METODE CARA MENGENAL TUHAN
(NOL)
”semua mahluk itu gelap”
Konsep NOL dalam ketauhidan untuk BERTUHAN merupakan hal yang paling pokok, didalam kitab-kitab suci apapun terutama Al Quran sudah di jelaskan dengan jelas dan gamblang karena untuk menemukan Tuhan atau yang kita sebut dengan ketauhidan manusia mutlak tidak akan mampu karena yang Maha Hidup dan yang Maha Ada itu hanya satu itulah yang disebut Tuhan, dalam bahasa agama itulah Allah.
Karena yang Maha Satu itu Allah, manusia untuk menemukan Tuhan yang Maha Satu adalah Allah, untuk mentauhidkan dan meng-Esakan Allah yang Maha Satu mutlak harus dimunculkan kekuatan Allah, karena selain Allah adalah tiada dan ini merupakan konsep tauhid yang paling penting “Laa Ilaaha Illallah” (tiada Tuhan, tiada yang mampu, tiada yang menciptakan, tiada yang hidup, tiada yang kuasa, kecuali hanya satu “Allah”), disini mengandung arti kalau kita menemukan Tuhan atau Allah dengan hakiki dan benar-benar meng-Esakan maka manusia harus mampu meniadakan diri, dan meniadakan semuanya inilah yang kami sebut dengan istilah NOL.
MengeNOLkan (meleburkan, memfana’kan) diri dan semuanya, bahwa semua yang ada ini adalah bukan Tuhan, maka dia adalah ciptaan artinya diciptakan itulah yang disebut NOL, tapi NOL disini bukan NOL angka bukan NOL nilai tapi disini adalah NOL “Ungkapan jiwa bahwa manusia, dunia seisinya itu tidak ada artinya harus NOL dan harus tiada karena yang ada hanya Allah”. Itu adalah kesadaran yang harus tertanam didalam hati.
Itupun dikuatkan didalam Al Quran surah Ar Rahman [55] ayat 26 -27 dikatakan:
26. Semua yang hidup adalah binasa, mati, lebur (NOL)
Itu semua artinya yang hidup, yang ada, itu adalah rusak, mati, dan tiada. Dalam bahasa Al Quran ini harus diyakini bahwa semua itu rusak, semua itu tidak ada, semua itu akan hancur (NOL) dan ini harus disadari dihati bukan hanya diakal.
27. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
Disitu dilanjutkan yang kekal berarti yang ada itu adalah Dzat Tuhanmu (Allah yang Maha Perkasa dan Maha Mulia).
Dan ayat ini butuh diterapkan dan bukan hanya diangan-angan, tapi benar-benar dirasakan didalam hati.
Dikatakan “kulluman alaiha faan” yang artinya diri kita yang hidup, itu lebur, fana’,tiada, dan mati berarti diri kita harus lebur, harus fana’, tiada, tidak mampu dan harus mati itulah NOL.
Ketika merasa pandai itu harus disadari bahwa bukan milikku, dan perasaan itu harus dibuang jauh-jauh dalam istilah mudahnya harus diNOLkan, baru kalau bisa begitu kita akan bisa menemukan Tuhan bukan dengan sinyal akal dan pikiran tapi hati ada kekuatan rohani, karena ketika kita NOL, ketika kita kosong, ketika kita meniadakan diri, saat itulah kekuatan yang Maha Ada ada didalam jiwa kita, itulah yang disebut Tajalli.
Kalau dalam bidang lain, orang yang kenal dengan Allah itulah orang yang ma’rifat kepada Allah. Ma’rifat artinya kenal bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa, kalau ada bukan milik kita itulah milik Sang Pencipta.
.
.Yang kedua, kekuatan NOL itu sendiri itu tidak hanya dengan angan-angan tapi harus dengan metode mujahadah, karena mujahadah adalah merupakan kuncinya hidayah.
Ndak ada artinya kita membahas ilmu NOL, konsep NOL, membahas tauhid kalau tidak ada hidayah dari Allah, maka semua hanya fatamorgana
NOL itu adalah meniadakan diri dari pengakuan-pengakuan perasaan aku, dan itu harus tertanam didalam jiwa kita, dimasukkan didalam hati, ditenggelamkan kedalam samudera tauhidNya dengan mujahadah yang banyak,
didalam surah Az Zumar ayat 30 itu dikatakan:
“Sesungguhnya kamu itu adalah mati ” kata-kata kamu itu mati artinya kamu itu tidak mampu apa-apa, kamu itu ciptaan asalnya tidak ada dan itu harus disadari.
Maka sayapun bertanya:
Apa ada orang mati merasa pintar?
Apa ada orang yang mati beraktifitas?
Apa ada orang yang mati menjagakan lain-lainnya?
Jawabannya tidak ada dan mustahil!
Maka Innaka mayyitun “sesungguhnya kamu adalah mati” orang itu mengetrapkan meniadakan diri (NOL) .
untuk menemukan Tuhan manusia harus merasa tidak ada baru muncul yang Maha Ada, karena Allah tidak mau disekutukan “Laa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syariikalahu” tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu baginya.
Maka bagaimana kita menemukan yang Maha Esa, kita menemukan Allah yang Maha Tunggal kalau kita masih merasa ada?
Karena tiada sekutu bagiNya, maka tidak mungkin Allah yang Maha Hidup bersanding dengan makhluk yang dihidupkan, maka ketika kita berhadapan dengan Allah saat itu kita harus lebur, disitulah Allah harus menang, disitulah Allah harus ada, dan ketika kita merasa ada maka hanya akal yang mengatakan Allah ada tapi dia tidak menemukan Allah didalam jiwa dan rohaninya.
Maka sejauh mana pentingnya NOL? Sangat penting, bahkan harus disampaikan kepenjuru dunia, karena dunia akan aman, dunia akan selamat karena ketauhidan yang murni hanya Allah, Allah titik.
Untuk mencapai Lillah Billah harus Istighrooq maksudnya harus ditenggelamkan semua, artinya NOLkan sampai titik NOL, merasa tidak ada karena yang ada hanya Allah, “Laa Maujuda Illallah” artinya tiada yang wujud, dirimu juga tidak wujud, NOL, baru hanya Allah yang ada,. artinya sebelum kamu NOL kamu tidak akan menemukan DIA (Allah).
Ingat dalam Al Quran: “Kullu Syaiin Haalikun”, Al Qashas[28]- 88:
Segala sesuatu itu NOL, rusak, lebur, Illa Wajhah berarti pada saat posisi kita NOL, posisi kita merasa tidak ada, posisi kita merasa lenyap, posisi kita merasa tidak ada apa-apa, bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa maka Illa Wajhah kecuali
Allah yang ada, maka Allah akan menampakkan jatidiriNya.
Sekali lagi kami perjelas bahwa NOL itu bukan angka, NOL disini adalah meniadakan diri artinya mengetrapkan Ilmu Billah (memfana’kan diri) karena yang wujud adalah ALLAH.
Laa Maujuda (tiada yang wujud/NOL) Illallah (hanya Allah), tolong camkan!
Ini hanya soal bahasa bukan soal prinsip, kita memakai metode apapun silahkan yang penting manfaat bagi JAMIAL ALAMIN, jadi tolong kalau ada ketidakpahaman .tentang konsep metode NOL ini harus dikonfirmasikan
surah Al Qashash[28]: 88 dijelaskan bahwa “jangan sekali-kali kau sampingkan, kau sandingkan, kau sembah Tuhan selain Allah” dan “Segala sesuatu itu rusak” rusak disini artinya tidak ada, berarti NOL, tiada, kecuali Allah.
“Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah”
Ar Rahmaan[55] 26-27:
“Semua yang hidup akan binasa” artinya semua yang hidup itu NOL, rusak, tiada kecuali Allah.
Az Zumar[39] 30:
“Sesungguhnya kamu adalah mati (NOL, tidak ada apa-apa, tidak bisa hidup, tidak bisa bergerak, tidak bisa bernafas) dan semua adalah mati (NOL)”
Dikuatkan dengan dzikir yang ada:
Laa Ilaaha Illallah wahdahu laa syarikalah, artinya tiada, tiada pendamping, tiada sekutu, tiada Tuhan (NOL) selain Allah.
Didalam kitab Al-Hikam:
Al Kaun Kulluhu Dhulmah, artinya semua makhluk itu gelap, hampa, NOL, tiada.
Sudah jelaslah ayat-ayat itu menunjukkan bahwa yang ada dan yang wujud adalah Allah, selain Allah adalah tidak wujud, hampa
Maka saat berhadapan dengan Allah saat itu kita harus lebur (NOL), sebab apabila ada Allah dan ada kita saat itu syirik (menyekutukan Allah dengan dirinya),
Inilah yang disebut dengan tenggelam kedalam samudera tauhid, ketika dia mendengar, melihat, menemukan, bernafas ia sadar itu semua pemberian atau fadhal dari Allah.
Intermezo
Ternyata timbulnya suatu permasalahan dijagat karena hati manusia menjadi Tuhan, maka ketuhanan (tauhid) harus menggeser Tuhan Tuhan liar yang ada didalam hatinya umat manusia.
Didalam surah Al Anbiyaa’[21] 22
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa.”
Apalagi Tuhan didalam hati kita, didalam hatinya umat ada Tuhan Tuhan lain selain Allah (aku mampu, aku kuasa) sehingga tidak menjagakan Allah sebagai Tuhan kita, yang haji menjagakan hajinya, yang beramal menjagakan amalnya, yang intelektual menjagakan akalnya, kalau itu menjadi Tuhan Tuhan liar didalam hati maka jelas hancurlah kita semuanya.
Konsep NOL adalah meniadakan diri dan orang yang meniadakan diri ini terus menerus akan bersama Tuhan. Orang yang bersama Tuhan yaitu adalah orang yang mampu meniadakan diri, ketika ia lebur kedalamNya maka muncullah kekuatan dahsyat yang tak terhingga yang mampu merubah segalanya, Dialah Kekuatan Agung (Allahu Akbar).
Tidak mustahil semua akan berhenti, karena ketika melakukan dia tidak pernah merasa melakukan, sebab yang melakukan Dia yang Maha Ada. Kalau Dia yang Maha Ada pasti semuanya itu akan berhenti, jangankan perang dunia, kiamatpun akan berhenti apabila masih ada orang berdzikir ingat Allah.
Tapi dzikir Allah yang mana sehingga kita mampu untuk meniadakan diri? Ketika melantunkan dzikir Allah, tapi sayang hati kita merasa mampu menjangkaunya, maka dipastikan kekuatan agung itu tidak akan kunjung hadir karena Allah masih kita sekutukan dengan perasaan mampu kita.
Maka ketika dzikir Allah.. Allah… merasa NOL dan tidak mampu, terlatih meniadakan diri, maka kekuatan inilah yang mampu mencegah kiamat apalagi perang dunia ketiga.
Itu semua ada didalam konsep Wahidiyah dan ini harus digali bukan hanya Sholawat Wahidiyah secara bungkus tapi rohnya Wahidiyah harus .dimunculkan dizaman ini.
.
konsep NOL ini, mungkin akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mungkin kurang paham atau dianggap menyimpang, sudah saya terangkan sejelas-jelasnya, tapi apapun kami adalah Al Fakir yang hina, yang backgroundnya bukan orang yang alim tapi sama dengan teman-teman disini.
Ingat…!!! Akhlaq tertinggi dan termulia adalah leburnya diri (NOL) dihadapan TuhanNya, karena sudah jelas bahwa kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa!
Maaf
bila sulit di fahami
tolong abaikan saja.
Dan bila kurang faham
silahkan bertanya via inbox
dengan catatan
sama sama belajar
saya bukan ustad
bukan kiayi
bukan ahli agomo
saya wong fakir
wong bodo
wong edan
yang mencoba untuk sekedar berbagi.
SALAM
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.