MENGENAL ANASIR DIRI
September 2, 2016
(As Sajdah ayat 7-9)
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kepadanya RUH (ciptaan)-NYA, Dan Dia menjadikan bagi kamu:
–PENDENGARAN,
–PENGLIHATAN, dan
–HATI;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
(Asy Syams ayat 7-8)
Demi Jiwa serta penyempurnaannya
Maka Allah MENGILHAMKAN kepada JIWA (NAFS) itu JALAN KEFASIKAN
dan KETAKWAANNYA…
Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam kitab (Lauhul Mahfuz).
Al Araaf (7):37.
Orang-orang golongan bahagia mereka akan dipermudahkan untuk melakukan amalnya orang-orang bahagia. Adapun golongan orang celaka, dia juga pasti akan mengarah pada amalnya orang-orang celaka.
Terjemahan Sahih Muslim Bk.4, 575 (1994); Terjemahan Sahih Al Bukhari Bk. 8, 402 (1987).
Kenalilah diri ini dengan ILMU dari Al Qur’an dan Al Hadist, maka kita tidak perlu lagi mencari-cari JATI DIRI kita dengan berbagai cara yang aneh-aneh, penuh acting dan lamunan serta khayalan.
Mengenali diri lewat Ilmu hanya butuh waktu satu atau dua menit saja.
Mengenali diri lewat lamunan dan khayalan butuh waktu yang lama dan praktek yang sangat aneh-aneh…
Maka ketika kita melihat seseorang dengan segala tingkah, polah, dan kurenahnya, maka kita sudah paham saja dengan ILHAM apa yang sedang diturunkan Allah kedalam HATI nya. Apakah Ilham Takwa atau Ilham Fujur.
Kita sudah paham saja bahwa dia tidak akan pernah bisa menolak peranannya sesuai dengan ilham yang sedang dia terima itu. Sebab dia akan dipermudah untuk menjalankan peranannya itu.
Dia juga diilhamkan dengan alasan-alasan yang sangat tepat dan masuk akal atas peranannya itu. Logis sekali.
Kita juga sudah paham saja bahwa pemeran hakiki dari peranan itu sebenarnya adalah Dzat… yang tidak berjantina dan tidak bersifat.
Peranan dan pemeran dari peran-peran yang terlihat itu hanyalah Sifat-sifat yang menutupi Dzat saja. Dan Sifat-sifat itu tak lain dan tak bukan adalah KETETAPAN ALLAH jua.
Lalu kita pun paham bahwa ternyata Allah lah, melalui Ketetapan-Nya (QADA dan QADAR) yang sudah TIDAK berubah lagi sejak Firman KUN, yang sedang bersenda gurau dengan sedikit Dzat-Nya……
Tidak ada lagi tanya “kenapa ?…”
Tidak ada lagi memikirkan dan menetapkan, “seharusnya begini dan begitu…”.
Karena tanya KENAPA , MENETAPKAN, serta MEMIKIRKAN itu adalah tanda-tanda bahwa kita MASIH WUJUD.
Padahal kalau kita kenal Allah dan kenal diri kita, maka kita akan sadar bahwa diri kita adalah TIDAK WUJUD.
Lalu kitapun hidup macam biasa saja: kalau lapar, makan; kalau haus, minum; kalau diberi tugasan, laksanakan; kalu ngantuk, tidur; kalau capek, istirahat…; kalau lucu, tersenyum; kalau sedih, menangis. Seperti anak kecil saja….
Kalau harus marah, ya marah…!. Tapi kita sudah paham pula bahwa yang memarahi dan yang dimarahi adalah Dzat juga.
Mata melihat
Telinga mendengar
Tapi MULUT JAHIT atau TUTUP dari berkata-kata.
Diam dan tersenyumlah dengan senyuman MAKRIFATULLAH
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.