu berupa dan macam-macam lagi, kerana ia LAISA KAMISLIHI SAI’UN ……..tidak menyerupai dengan sesuatu apa pun. 

Oleh kerana itulah Tuhan mahu memperkenalkan diriNya maka ia telah menyatakan akan Sifat Ketuhanan Nya dan ia yang bernama AKU.

Dalam Ilmu Hakikat AKU ini digelarkan oleh mereka dengan nama AMAR ROBBI ….urusan tuhan, dan ia membawa makna kepada Keadaan Tuhan padanya. 

Perlu di ingat AKU itu bukanlah Tuhan akan tetapi ianya PENYATA yang dinyatakan Tuhan agar ia nyata maka apabila ia (aku) nyata maka nyatalah Kebesaran Tuhan itu, kerana kalau ia tidak nyata maka Kebesaran Tuhan tidak akan nyata dan kita tidak akan tahu yang Tuhan itu ada walaupun ia ada.

Didalam ilmu yang kita pelajari ini saya ingin menyatakan bahawa AKU itu adalah Ketuhanan dan ia merupakan titik pertama yang dinyatakan Tuhan pada jasadku ini.

Apabila ia berada didalam badan diri ini maka ia telah menjadi diri pula. AKU yang tadinya merupakan titik atau noktah awal kini telah berkembang menjadi diri dan diri itulah Cahaya Ketuhanan yang dinyatakan nya daripada nyalah (aku) mendatangkan kehidupan kepada badan kita ini.

Pada AKU itu ada berbagai-bagai rahsia dan ia merupakan satu Khazanah Tuhan kepada kita ini. Asal kita mahu pasti kita akan dapat sesuatu darinya tetapi dengan syarat kita mesti mengenal dan mengetahui akan keadaaan nya.

AKU yang tidak berupa dan bertampan ini hanya mampu kau tahu sahaja kerana ianya satu hal yang terahsia pada keadaan sifat kezahiran rupa paras dan bentuk. Oleh itu kau hanya mampu tahu dan merasai sahaja akan keberadaanku pada badan dirimu itu.

AKU merupakan induk kepada kehidupan mu itu tanpaku kau akan mati.

Ketahuilah olehmu bahawa AKU itu adalah KETUHANAN dan pada nya ada beberapa sifat yang telah digantungkan oleh Tuhan bagi menyatakan dan mendalilkan akan Kebesaran Tuhan dan dengan nya ( sifat ) ia dapat mentadbir alam badan diri ini.

sifat-sifat itu adalah……..

1) hayat
2) ilmu
3) qudrat
4) irodhat
5) sama’
6) basar
7) kalam

Inilah sifat-sifat nya dan ia dipangil Sifat Ma’ani. Sebenarnya Sifat-Sifat ini ada pasangan nya dan ia terzahir dari pasangan itulah siapakah pasangan nya itu? Pasangan nya itu adalah sifat maknawiah iaitu……..

1) hayyun
2) alimun
3) qodirun
4) muriidun
5) sami’un
6) basirun
7) mutakalliman

Sifat-Sifat ini adalah pasangan nya dan ia menunjukan akan keadaan Tuhan pada Kebesaran Nya itu….maka jelaslah bagi kita ini bahawa AKU itu membawa faham kepada kita dengan makna Ketuhanan (Kenyataan Tuhan).

Adalah Zat dan Sifat itu sebenarnya tidak terpisah dan saya tidaklah mengatakan ianya terpisah akan tetapi dalam menyatakan Kalimah AKU ini . 

Saya menyatakan ianya adalah Penyataan, umpama lampu suluh mengeluarkan cahaya dan menyuluh dinding. Cahaya pada dinding itu adalah cahayanya dan cahaya pada cermin lampu itupun cahaya nya oleh itu adakah cahaya yang berada pada dinding itu terpisah dari lampu dan cahaya pada cermin lampu itu…….tentu tidak bukan, walaupun ianya berjarak dengan jarak yang jauh, kerana ianya adalah tali bertali dari punca yang sama.

Maka tali itulah bagi AKU ianya Sifat Ma’ani dan tali bagi penyambungnya itu adalah Sifat Maknawiah dan ia dari Tuhan jua datang nya. 

MANLA YAKRIF FALA YAKZUK…barang siapa tak mengenal maka tak akan merasai.
Wahai saudara sekalian….kau perlu meletakkan fahaman mu itu dalam hal ini kepada kedudukan AKU kerana itulah asal dirimu dan asal dibalik asalmu itu adalah dari Zat jua adanya, dan semua yang ada ini berasal dari nya iaitu daripada ilmuNya.

Kau jangan bicara tentang keadaan Zat Tuhan kerana kau tak mampu untuk itu. 

Cukuplah kau bicara tentang AKU kerana ia adalah asal mula dirimu dan darinya dirimu terbit. Kata orang bijak pandai “ mengenal diri mengenal tuhan ” dan AKU itulah Zat bagi diri dan diri itu kenyataanku.

AKU…….adalah kenyataan tuhan dan ia adalah sifat kesempunaan nya. Bila AKU menerima badan maka diriku terbit mendatang pula dan aku lenyap didalamnya itulah saya mengatakan ianya adalah Zat Diri, bukan Zat Tuhan, kerana AKU adalah AKU dan AKU bukan TUHAN dan TUHAN adalah TUHAN dan TUHAN bukan AKU, akan tetapi AKU datangnya dari TUHAN AKULAH KETUHANAN.

Renungilah olehmu dengan pandangan basirahmu agar kau tahu dan mengerti dan temuilah AKU. Kehidupan yang kita ada ini merupakan dalil penyataan Af’al (perbuatan) AKU yang mana ia terjadi melalui proses-proses semulajadi. 

AKU…..yang menanggung Amanah Dari Tuhan membawa dan menerima suatu tugas yang besar didalam menjalani kehidupan didunia maupun akhirat.

Ingat-ingatlah………..dalam perjalanan ini pastikan kau meletakkan semua pengharapan kepada AKU kerana AKU itu cukup mencukupi bagi mu. Rahsia Ilahi Yang Maha Kuasa itulah yang menjadi bekalanmu. AKU……..yang hidup tiada mati, kekal tiada binasa menjadi diri bagi badanku sendiri dan kini AKU bergerak pada jalanku iaitu jalan rahsia ilahi………..

AKU adalah rahsia Tuhan Menyata Sifat Yang Maha Esa. Kini aku telah berbadan Hidup didunia sebagai hamba.

RAHSIA HIDUP = Bagi pandangan saya apa yang di sebut oleh BBM mengenai RAHSIA HIDUP itu adalah membawa makna kepada AKU kerana AKUlah yang asal dibalik asal yang maha hidup lagi menghidupkan….kerana ALLAH telah berfirman:
Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum
( Allah tiada Tuhan Dialah Yang Hidup dan Berkuasa )

AKU yang dimaksudkan itu adalah Zat Yang Maha Hidup dan Menghidupkan yang bernama ALLAH dan DIA-lah yang menjadi sumber kehidupan bagi setiap yang hidup ini. Aku-mu atau NUR MUHAMMAD itu adalah DIRI Kenyataan ALLAH yang dibangsakan dengan nama ROHULLAH yang ditajallikan pada badan diri yang merupakan bekas atau medium penyataannya.

ROHULLAH adalah rahsia kehidupan yang merupakan daya-daya bagi badan kerana roh atau aku-mu bagi nya itu adalah Sifat Kesempurnaan ALLAH dan dialah Sifat Kamalat Allah padanya itu tanggungan Sifat Ma’ani ALLAH,iaitu

1-Hayat-hidupku
2-Ilmu-pengetahuanku
3-Qudrat-kuasaku
4-Irodhat-kemahuanku
5-Sama-pendengaranku
6-Basar-penglihatanku
7-Kalam-kata-kataku

Bagi saya inilah yang dimaksudkan oleh BBM iaitu RAHSIA HIDUP kesemua sifat-sifat ini adalah pancaranku ( roh ) atau Kenyataan AKU ( ALLAH )

Didalam istilah tasauf atau tafsiran hakikat AKU itu adalah ALLAH dan AKUmu itu adalah rohani atau NUR MUHAMMAD maknanya kesemuanya itu adalah dari hakikat yang satu jua tidaklah ia terpisah. Inilah RAHSIA HIDUP bagi setiap yang ada, AKU yang maha hidup sahaja yang layak melafazkan kalimah keakuan iaitu AKU dan dialah yang memerintah sekalian alam ini.

Rahsia itu terletak pada rasa.

kita rasa hidup
Kita rasa berkuasa
Kita rasa mengetahui
kita rasa berkehendak
Kita rasa mendengar
Kita rasa melihat
Kita rasa mendengar
Kita rasa berkata-kata

Kita rasa kita yang bersifat 7 sifat ma'ani diatas (dikatakan kita telah mengenal diri) 

BBM telah memecahkan rahsia ini dengan istilah rasa-rasa yang terasa (pada rasa-rasa yang terasa dihujung-hujng jari terkumpulnya 7 sifat maani - kelahiran kedua iaitu lahirnya apa yang diistilahkan dengan diri batin) padanya mengandungi rahsia Tuhan iaitu sifat ketuhanan.

Tugas kita sekarang ini kembalikan sifat maani ini kepada Allah. Bagaimana caranya ?,

caranya hendaklah berani mengadakan pengakuan bahawa sifat maani yang dirasai itu adalah sifat Allah. Sehingga hilang rasa ada diri (Aku diri sudah hilang. Inilah yang diistilahkan dengan fana diri),

Dalam masa yang sama kita masih mempunyai rasa 7 sifat ma'ani tadi tetapi telah menjadi kita yang bukan kita lagi (kata-kata BBM)

Atau istilah ilmu hakikat dipanggil baqo'billah.

Beralih rasa dari rasa diri kepada rasa Allah inilah yang membawa makna kita sedang berada didalam Kalimah tauhid iaitu Laa ilaha illallah,

Tujuan latihan rasa-rasa yang terasa dan gerak menggerakkan sebenarnya untuk merasa kehadiran diri - 7 sifat maani, yang pada mula kita merasainya kita merasakan milik badan, dan dialihkan kepada rasa diri (mengenal diri).

Untuk mengalihkan rasa dari badan diri
yang memiliki sifat maani tadi kepada Allah, kita harus berani mengadakan pengakuan dengan merasakan yang sifat maani yang tadinya kita punyai, sekarang sekarang setelah kita mengaku sifat maani yang sama itu juga adalah milik Allah sebenarnya.

Berlatihlah sehingga rasa kita ada iaitu badan diriku hilang ( sehingga kita sudah tidak ada lagi) yang ada hanya Allah. Lagi sekali diulangi kata-kata BBM iaitu kita yang bukan kita lagi.

Inilah apa yang dikatakan mengenal diri mengenal Tuhan.

Duduk didalam keadaan kita yang bukan kita untuk menjalani kehidupan harian inilah telah terlaksana kalimah Rasul iaitu Muhammadar rasulullah.

Oleh yang demikian rajin-rajinlah kita melaksanakan latihan-latihan sehingga terlaksana kelahiran Manusia Baru. Untuk kemajuan dunia akhirat.

Mertabatkanlah Islam (Manusia Baru) untuk memakmurkan Dunia ini.

Marilah kita sama-sama menjadikan setiap diri kita, keluarga kita, saudara-saudara kita dan orang yang mengasihi kita sebagai Manusia Baru untuk memajukan Dunia ini. Amn

Didalam kita menjalankan tafakur kita tidak perlu memikirkan apa-apa, (contohnya kita cuba berfikir tentang 7 sifat ma'ani ).

Jangan memikirkan apa-apa, cuma mulakan dengan melafazkan dua kalimah syahadah 3 kali,

Rasalah rasa-rasa yang terasa dimana dia terasa....,

Sebutlah ALLAH, ALLAH, ALLAH dengan tidak meninggalkan rasa-rasa yang terasa, jangan cuba memikirkan,, jangan cuba untuk mengingat apa-apa pun, hanya perlu merasakan kehadiran ALLAH ...,

INI ADALAH PANDANGAN PERIBADI SAYA SENDIRI. JIKA TIDAK BERTEPATAN SAYA BERHARAP SAUDARA-SAUDARA BOLEHLAH BETULKAN,

JIKA IANYA SATU KEBENARAN, BIARLAH KITA SAMA-SAMA PRAKTIKKAN, SEMUGA TERLAHIR SERAMAI MUNGKIN MANUSIA BARU YANG AKAN MEMAKMURKAN ALAM INI. AMIN

Hanya yang sedikit yang diperkenalkan kepada kita iaitu KITA YANG BUKAN KITA LAGI. Yang sedikit itu sahaja yang diberikan pengenalannya kepada kita.

Itulah yang sedikit yang selama ini kita rasa kepunyaan kita (mengenal diri), 

Jika kita tidak pulangkan, jika kita tidak kembalikan, jika kita tidak berani mengadakan pengakuan yang sedikit itu adalah kepunyaan dan milik Allah kita masih bertuhankan kepada diri sebab yang sedikit itu diberikan sebagai pengenalan, sebagai petunjuk, sebagai tanda wujudnya bukan untuk dimilik.

Setelah merasakan sifat maani yang 7 pada diri (mengenal diri), beranilah membuat pengakuan bahawa sifat maani itu sifat Allah sendiri (mengenal Allah)

bersedialah berlatih atau didalam istilah yang lebih keugamaan sedikit berperanglah dengan diri sendiri yang ingin memiliki sifat ketuhanan itu untuk dirinya, dengan cara berani mengaku yang sifat maani yang kita rasa selama ini milik kita itu adalah sifat maani Allah sendiri sehingga hilang rasa kita sendiri memiliki, rasa kekitaan sudah tidak ada lagi....

Lakukanlah didalam tafakur kita .....