Pages

Jumaat, 11 September 2015

Apa itu bai`ah ?

Apa itu bai`ah ?
 
Pengenalan Rukun Bai'ah

• Pengenalan Konsep Bai`ah 

Arkanul Bai`ah Muqaddimah Bai`ah adalah satu istilah yang diambil daripada perkataan jual beli,yang berhajat kepada syarat-syarat dan rukun-rukunya. Pengertian bai`ah adalah satu perjanjian dengan memberi sepenuh keta`atan dan kesetiaan kepada seseorang meskipun ianya menghabiskan harta-benda, dan membebankan atau mengorbankan jiwa dan tenaganya selama mana perjanjian itu berada di dalam keredhaan Allah s.w.t. Dan pada masa yang sama di beri ganjaran yang istimewa oleh Rabbul Jalil. Firman Allah s.w.t :


{يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولى الأمر منكم} 

Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman,taatilah Allah dan taatilah rasulnya dan ulil amri di kalangan kamu. An-nisa :59.

Dan Firman Allah s.w.t lagi : 

{إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة يقاتلون في سبيل الله فيقتلون ويقتلون، وعدا عليه حقا في التوراة والإنجيل والقرآن،ومن أوفى بعهده من الله فاستبشروا ببيعكم الذي بايعتم به،وذلك هو الفوز العظيم.} 

Maksudnya: Sesengguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin,jiwa raga,harta benda mereka dengan gentian syurga untuk mereka. Mereka berpegang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau dibunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam kitab Taurat, Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada Allah, maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang palig besar. At-taubat 111.


Sejarah Pensyariatan Bai`ah Firman Allah s.w.t :


لقد رضي الله عن عن المؤمنبن إذ يبايعون  السكينة عليهم وأثابهم فتحا قريبا، ومغانم كثيرة يأخذونها، وكان الله عزيزا حكيما


Maksudnya : Sesungguhnya Allah telah meredhai terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memeri balasan kepada mereka dengan kemenangan yang hampir. Al-fath :18 


• Hakikat Bai`ah .


Bai`ah pada hakikatnya adalah dengan Allah s.w.t tanpa mempersia-siakan dan membatalkan salah satu daripada rukun-rukun bai`ah. Firman Allah s.w.t :

}إن الذين يبايعون الله يد الله فوق أيديهم، فمن نكث فإنما ينكث على نفسه، ومن أوفى بما عاهد عليه الله فسيؤتيه أجرا عظيما { 


Maksudnya : Bahawasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.Tangan allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya nescaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa yang menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya ganjaran pahala yang besar. Al-fath : 10 
.

Tujuan Dan Kepentingan Bai`ah Petikan daripada ayat-ayat di atas, Allah s.w.t telah menerangkan kepada hamba-hambanya yang beriman bahawasanya dialah Allah yang membeli dan orang-orang beriman itu sebagai penjualnya dan bayarannya adalah syurga di akhirat kelak. Dan apabila selesainya bai`ah diantara seseorang mukmin dan tuhannya maka tiadalah harta dan jiwa raganya itu menjadi halangan untuk berjihad dijalan Allah s.w.t , bagi menegakkan kalimatullah لإعلاء كلمة الله هي العليا dan وليكون الدين كله لله .
Daripada konsep bai`ah inilah satu-satunya cara untuk mengembalikan semula kemulian dan kedaulatan Islam yang telah lama dihapuskan oleh golongan kuffar yang ingin melihat Islam itu hanya berkisar pada ibadat semata-mata.
• Bai`ah Dalam Jema`ah

Bai`ah dalam jemaah iaitu di atas jihad pada jalan Allah s.w.t untuk menegakkan kalimah Allah s.w.t dengan diperolehi ganjaran syurga daripada Allah s.w.t pada hari pertemuan nanti berserta kelebihan-kelebihan dan rahmat-rahmatnya.

. Rujukan:
1- Fahmu Usulul Islam (Dr. Ali Abd Halim Mahmud) 

2- Fiqh Da`wah (Mustaffa Masyhur) 

3- Buku huraian Arkanul Bai`ah

Sebenar-benar diri kita ialah Roh diri kita sendiri.

Ingat Diri 
  
Sebenar-benar diri kita ialah Roh diri kita sendiri.
Orang-orang yang lupa pada diri itu berarti orang yang lupa kepada roh.
Orang yang lupa kepada roh berarti orang yang lupa kepada Allah dan orang yang lupa kepada Allah,
termasuk kedalam golongan orang yang tidak mengenal diri.
 
Bilamana kita tidak dapat mengenal diri maka tidaklah ia dapat mengenal Allah.
“Tidak kenal Allah, maka tidak akan ingat kepada Allah”
Bagi mereka yang telah mengenal diri, tidak akan mereka menjadi lupa kepada roh.
Mereka yang tidak lupa kepada diri itu tandanya mereka tidak lupa kepada tuhannya Allah Ta’ala.
 
Allah berfirman: “Keluarlah engkau dari Surga ini, karena tidak pantas engkau berlaku sombong (lupa diri) di dalamnya; oleh sebab itu keluarlah, sesungguhnya engkau dari golongan yang hina”.
 
Mereka yang duduk didalam surga (mengenal diri) tidak seharusnya ada sifat lupa.
Bila lupa akan diri, itu tandanya sombong. Bila sombong menyebabkan lupa diri, bila lupa diri, maka lupa pula kepada Allah.
 
Bagi yang masih ada menyimpan sifat lupa kepada diri artinya juga menyimpan sifat lupa kepada Allah. Apabila kita lupa kepada Allah, menyebabkan kita keluar dari surga Allah. Sebagaimana yang terjadi kepada Adam dan Hawa, ketika memakan buah khuldi.
 
Ingkarnya Adam dan Hawa daripada perintah Allah dengan memakan buah khuldi itu, tidak menyebabkan murka Allah. Yang menjadi kemurkaan Allah ialah lupa kepada Allah selama memakannya.
 
Durhaka untuk mematuhi “INGAT” kepada Allah itu, adalah satu perkara yang tidak dapat diampunkan Allah.
 
Dosa lupa dan lalai itu, menandakan kita telah mensyirikkan Allah.
Karena lupa untuk memandang kepada diri sendiri menyebabkan kita lupa kepada Allah, apabila lupa kepada Allah menyebabkan kita tersingkir dari nikmat surga.
 
Apabila kita lupa untuk memandang kepada diri sendiri dengan sendirinya membuatkan kita lupa untuk memandang Allah. Bilamana lupa untuk memandang Allah, menyebabkan hati kita mudah terpaut untuk memandang dunia sebagai tuan.
 
Apabila kita tidak dapat menikmati nikmat “INGAT” kepada Allah tidaklah Allah itu dapat terdzahir pada sekalian alam.
 

Bilamana Allah tidak dapat didzahirkan atau dinyatakan itulah yang dikatakan lupa atau lalai.
 
Karena lupa atau lalai kepada Allah walaupun sesaat, Syaidina Ali menyebut dirinya “Kafir”
Begitu besarnya martabat atau derajat ingat kepada Allah. Apabila kita telah dapat mengenal diri Walaupun kita telah dapat nikmat surga Allah, namun surga dan nikmat mengenal diri itu, lebih baik dan lebih bahagia dari surga akhirat.
 
Surga akhirat nikmatnya hanya akan dapat dinikmati semasa di alam akhirat saja. Sadangkan surga mengenal diri itu, akan dapat dinikmati selama hayat masih berada didalam dunia hingga sampai kealam akhirat.
 

Nikmat surga dunia dan surga akhirat itu adalah bagi mereka-mereka yang tidak lupa kepada Allah

Selasa, 8 September 2015

MENGENAL AKU HAKIKI

MENGENAL AKU HAKIKI

Untuk mengenal AKU yang hakiki diperlukan ketekunan dan kesabaran dan perlu panduan seorang guru yang ahli dalam bidang kerohanian dan kesufian yang disebut Mursyid, dan banyak berfikir tentang keadaan sekitar dan berzikir serta memohon taufik dan hidayah dari Allah swt.
 
AKU kita ini ibarat sagu, perlu dipecahkan ruyungnya, barulah didapatkan sagunya, memecah ruyung itu hendaklah dengan petunjuk orang yang telah ahli memecahkan ruyung atau yang tahu cara bagaimana memecahnya dan alat pemecahnya pun mestilah yang sesuai.

 AKU yang hakiki yang dikatakan ‘bayangan’ atau ‘ayat’ atau ‘pendzahiran’ Yang Maha AKU yaitu Allah swt, maka itulah matlumat atau ‘destinasi’ yang dituju.
 
Sebelum sampai ke ‘destinasi’ itu perlulah kita mengembara atau berjalan dengan kenderaan atau tanpa kenderaan menuju tempat yang akan dituju, kemudian agar tidak tersesat, kita perlu ‘penunjuk jalan’ supaya bisa sampai ke tempat yang sebenarnya.
 
Sebenarnya kenderaan diperlukan agar lebih cepat sampai, karena kalau berjalan kaki saja tanpa kenderaan sepertinya akan lambat sampai tujuan.
 
Kemudian setelah sampai perlulah kita mendapat pengesahan dari ‘si penunjuk jalan’ bahwa tempat yang kita tuju itu telah sampai, maklumlah karena tempat itu belum pernah kita lihat, mungkin saja kita ragu-ragu apakah benar itu tempatnya.
 
Setelah Sah itulah tempat yang kita tuju, maka tamatlah pengembaraan kita. Apabila kita telah berada dalam tempat yang dituju itu, maka bebaslah kita menikmati dan merasai atau mengalami keadaan di tempat tersebut.
 
Seperti kata orang-orang sufi, ” Barangsiapa kenal dirinya akan kenal Tuhannya”. Mengenal Allah melalui mengenal diri itu adalah jalan atau cara orang-orang sufi. Ini bukan berarti diri kita itu sama dengan Tuhan.
 
Diri kita tetaplah diri kita. Diri kita bukan Tuhan. Allah tetap Allah tanpa sekutu baginya dengan yang lain. Diri kita tetap diri kita juga. Tetapi dengan mengenal diri itu dapatlah kita mengenal Allah.
 
AKU atau diri kita ini adalah ‘ayat-ayat’ atau ‘tanda-tanda’ atau ‘bayangan’ Tuhan. Dzat Tuhan itu, digelar oleh Ahli Sufi sebagai ‘Kunhi Dzat’ (semata-mata Dzat), tidak sampai kedalam pengetahuan atau ilham atau kasyaf kita.
 
Singkatnya ilmu dan kasyaf kita tidak mampu menjangkaunya. Tetapi bayanganNya atau ayat-ayatNya atau pendzahiranNya dapat kita kenali. Matahari itu menyilaukan mata bila langsung memandangnya, tetapi bayangannya dalam air dapat kita pandang tanpa merusakkan mata.
 
Angin tidak dapat dilihat tetapi kalau daun bergoyang itulah tanda adanya angin.Manis tidak dapat dilihat, tetapi gula atau madu dapat dilihat. Inilah perumpamaan atau ibarat. Kita ini ibarat bayangan saja.
 
Dengan bayangan dapat dikenali yang empunya bayang. Dengan melihat daun bergoyang, dapat diketahui adanya angin. Dengan gula dapatlah kita merasai manis.Dengan lada dapatlah kita merasai pedas. Yang paling penting bertanyalah kepada orang yang ahli dalam bidang kerohanian dan kesufian ini.
 
Ingat…! Janganlah bertanya kepada yang bukan ahlinya, karena tiap-tiap ilmu itu ada ahlinya. Ahli ilmu itulah yang faham dan mengerti tentang ilmu yang diketahui dan diamalnya.

Isnin, 7 September 2015

Cahaya Allah itu cahaya, dan yang lain dari Dia tidak ada cahaya.

Cahaya Allah itu cahaya, dan yang lain dari Dia tidak ada cahaya. 
Setiap cahaya adalah Dia, dan cahaya keseluruhan adalah Dia juga. 
 
Cahaya itu adalah sesuatu yang men-dzahirkan atau yang menampakkan yang lain  atau lebih tinggi lagi yaitu sesuatu yang dengannya dan untuknya yang lain di-dzahirkan bahkan lebih tinggi dari itu lagi yaitu sesuatu yang dengannya untuk dirinya dan dirinya yang lain ter-dzahirkan.
 
Cahaya yang sebenarnya ialah sesuatu yang dengannya, untuknya, dan diri yang lain itu ter-dzahirkan atau ternampakan. 

Cahaya ialah yang bercahaya dengan sendirinya. Cahaya itu timbul dalam dirinya, dari dirinya dan untuk dirinya. 

Cahaya tidak datang dari sumber yang lain. 
Cahaya yang demikian itu tidak lain tidak bukan hanya Allah saja. 

Bahwa langit dan bumi ini dipenuhi oleh cahaya, ada dua peringkat cahaya, yaitu pandangan mata dan pandangan akal.
 
Cahaya yang pertama itu ialah apa yang kita lihat di langit seperti matahari, bulan dan bintang,  dan apa yang kita lihat di bumi, seperti cahaya yang menerangi seluruh muka bumi, yang menampakkan semua warna dan bentuk,  binatang,  tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya, dan jika tiada cahaya ini maka tidaklah kita melihat warna, atau tidak ada warna. 
 
Tiap-tiap bentuk dan ukuran besar atau kecil yang terlihat oleh kita adalah diketahui oleh warna,  dan tidak mungkin melihatnya tanpa warna. 
 
Berkenaan cahaya Akal, maka ‘Alam tinggi’ itu dipenuhi oleh cahaya itu, yaitu seperti kejadian Malaikat,  dan ‘Alam rendah’  ini pun dipenuhi oleh cahaya itu yaitu seperti hidup (Nyawa) binatang dan hidup manusia. 
 
Susunan atau keadaan Alam rendah ini didzahirkan dengan cahaya Malaikat. 
Inilah susunan atau keadaan yang disebut oleh Allah; 
“Dialah yang membentuk kamu dari tanah,  dan menampakkan kamu di permukaan bumi, dan Dia menjadikan kamu sebagai Khalifah”
 
Bahwa seluruh alam ini dipenuhi oleh cahaya pandangan dzahir dan cahaya Akal Batin,  dan juga cahaya-cahaya tingkat rendah ini dipancarkan  atau dikeluarkan dari satu kepada yang lain.  seperti cahaya yang keluar dan muncul dari sebuah lampu,  sementara  lampu itu sendiri ialah cahaya
 
Cahaya Kenabian yang tinggi. Ruh-ruh Kenabian itu dinyalakan dari Ruh-ruh yang tinggi,  seperti lampu dinyalakan api tadi,  dan ruh-ruh yang tinggi ini dinyalakan dari satu kepada yang lain.
 
Susunan ini adalah bertingkat-tingkat keatas. Semua ini naik, dan naik ke atas sampai ke cahaya  diatas segala cahaya.  Sumber dan puncak segala cahaya yaitu Allah. 
 
Semua cahaya-cahaya lain adalah pinjaman dari Allah dan Dialah cahaya sebenarnya. segalanya datang dari cahayaNya,  bahkan Dialah segala-galanya. 
 
Dialah yang sebenarnya ada. Tiada cahaya kecuali Dia. Cahaya yang lain hanya cahaya wajah yang menyertaiNya, bukan timbul dari diri mereka sendiri. dengan demikian, wajah dan segala sesuatunya menghadap kepada Dia
 
Firman Allah; “Kemana saja mereka memalingkan muka,  di situ ada Wajah Allah”.
Tiada Tuhan selain Dia,  karena perkataan “TUHAN” itu menunjukkan sesuatu yang kepada Nya semua muka menghadap dalam ibadah dan dalam penyaksian Dialah Tuhan. 

Saya (Imam Ghazali) mengartikan muka atau wajah manusia adalah hati manusia,  karena hati itulah cahaya dan Ruh. 
 
Bahkan sebagaimana; “TIADA YANG DISEMBAH MELAINKAN DIA”, maka begitulah juga ; “TIADA YANG MENYEMBAH SELAIN DIA”, karena perkataan “DIA” itu membawa maksud sesuatu yang boleh ditunjuk. Tetapi dalam tiap-tiap peristiwa dan keadaan kita boleh menunjuk saja. 
 
Setiap kali menunjuk sesuatu,  tunjukkan itu pada hakekatnya adalah kepada Dia,  meskipun  tidak sadar oleh karena ketidak tahuan tentang hakekat dari segala hakekat,  
Seseorang itu tidak mungkin menunjuk cahaya matahari, tetapi boleh menunjuk matahari. 
Maka begitu juga halnya dengan hubungan semua makhluk dengan Allah. 
 
Perumpamaan hubungan makhluk dengan Allah adalah seperti hubungan cahaya matahari dengan matahari. 

Oleh karena itu,  ucapan “TIADA TUHAN SELAIN ALLAH”  adalah ucapan Tauhid kebanyakan orang. 

Tetapi ucapan tauhid sedikit orang (yang mempunyai Makrifat) ialah “TIDAK ADA DIA MELAINKAN DIA”. 

Yang pertama untuk orang awam, dan yang kedua itu untuk “orang khusus”. 
 
Yang kedua itu lebih benar, lebih tepat dan lebih sesuai. sudah sewajarnya orang yang mengucap demikian  itu memasuki Alam Keesaan (Uluhiyah) dan Ketunggalan yang Maha suci dan Mutlak,  Kerajaan Yang Maha Esa dan Maha Tunggal,  dan inilah peringkat atau kedudukan terkahir kenaikkan manusia. 

Tidak ada tingkatan yang lebih tinggi dari itu lagi.  karena “NAIK” itu melibatkan banyak tingkatan seperti melibatkan dua tingkatan naik “DARI” dan naik “KE”. 

Apabila jumlahnya tingkatannya telah lenyap,  maka berdirilah Keesaan. 

Perbandingan tidak ada lagi, semua isyarat atau pengucapan dari  “SINI”  ke  “SANA”  pun tidak ada lagi. Tidak ada lagi  “TINGGI”  atau “RENDAH”.  Tidak ada  “ATAS”  atau  “BAWAH”. 

Dalam tingkatan tersebut, naik ke atas lagi bagi Ruh,  tidak mungkin,  karena tidak ada lebih tinggi daripada yang Paling tinggi. 

Tidak ada tingkat-tingkat di samping Esa dan Tunggal. 
Di sini tingkatan telah habis. 
Tidak ada kenaikkan ‘Mikraj’ lagi untuk jiwa dan ruh. 
Jika ada pun, itu adalah “Pertukaran disini”.
 
Maka pertukaran itu ialah “Turun ke langit yang paling rendah” cahayanya dari atas turun kebawah,  karena yang paling tinggi itu,  meskipun tidak ada lebih tinggi lagi dari tingkat itu,  tetapi ada yang rendah.  Inilah matlumat (tempat paling tinggi) dari segala matlumat. 

Tempat paling tinggi ialah matlumat terakhir yang dicari oleh ruh,  yang diketahui oleh mereka yang tahu dan kenal saja,  tetapi dinafikan oleh mereka yang tidak tahu.  Ini termasuk dalam bidang Ilmu Tersembunyi yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali orang yang mempunyai Makrifat.  

Sekiranya mereka menceritakan ilmu ini,  maka ia akan dinafikan oleh orang-orang yang ‘jahil’ tentang Allah. 

Tidak ada salahnya orang-orang yang mempunyai Makrifat ini menyebut; “Turun ke langit yang paling rendah” yaitu turunnya seorang malaikat, meskipun seorang daripada mereka itu telah tuduh membuat keterangan yag kurang wajar. 

Dia tenggelam dalam Keesaan Allah, dan berkata,  bahwa Allah telah  “Turun ke langit paling rendah”  bahwa penurunan ini adalah penurunannya,  diibaratkan kepada cara-cara keadaan Alam dzohir,  maka digunakan perumpamaan tersebut. 

Dia (orang yang tenggelam dalam Keesaan Allah itu) itulah yang dimaksudkan oleh sabda Nabi Muhammad saw.; 
“Aku menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar, matanya yang dengannya dia melihat, lidahnya yang dengannya dia bercakap”. 

Jika Nabi itu menjadi telinga, mata dan lidah Allah, maka Allah sajalah yang mendengar,  melihat, bercakap.  

Dialah juga yang dimaksudkan dengan dengan firmanNya kepada Nabi Musa; 
“Aku sakit,  tetapi engkau tidak mengunjungi Aku”. 

Menurut ini,  pergerakan badan orang-orang yang betul-betul beriman dengan Kesaan Allah itu adalah dari langit yang paling rendah itu,  dan Akalnya dari langit yang lebih tinggi dari langit yang kedua itu. 

Dari langit Akal itu dia naik ke atas  ke tempat di mana  makhluk tidak boleh naik lagi, yaitu Kerajaan Ketuhanan Yang Maha Esa, 
Tujuh lapis dan setelah itu “Dia duduk di atas singgahsana” tauhid dan disitu “Memerintah” seluruh lapisan-lapisan langit itu. 
 
Orang telah tamat pengembaraan sedemikian rupa,  maka ayat ini boleh dipakai kepada dia; “Allah menjadikan Adam menurut bayanganNya” Apabila ayat ini direnungi dan difikirkan secara mendalam,  maka diketahulah bahwa maksudnya adalah serupa dengan kata-kata; 
“Akulah Yang Haq (Tuhan)”.  “Maha suci Aku” atau sabda  Nabi saw.

bahwa Allah berfirman; 
“Aku sakit,  tetapi engkau tidak mengunjungi Aku” dan “Akulah telinganya, matanya dan lidahnya”. 

Baiknya sekarang kita hentikan pembahasan ini karena saya (Imam Ghazali) pikir saudara belum pernah mendengar lebih dari apa yang telah saya sampaikan ini

7 Hukum Alam


7 Hukum Alam

.
1. Hukum Sebab Akibat

.Hukum ini merupakan hukum kehidupan yang fundamental. Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita memiliki sebab khusus. Pemikiran adalah sebab, dan kondisi adalah akibatnya. Maka apapun pemikiran yang Anda tebarkan akan berkulminasi pada suatu tindakan yang menimbulkan akibat. 

Inilah padanan mental dari hukum fisika Newton bahwa “setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sebanding dan berkebalikan”, dan hukum ini berlaku dengan prinsip yang sama.
 
Karena hukum alam tidak bisa dipastikan, maka penting bagi Anda untuk mengingat apa yang Anda inginkan dan bukan apa yang tidak Anda inginkan. Kualitas berbagai hubungan, misalnya, merupakan hasil dari apa yang telah Anda tebarkan dalam hubungan-hubungan tersebut.
.
2. Hukum Daya Tarik

Apa yang secara dominan Anda pikirkan akan menarik orang-orang dan lingkungan yang harmonis dengan pikiran-pikiran itu ke dalam kehidupan (seperti yang dikatakan dalam Law of Attraction). Secara metafisik, makin besar vibrasi yang Anda keluarkan, makin besar daya tariknya. Proses ini mirip dengan Hukum Resonansi.

Anda selalu menarik semua hal yang Anda pikirkan, baik itu positif maupun negatif. Akal sehat senantiasa mengatakan apa yang sebaiknya Anda kerjakan, meskipun seringkali terdapat kesepakatan yang mencegah Anda untuk melakukannya.

3. Hukum Kreativitas
.
Di luar dua energi interaktif, yin dan yang, jantan dan betina, muncul energi yang ketiga. Terdapat pasokan ide yang melimpah ruah, yang siap untuk Anda ubah, dan seluruhnya secara dramatis akan mengembangkan potensi, kebahagiaan, dan sukses Anda. 

Segala hal yang tercipta di dunia ini adalah hasil interaksi kedua energi yang saling bertentangan, tapi saling melengkapi. Keduanya berada dalam diri kita, tapi hanya akan efektif jika dimanfaatkan dan diseimbangkan.

.4. Hukum Substitusi

.Anda tidak bisa sekadar berhenti melakukan sesuatu. Keinginan kuat atau ketetapan hati sebesar apapun tidak akan tahan dengan kekosongan atau kevakuman yang terjadi terus- menerus. Untuk menghentikan suatu kebiasaan atau sikap, Anda mesti mencari penggantinya. 

Gantikan pemikiran tentang apa yang tidak Anda inginkan dengan pemikiran tentang apa yang Anda inginkan. Tidak ada sesuatu yang bisa menghilang sama sekali: sesuatu tersebut harus digantikan atau disalurkan ulang dengan substitusi.

.5. Hukum Pelayanan

.Berhentilah melayani orang lain dengan cara yang sebenarnya tidak Anda inginkan, karena imbalan yang Anda peroleh akan selalu sama dengan pelayanan Anda. 

Memberi perlakuan kepada orang lain di balik meja dengan cara yang sama dengan di depan meja, pada akhirnya akan berlangsung dengan prinsip yang sama. Anda akan selalu diimbali dengan proporsi yang persis sama dengan nilai dari layanan Anda kepada orang lain.

.6. Hukum Penggunaan

.Kekuatan alami apapun, bakat atau talenta, akan mengalami kemandekan jika tidak digunakan. Sebaliknya, akan menjadi semakin kuat jika makin sering dimanfaatkan. 

Ilustrasi yang sangat baik digambarkan dalam kisah seorang tua yang memperlihatkan kepada Rossetti, si pelukis terkenal, beberapa lukisan yang baru saja dibuatnya pada masa pensiun. Rossetti dengan sopan menjawab bahwa lukisan-lukisan itu biasa-biasa saja

Si lelaki tua kemudian memperlihatkan beberapa lukisan lain yang dibuat oleh seseorang yang lebih muda. Rossetti langsung memuji dan mengatakan bahwa di pelukis ini tentu sangat berbakat. 

Melihat orang tua itu memperlihatkan gejolak emosi, Rossetti pun bertanya apakah yang melukis itu anaknya. “Bukan. Itu lukisan saya sendiri sewaktu muda. Tapi saya tergoda untuk melakukan hal yang lain dan melupakan bakat melukis saya”, jawab si lelaki tua.Bakat si lelaki tua telah melenyap. Manfaatkanlah, atau Anda akan kehilangan kekuatan alami itu.
.
7. Hukum Tujuh

Urut-urutan kejadian berjalan mengikuti Hukum Tujuh atau Hukum Oktaf. Saat not atau nada dasar dimainkan, setiap not diulang bunyinya beberapa kali dan kemudian menghilang intensitasnya. 

Hukum Tujuh berarti bahwa tidak ada kekuatan yang terus-menerus bekerja dengan arah yang sama. Setiap kekuatan bekerja dalam kurun waktu tertentu, kemudian menghilang intensitasnya, lalu berubah arah atau mengalami perubahan internal.

Tidak satu pun di alam ini yang berkembang mengikuti garis yang lurus. Dan demikian pula dengan kehidupan Anda. Tapi setelah Anda bisa menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip itu, Anda mengalir mengikuti arusnya, bukannya berlawanan.

Hukum Tujuh memperlihatkan bahwa tak ada satu pun kekuatan yang cuma berkembang ke satu arah, dan bahwa energi terus berkembang bahkan di tengah rintangan dan interval. 

Sebagaimana oktaf, segala sesuatu dalam kehidupan ini berjalan dengan vibrasi. Tanpa vibrasi takkan ada gerakan, dan dengan demikian tak ada aktivitas yang bisa berjalan dengan cara apa pun juga.

Badan yang dzahir

 
Badan kita yang dzahir ini adalah pendzahiran diri kita yang batin. Diri kita yang batin itu gaib dari pandangan mata kasar.

Untuk melihat yang batin itu diperlukan bayangannya yaitu diri kita yang dzahir ini. Maka itulah dikatakan badan kasar itu hanya ‘sarung’ atau ‘tunggangan’ atau ‘sangkar’ bagi badan yang gaib itu.

Apabila nyawa berpisah dari badan, maka tinggallah badan itu dan lama kelamaan jadi  hancur kecuali dengan kehendak Allah, ada juga badan yang tidak hancur setelah lama nyawa meninggalkannya. 

Tetapi pada umumnya badan akan hancur binasa. Itulah dikatakan dari tanah kembali semula ke tanah.

Ada juga orang melihat dalam dunia ini ‘bayangan’ atau ‘badan’ orang yang telah lama meninggal dunia muncul berlakon dan beraksi sebagaimana hidupnya dalam dunia dahulu. Itu bukanlah badan orang itu sebenarnya.

Badannya telah hancur binasa. ‘bayangan’ atau ‘badan’ itu adalah dari unsur alam mithal.
Alam mithal adalah alam yang halus, yang penghuninya atau kandungannya tidak hancur. Ia bukan Roh semata-mata dan bukan pula badan semata-mata. Ia adalah antara kedua unsur itu.

Bahwa Diri kita terdiri dari tiga unsur yaitu unsur badan yang akan hancur kecuali yang dikehendaki Allah untuk tidak hancur, unsur mithal yang tidak hancur tetapi tersimpan dalam ‘alam mithal’ dan unsur ketiga ialah roh dan ini selama-lamanya hidup, tidak hancur dan tidak kembali lagi ke dunia nyata ini.

‘Badan’ atau ‘bayangan’ orang yang telah mati yang kelihatan oleh orang dalam dunia ini dan berlaku seperti mana ia hidup di dunia dahulu, sebenarnya adalah berunsur mithaliyyah (mithal). 

Sesekali ia kelihatan oleh orang yang hidup dalam dunia ini persis sebagaimana hidupnya dahulu, bahkan berkata-kata dengan orang yang berada dalam dunia ini. Ini telah banyak terjadi di mana saja dalam dunia ini, baik di Barat atau di Timur.

Setelah kita faham alam yang tiga itu, maka tidaklah kita heran kenapa ada orang yang  melihat si anu dan si anu padahal orang itu telah meninggal dunia. Alam mithal ini ada tetapi tidak kelihatan kecuali mereka yang dibukakan hijab untuk melihat alam itu dan para penghuninya.

Setiap orang hendaklah mengenal akan dirinya yang sebenar-benarnya, yaitu yang berunsur rohaniah, agar dia tidak mensia-siakan hidupnya di dunia fana ini.

Hidup kita bukan di dunia ini saja. Hidup kita berkelanjutan, kekal abadi tiada ujungnya. Nilai buruk atau baik bukan dilihat dari segi kekayaan harta, pangkat atau jabatan yang diperoleh di dunia ini. Melainkan nilai baik dan buruk seseorang bergantung kepada iman dan amal soleh seseorang itu.

Dengan kenalnya kita kepada diri yang sebenar itu, maka kita tidak akan putus asa, tidak takut, tidak bimbang dalam mengarungi bahtera hidup kita ini.

Hal ini karena kita tahu diri kita adalah kekasih Allah. Sebenarnya Allah mengasih diri kita lebih dari ibu mengasihi anak kesayangannya.
Ia Maha Kasih Sayang terhadap hamba-hambanya.

Dengan mengenal diri kita, maka tidaklah kita takabur, sombong, congkak, dengki, iri hati, khianat karena kita tahu siapa diri kita sebenarnya.

Jika dinisbahkan dengan Allah swt, kita tiada apa-apa, hanya ayat-ayatNya saja.

Jika dinisbahkan dengan makhlukNya, diri kita adalah penguasa dan pengurus.

Allah menjadikan alam dan makhluk untuk kita, dan menjadikan kita untuk Dia

Prinsip Rahmat.

Prinsip Rahmat.   

: Hendaklah seseorang menyematkan didalam lubuk hatinya perasaan kasih terhadap semua kaum Muslimin sama ada yg besar atau kecil. Hak-hak sesama Islam perlulah ditunaikan dengan memuliakan dan menghormati mereka.       

Apabila prinsip ini telah bersemadi di dalam diri seseorang dan ia berpegang teguh dengannya, maka Allah melimpahkan ke seluruh jasadnya akan cahaya rahmat IIahi dan ia dapat merasakan kemanisannya.

Ini bererti, ia telah mendapat sebahagian besar dari pusaka peninggalan Rasulullah SAW iaitu rahmatnya sebagaimana Allah Taala berfirman : surah Al Anbiya: 107. " Dan tidaklah kami mengutuskan kamu ( wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat kepada sekelian alam".      

Ini jugalah maksud sabda Rasulullah SAW: " Sesungguhnya Allah mempunyai tiga kehormatan, sesiapa yg menjaganya nescaya Allah menjaga urusan agama dan dunianya. Sesiapa yg tidak menjaganya, nescaya Allah tidak memberikan apa-apa kemudahan untuknya: Iaitu kehormatan Islam, kehormatanku ( Rasulullah) dan kehormatan keluargaku".

NASEHAT SYEIKH BAGI MEREKA YANG TELAH WUSHUL

NASEHAT SYEIKH BAGI MEREKA YANG TELAH WUSHUL...

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memberi nasihat: “Jika engkau telah sampai (wushul) kepada Allah Ta’ala, maka engkau akan didekatkan kepada-Nya dengan nikmat kedekatan dan taufiq-Nya.

Wushul kepada Allah ‘Azza wa Jalla bererti engkau keluar dari lingkaran bergantung kepada makhluk, kecenderungan pada hawa nafsumu, keinginan dirimu dan angan-anganmu, lalu engkau akan kokoh berdiri bersama Tindakan dan Kehendak-Nya (Allah) tanpa membuat gerakan (merasa semuanya dari dan bersama hak Sifat2 Allah) apa pun di dalam dirimu juga di dalam makhluk-Nya dengan merasa bukan dari keinginan dirimu sendiri, melainkan dengan hakikat hukum, perintah, dan Tindakan/perbuatan Allah. Ini adalah keadaan fana yang dapat dikatakan sebagai wushul (sampai kepada Allah).

Wushul kepada Allah tentu berbeza dengan sampainya kita kepada makhluk ciptaan-Nya yang masih berada dalam batas hukum-hukum akal. “Tak satu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS Asy-Syura [42]: 11). Mahasuci Allah dari keserupaan dan kemiripan dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya.

Di kalangan ahl al-wushul (Orang yang telah wushul) telah dikenal beberapa ciri khas masing-masing yang telah diberikan Allah dan antara satu orang dengan orang lainnya berbeda. Allah Azza wa Jalla memiliki rahsia tersendiri dengan para Rasul2, Nabi2, dan wali2. Banyak hal yang tak diketahui oleh orang lain, kecuali hanya Allah dan orang tersebut (washil).

Hingga ada pula seorang murid yang memiliki rahsia (pengalaman) tersendiri yang tak diketahui oleh Syeikhnya. Begitu pula sebaliknya, ada seorang Syeikh yang memiliki rahsia dan pengalaman tersendiri dengan Allah yang tidak diketahui oleh murid-muridnya, meskipun si murid sudah mendekati ambang pintu hal sang Syeikh.

Ketika seorang murid telah mencapai keadaan (spiritual) sang Syeikh, maka ia akan disendirikan dan dipisahkan dari Syeikhnya. Lalu, Allah sendirilah yang kemudian mengasuh dan memberi rasa ketidakebergantungan kepada semua makhluk-Nya.

Dalam hal ini, Syeikh seperti seorang inang pengasuh yang berhenti menyusui sang bayi setelah dua tahun, juga dari menyusui makhluk setelah lenyapnya hawa kecenderungan dan keinginan diri.

Sang Syeikh hanya diperlukan selama murid masih memiliki hawa dan keinginan yang harus dihancurkan. Dan, setelah keduanya musnah, maka sang Syeikh pun tidak diperlukan lagi (hanya Allah), sebab si murid sudah tidak memiliki kotoran dan kekurangan.

Jadi, jika engkau telah wushul kepada Allah sebagaimana saya jelaskan, maka berlindunglah senantiasa dari segala selain-Nya (lepaskan drp bergantung kpd selain Allah... As Shomad).

Jangan engkau melihat wujud apa pun selain hakikat wujud-Nya, dalam hal baik sisi mudharat dan manafaat, memberi dan menolak, takut dan harap, namun Dialah sesungguhnya ahli Taqwa dan ahli Maghfirah.
Pandanglah selalu Tindakan(Perbuatan)-Nya sambil menunggu perintah-Nya, menyibukkan diri dengan laku ketaatan-Nya, membedakan diri dari seluruh makhluk-Nya di dunia dan Akhirat.”

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Adab As-Suluk wa At-Tawassul ila Manazil Al-Muluk

Antara tanda orang yang mendapat "TAUFIK" dari Allah

Disebutkan di dalam kitab Hikam Al Imam Ibnu Athoillah As Sakandari RahimahuLlah:
Antara tanda orang yang mendapat "TAUFIK" dari Allah ada tiga...
Orang yang ada tiga tanda ini, maka inilah orang yang mendapat "TAUFIK" daripada Allah:
1. Tanda pertama adalah orang ini "DIPERMUDAHKAN OLEH ALLAH" untuk dia buat ibadah walaupun dia tiada niat untuk membuat benda baik.
Dia jadi mudah nak buat kebaikan,jadi mudah untuk sembahyang malam,jadi mudah untuk membaca Quran,jadi mudah untuk ke masjid, jadi mudah untuk taat pada ibu bapa.Walaupun dia tak ada niat.
Ini tanda pertama orang yang mendapat "TAUFIK" dari Allah..
Disebutkan oleh Imam Ghazali RahimahuLlah:
"Sesungguhnya orang yang BANYAK DOSA kepada Allah itu menyebabkan dia menjadi PAYAH/SUKAR untuk beribadah kepada Allah ."
Kita ini bila dosa banyak payah bangun sembahyang malam, kita ini bila banyak dosa payah nak baca Quran,kita ini bila banyak dosa payah nak buat kebaikan,kita ini bila banyak dosa payah nak datang ke masjid,kita ini bila banyak dosa payah nak taat pada ibu bapa.
2. Tanda kedua adalah Allah "MENJAUHKAN" dia dari melakukan "MAKSIAT". Walaupun dia berusaha ada niat nak buat jahat dan maksiat tapi Allah jauhkan diri dia dari melakukan maksiat itu. Dia usaha nak buat jahat, dia usaha tak nak datang masjid dan majlis ilmu tapi Allah ringankan dia duduk di dalam masjid dan mendengar majlis ilmu walaupun asalnya dia ada berniat tak nak datang pun.
Itu tanda kedua orang yang mendapat "TAUFIK" dari Allah..
Disebutkan di dalam hadis Nabi Sallallahu 'Alaihi Wasallam:
"Antara tanda orang yang Allah sayang kepada seseorang hamba itu adalah Allah menjemput dia datang ke Rumah Allah walaupun rumahnya jauh dari Masjid."
Rumah dia jauh dari masjid tapi dia datang ke masjid.Itu tanda orang yang mendapat "TAUFIK" dan "HIDAYAH" oleh Allah.
Orang ini adalah orang yang "ALLAH SAYANG".
Sebaliknya,orang yang "ALLAH BENCI" adalah walaupun rumahnya di tepi masjid saja.Itu belum tentu lagi dia akan datang di Rumah Allah untuk solat secara berjemaah kerana Allah tidak memilihnya walaupun rumahnya dekat dengan Masjid.
3. Akhir sekali tanda orang yang mendapat "TAUFIK" adalah orang yang Allah berikan kepada dirinya untuk "MELIHAT/NAMPAK KEAIBAN DIRINYA".
Dia nampak "KELEMAHAN DIRINYA" lalu dia "BERDOA" kepada Allah.
Dia nampak diri dia "LEMAH", dia nampak diri dia "BANYAK DOSA", dia nampak diri dia ada "SALAH" maka dia tak nampak "KEAIBAN ORANG LAIN" melainkan hanya nampak aib dirinya sendiri bukannya aib orang lain.
Dia lebih "SIBUK MENGHUKUM HATINYA" daripada sibuk menghukum hati org lain(sangka buruk).
العاصي حاقر فى الدنيا والاخرة.

KISAH YANG SANGAT MENGESANKAN

قصہ رائعہ جدآ

KISAH YANG SANGAT MENGESANKAN

أحببت أهديها لمن أحب
Ku ingin hadiahkan kepada orang yang kucintai
كان هناك شيخ يعلم تلاميذه العقيدة
Ada seorang guru agama yg mengajarkan Aqidah kepada murid2nya
يعلمهم لا إله إلا اللـه يشرحها لهم
Dia mengajarkan "La ilaaha illallah" kepada mereka & menjelaskan maknanya
يربيهم عليها أسوة بما كان يفعل رسول الله صلى الله عليه وسلم
Mendidik mereka dengan keteladanan Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-
عندما كان يعلم أصحابه العقيدة ويغرسها في نفوسهم
Ketika mengajarkan aqidah beliau berusaha menanamkanya ke dalam jiwa murid-muridnya
وكان الشيخ يحب تربية الطيور والقطط
Sang guru itu senang memelihara burung & kucing
فأهداه أحد تلاميذه ببغاء
Lalu seorang muridnya pun menghadiahkan padanya seekor burung kakak tua
ومع الأيام أحب الشيخ الببغاء
Makin hari sang guru pun makin suka dgn burung itu
وكان يأخذه معه في دروسه
Dan sering membawanya pada saat mengajar murid-muridnya
حتى تعلم الببغاء نطق كلمة لا إله إلا الله.
Sehingga kakak tua itu pun belajar mengucapkan kalimat tauhid "La ilaha illallah"
فكان ينطقها ليلا ونهارا…
Burung kakak tua itu pun mampu mengucakan (laa ilaaha illallah) siang & malam
وفي مرة وجد التلاميذ شيخهم يبكي?
Suatu ketika murid-murid mendapati sang guru sedang menangis
وينتحب وعندما سألوه
Ketika ditanya beliau pun menjelaskan dengan terbata- bata
قال لهم هجم القط على الببغاء وقتله
Kucing telah menerkam kakak tua dan membunuhnya
فقالوا له لهذا تبكي .
Mereka pun bertanya dgn hairan: kerana inikah engkau menangis!!
إن شئت أحضرنا لك غيره وأفضل منہ ..
Kalau engkau menginginkan, kami mampu datangkan burung yang lain bahkan yg jauh lebih baik
رد الشيخ وقال لا أبكي لهذا …
Sang guru berkata: bukan kerana itu aku menangis
ولكن أبكاني أنه عندما هاجم القط الببغاء
Tetapi... Yang membuat aku menangis adalah: ketika diserang kucing
أخذ يصرخ ويصرخ إلي أن مات
Burung itu hanya menjerit2 saja sampai matinya
مع أنه كان يكثر من قول لا إله إلا الله
Padahal dia sering sekali mengucapkan kalimat "laa ilaaha illallah"
إلا أنه عندما هاجمه القط نسيها
Tetapi ketika diterkam kucing ia lupa kalimat tersebut
ولم يقم إلا بالصراخ .
Tidak mengucapkan apapun kecuali hanya menjerit & merintih!!!
لأنه كان يقولها بلسانه
Kerana waktu hayatnya ia hanya mengucapkan "laa ilaaha illallah" dengan lisannya saja
فقط ولم يعلمها قلبه ولم يشعر بها .
Sementara hatinya tidak memahami dan tidak menghayatinya
ثم قال الشيخ :
Sang guru pun berkata
أخاف أن نكون مثل هذا الببغاء
Aku khawatir kalau nanti kita seperti kakak tua itu
نعيش حياتنا نردد لا إله إلا الله
Saat kita hidup mengulang-ulang kalimat "laa ilaaha illallah"
بألسنتنا وعندما يحضرنا الموت ننساها
Dengan lisan kita, tapi ketika maut datang kita pun lupa
ولا نتذكرها؛ لأن قلوبنا لم تعرفها
Tidak mampu mengingatnya, kerana hati kita belum menghayatinya
فأخذ الطلبة يبكون؛ خوفا من عدم الصدق في لا إله إلا اللـه
Kemudian para muridnya pun menangis, khawatir tidak jujur terhadap kalimat tauhid ini
ونحن.... هل تعلمنا لا إله إلا الله بقلوبنا !!!!
Dan kita sendiri... adakah kita telah menanamkan kalimat "laa ilaaha illallah" ini ke dalam hati sanubari kita?
ما ارتفع شيء إلى السماء أعظم من الإخلاص ،
Tidak ada sesuatu pun yg naik ke langit yang lebih agung berbanding keikhlasan
و لا نزل شيء إلى الأرض أعظم من التوفيق
Dan tidak ada sesuatu pun yang turun ke bumi yang lebih agung dari taufiq Allah
..و بقدرالإخلاص يكون التوفيق
Sesuai kadar keikhlasan kita taufiq Allah kita dapatkan
من روائع ما وصلني ..
Ini termasuk hal-hal menarik yang sampai kepadaku
إهداء لمن أحبهم

Hadis Palsu

Hadis Palsu

Pengenalan

Hadis mawdu’ atau hadis palsu adalah;

1. Hadis yang diriwayatkan oleh perawi dusta.

2. Perkhabaran yang direka-reka dengan menyandarkan ia pada Nabi saw, sahabat atau tabi’in dengan pembohongan atas sebab muslihat tertentu.

3. Hadis yang direka lalu disandarkan kepada Nabi saw sama ada secara sengaja atau tidak sengaja.

Kelahiran Hadis Palsu

Mereka yang mula-mula melibatkan diri dalam mencipta hadis palsu adalah golongan syiah. Ia berkaitan dengan keadaan politik ketika itu. Antara faktor utama kelahiran hadis palsu adalah;

1. Pertelingkahan politik terutamanya antara pengikut Muawiyah r.a dan Ali r.a.

2. Golongan yang membenci Islam baik secara individu, perkumpulan mahupun pemimpin yang kehilangan kuasa dalam pemerintahan Islam ketika tersebarnya Islam ke serata dunia. Mereka mencipta hadis palsu yang memesongkan akidah dan menimbulkan kekacauan.

3. Pertelingkahan mazhab dan fahaman. Mereka mencipta hadis palsu terutamanya dalam bab fiqah dan ilmu kalam (falsafah).

Antara Cara Mengenali Hadis Palsu

Di antara strategi paling besar musuh Islam untuk meremehkan, mencela serta menghapuskan Islam dan penganutnya adalah dengan cara membuat hadis palsu. Pemalsuan hadis berlaku kepada semua bab dalam Islam samada dalam bab akidah, ibadah, hukum dan sebagainya.

Berbagai-bagai jenis hadis palsu yang direka kerana para musuh Islam ini tahu hadis itu sebahagian dari sumber agama Islam. Mereka menyerang hadis kerana mereka tidak mampu memalsukan Al-Quran. Walaubagaimanapun, mereka tidak tahu bahawa hadis juga termasuk dalam pemeliharaan Allah Ta’ala.

Berikut adalah beberapa hadis yang mudah kita kenali kepalsuannya dan ada pula memerlukan perhatian khusus samada dari segi sanad mahupun matannya. Antara contoh kepalsuan yang memerlukan perhatian dari segi sanad;

Contoh satu :

Dari Ibnu Abas r.a : Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah kamu berserban nescaya bertambah kesopanan kamu.” HADIS PALSU [002 – Bab Pakaian] Himpunan Hadis Daif dan Palsu

Bukan mudah untuk mengetahui perihal sanad ini tetapi kita boleh melihat pembukuan yang telah dilakukan oleh ulama hadis (zaman kita ini telah menjadi mudah kerana telah dihimpun dan dibukukan). Antara yang mengatakan hadis tersebut palsu adalah Imam Ibnul Jauzy dan Imam Ahmad yang mengatakan perawinya Sa’id bin Salam dan Ubaidullah adalah berpenyakit (pembohong dan suka mereka-reka hadis).

Contoh dua :

“Barangsiapa yang taklid (mengikuti membuta tuli) seorang alim maka dia bertemu dengan Allah dengan selamat.” HADIS PALSU (tanpa sanad) [009] Hadis Lemah dan Palsu

Hadis di atas langsung tidak mempunyai sanad. Ertinya ia hanya percakapan kosong orang-orang jahil sahaja.

Contoh tiga :

Antara contoh kepalsuan dari segi matan yang kononnya Nabi saw bersabda;

“Bahawasanya Allah mengadu sakit matanya, maka para malaikat pun melawat-Nya.”

“Nabi itu umpama nasi.”

“Tempat yang paling disukai syaitan adalah panggung wayang.”

Kesemua hadis di atas (contoh tiga) sangat mudah kita mengenalinya kerana ia langsung tidak masuk akal, menyalahi Al-Quran dan hadis sahih lainnya, maksud yang lucu, bahasa yang lemah dan sebagainya.

Hanya orang yang kurang akal sahaja yang mempercayainya. Tetapi berbeza dengan hadis yang memerlukan perhatian sanad, kadangkala matannya sahih tapi sanadnya tidak. Apa yang penting adalah sanadnya.

Antara Tujuan Pemalsuan Hadis

Selain dari mencetuskan huru-hara dalam Islam, mereka yang membuat hadis palsu ini juga adalah kerana;

1. Fanatik – Taksub dengan mazhab masing-masing, fanatik bangsa, semangat kenegerian dan seumpamanya.

2. Mencari rezeki dan kekayaan – Inginkan nama, pangkat, melariskan jualan dan sebagainya.

3. Mendampingi (membodek) pemerintah – Mengampu pemerintah kerana inginkan pangkat dan sebagainya.

4. Pencerita – Supaya dapat menjadi terkenal. Kadangkala diciptanya hadis petua ini dan itu lalu disandarkan pada Nabi saw agar dapat menarik perhatian orang ramai agar orang mengenalinya sebagai orang yang berilmu.

5. Salah faham dan jahil dalam agama – Perkara ini adalah yang paling merbahaya kepada masyarakat Islam kerana biasanya orang-orang ini berpakaian seperti ulama tetapi akalnya singkat kerana jahil. Mereka menyangka membuat hadis palsu demi kebaikan umat Islam dibolehkan. Ini adalah perkara yang sangat buruk. Antaranya mereka mengatakan;

“Perselisihan umatku adalah rahmat.” HADIS PALSU (tanpa sanad) [001] Hadis Lemah dan Palsu

Apakah kesan hadis ini? Hadis ini membuatkan umat Islam akan lebih lemah dan keilmuan hadis akan semakin hilang. Selain itu umat Islam akan menyangka perbalahan dalam Islam adalah perkara yang dibenarkan dan mengambil mudah perkara ini yang akhirnya akan menjadi barah dalam masyarakat.

Tidakkah mereka perhatikan di dalam Al-Quran, dimana Allah Ta’ala melarang umat Islam saling berbantah-bantahan yang boleh menyebabkan mereka menjadi pengecut, lemah dan hilang kekuatan ? (Rujuk : Surah [8] Al-Anfaal : 46]

Ahad, 6 September 2015

CIRI-CIRI DALAM MA’RIFATULLAH

CIRI-CIRI DALAM MA’RIFATULLAH

Seseorang dianggap ma’rifatullah (mengenal Allah) jika ia telah mengenali
1. asma’ (nama) Allah
2. sifat Allah dan
3. af’al (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam ini.

Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan :
1. sikap shidq (benar) dalam ber -mu’amalah (bekerja) dengan Allah,
2. ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah,
3. pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa yang membuatnya bertentangan dengan kehendak Allah SWT
4. sabar/menerima pemberlakuan hukum/aturan Allah atas dirinya
5. berda’wah/ mengajak orang lain mengikuti kebenaran agamanya
6. membersihkan da’wahnya itu dari pengaruh perasaan, logika dan subyektifitas siapapun. Ia hanya menyerukan ajaran agama seperti yang pernah diajarkan Rasulullah SAW.

MEMBELA NASIB MUSLIM YANG DITIMPA MALANG

MEMBELA NASIB MUSLIM YANG DITIMPA MALANG

وعن ابن عمر رضي الله عنهما أنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلا يُسْلِمُهُ. مَنْ كَانَ فِي حَاجَة أخِيه، كَانَ اللهُ في حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كرَبِ يَومِ القِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَومَ القِيَامَةِ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

TERJEMAHAN
Dari Ibnu 'Umar رضي اللّه عنهما bahawasanya RasululLah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Seorang Muslim adalah bersaudara dengan Muslim yang lain. Maka dia tidak boleh menindas dan menghinanya. Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang melepaskan kesusahan seorang Muslim maka Allah melepaskannya daripada kesusahan di Akhirat. Barangsiapa yang menutup keaiban seorang Muslim maka Allah menutup keaibannya pada hari Kiamat." (Mafhum HR Al Bukhari dan Muslim)

PENGAJARAN
1. Seorang Muslim dilarang keras daripada menzalimi dan menjatuhkan maruah saudaranya yang lain.

2. Sebaliknya dia mestilah membela nasib saudaranya yang ditimpa malang kerana besar kelebihan memenuhi hajat, melepaskan kesusahan dan menutup keaiban sesama Muslim.

3. Allah "melayan" hambaNya sama seperti layanan hamba tersebut kepada orang lain seperti yg disebutkan dalam satu hadith yang masyhur: "Orang2 yang pengasih akan mendapat kasih sayang Allah yang Maha Pengasih. Maka kasihilah mereka yang berada di bumi ini nescaya kamu akan dikasihi oleh mereka yang berada di langit (Allah dan para malaikatNya)."

Wallahualam.

Sabtu, 5 September 2015

11 KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMA’AH DALAM KEHIDUPAN.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين و على آله وصحبه اجمعين. أما بعد:

11 KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMA’AH DALAM KEHIDUPAN.

Disyariatkan bagi kaum muslimin untuk melaksanakan shalat berjamaah, karena di sebalik itu ada kemaslahatan dan kebaikan yang sangat banyak dalam kehidupan muslim itu  sendiri.

Allah SWT  berfirman dalam al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 43 :

وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

Ertinya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Rasulullah SAW   bersabda:

إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ

Ertinya:
“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim).

Dalam riwayat yang lain  Rasulullah SAW  bersabda:

مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ

Ertinya:
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau kampung  yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).”(HR. Abu Daud, An-Nasai).

Dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 650).
Selain yang telah disebutkan pada Rubrik Manhaji edisi ini, berikut ini beberapa hikmah lain shalat berjamaah.

Pada TAZKIRAH hari ini, USM ingin mengulas sedikit tentang  beberapa hikmah shalat berjamaah antara lain.

1. Sholat berjama’ah akan melahirkan sikap saling menyayangi, mengasihi, dan saling mencari tahu keadaan sebagian mereka atas sebahagian yang lain.

Di antara faedah shalat berjamaah, jika salah satu dari jamaah tidak hadir, yang lain akan menanyakan tentang dirinya.

Apabila sakit atau ada uzur syar’i, mereka pun akan mengunjungi dan menjenguknya, dengan itu tenteramlah mereka.

Namun, jika yang menyebabkan tidak hadirnya adalah karena sikap meremehkan, bermalas-malas, dan yang lain, mereka pun akan menasihati dan memperingatkan dengan tegas tentang bahaya dari meninggalkan shalat berjamaah.

2. Sholat berjama’ah akan menumbuhkan perasaan cinta kasih dan persahabatan.

Dalam sholat berjama’ah yang  dilakukan, maka  bertemunya manusia satu dengan yang lain dan saling berjabat tangan, menjadi sebab timbulnya perasaan cinta kasih dan persahabatan yang terjalin dengan baik.

3. Sholat berjama’ah akan dapat saling mengenal antara satu sama lain .

Menjadi suatu kebiasaan dan kewajaran, apabila kaum muslimin shalat berjamaah di masjid atau  di surau, kemudian di samping  mereka ada orang baru, mereka akan bertanya, siapa dia? Siapa orang baru yang shalat bersama kita? Dari sinilah terjadinya saling mengenal.

Faedah yang lain, mungkin  orang baru tersebut adalah kerabat Anda, sehingga mengharuskan Anda untuk menyambung persaudaraan tersebut.

4. Sholat berjama’ah akan menampakkan syiar Islam.

Termasuk salah satu syiar Islam yang sangat mulia adalah Sholat berjama’ah. Dengan demikian, apabila manusia shalat di rumah, tidak akan membawa  syiar Islam tersebut kepada yang lain.

5. Sholat berjama’ah akan menampakkan kemuliaan kaum muslimin dalam kehidupan.

Hal ini terlihat ketika kaum muslimin dalam jumlah yang banyak memasuki masjid untuk  mendirikan  sholat berjama’ah. Dengan demikian menampakkan kemuliaan umat islam tersebut.

6. Dengan  sholat berjama’ah, umat Islam akan dapat mengawal, menahan/menguasai diri sendiri.

Dengan shalat berjamaah, seorang muslim akan dapat membiasakan diri untuk mengikuti gerakan imam dengan saksama.

Jika imam takbir, ia pun harus takbir. Ia tidak boleh mendahului, tidak boleh tertinggal jauh dengan imam, dan tidak boleh bersamaan, tetapi mengikuti. Hal ini akan membiasakan seseorang untuk dapat menahan dan menguasai diri.

7. Sholat berjama’ah akan dapat  menumbuhkan jiwa  kebersamaan.

Dalam shalat berjamaah akan  terwujud barisan shaf yang lurus, rapat, dan teratur.

Hal ini membawa  kesan seolah-olah seorang Muslim  sedang berada dalam barisan jihad.

Firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah ash- Shaf ayat 4:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَانٌ مَّرْصُوصٌ

Ertinya:
“Sesungguhnya Allah SWT  menyukai orang-orang yang berperang di jalan- Nya dalam barisan yang teratur.” (QS. ash- Shaf: 4)

Kaum muslimin yang berada dalam barisan jihad menjadi  yakin, apabila terbiasa berada dalam barisan yang teratur ketika  melaksanakan shalat berjama’ah. 

Kebiasaan seperti ini akan menjadi perantara bagi mereka untuk mengikuti pemimpinnya saat berada di barisan perang sehingga tidak akan mendahului ataupun terlambat menjalankan perintahnya.

8. Sholat berjama’ah akan dapat mengingatkan muslim terhadap shaf para malaikat di sisi Allah SWT.

Dengan demikian , bentuk pengagungan mereka kepada Allah SWT dan kecintaannya kepada malaikat-malaikat Allah SWT akan semakin  bertambah.

9. Sholat berjama’ah akan dapat  melahirkan jiwa persamaan.

Ketika shalat berjamaah di masjid, akan berkumpul dan bertemu orang yang paling kaya dengan orang yang paling miskin.

Pemimpin berdiri di samping bawahannya, penguasa berdiri di samping rakyatnya, dan yang muda berdiri di samping yang tua. Dengan kondisi ini, manusia akan merasakan persamaan (tingkat dan kedudukan).

Oleh sebab itu, kita diperintahkan untuk merapatkan dan meluruskan shaf ketika  sholat berjama’ah untuk mengajar  manusia  jiwa  persamaan  disisi Allah SWT,  meskipun status  sosial yang  berbeza.

10. Perkara paling utama dalam melaksanakan Sholat berjamaah adalah beribadah semata-mata karena Allah SWT.

Hal ini menunjukkan  bahawa semua  pelaksanaan ajaran Islam  itu bermulanya  dengan keikhlasan niat. Agar  ibadah  tersebut  bernilai positif.

11. Sholat berjama’ah akan dapat mengingatkan umat Islam  atas keadaan di masa lalu.

Hal ini  seolah-olah mengingatkan kita, seolah-olah imam yang memimpin shalat adalah Rasulullah SAW dan yang menjadi makmumnya  adalah para sahabat.

Keadaan ini menumbuhkan adanya keterikatan generasi akhir umat dengan generasi awalnya, memberikan dorongan yang kuat kepada umat Islam untuk mengikuti jejak salafus sholeh  dan meneladani kehidupan mereka.

Perasaan ini akan mendorong muslim  menjadi orang yang benar-benar salafi, baik dalam hal akidah, amal perbuatan, tingkah laku, maupun metode agama (manhaj)nya.

Ya Allah jadikan kami hamba-Mu yang dapat menjaga ibadah dalam hidup kami. Istiqomah kan kami ya Allah  agar mampu  melaksanakan  ibadah  tersebut  di sepanjang  hidup kami.  Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam.
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam USM. (Ustaz Sihabuddin Muhaemin).

Catatan:
ILMU ITU HANYA MILIK ALLAH SWT UNTUK DISEBARKAN.
SILA KONGSIKAN DENGAN SESAMA SAUDARA.
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. Insya-Allah. Aamiinn !!!!!

Kritik Dan Saran Yang Membina Sangat Dialu-alukan.
Sila tlp/sms kami, USM (012-6653988).
Atau layari laman facebook:
USM - Sihabuddin Muhaemin.

TERIMA KASIH. 
(Shah Alam, Khamis 20 Dzulkaedah  1436 H).B