Pages

Sabtu, 21 Disember 2013

AJARAN TASAWUF YANG MURNI

AJARAN TASAWUF YANG MURNI
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيم 
 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Dalam sebuah Hadits dinyatakan bahwa Agama Kita ISLAM ini meliputi 3 (tiga) unsur terpenting, yaitu :

1. Islam,

2. I m a n,

3. I h s a n.

Islam itu sasarannya syari’at lahir, umpamanya: sembahyang, puasa, zakat, naik haji, perdagangan, perkawinan, peradilan, peperangan dan perdamaian. Iman itu sasarannya I’tiqad (kepercayaan), umpamanya: bagaimana kepercayaan kita (keyakinan dalam hati) terhadap اَللّهُ, Malaikat-malaikat, Rasul-rasul, Kitab-kitab Suci, Kampung Akhirat, Hari Berbangkit (Hari Kiamat), Surga, Neraka, Qadar baik dan Qadar Buruk (takdir).

Ihsan sasarannya adalah akhlak, budi pekerti, kebathinan yang bersih dari syirik, bagaimana menghadap اَللّهُ, bagaimana muraqabah dengan اَللّهُ, bagaimana membuangkan kotoran yang melekat dalam hati yang mendinding kita dengan اَللّهُ, bagaimana Takhalli, Tahalli, dan Tajalli. Inilah yang dinamakan sekarang dengan Ajaran Tasawuf. Hadits yang kami maksud tersebut di atas adalah sbb: Artinya :

"Dari Saidina Umar bin Khathab ra., beliau berkata : “Pada suatu hari ketika kami bersama-sama Rasulullah SAW, datang seorang laki-laki berpakaian putih dan rambut hitam, tetapi tidak nampak bahwa ia orang musafir dan kami tidak seorangpun yang kenal dengan orang itu. Ia duduk berhadapan dengan Nabi dengan mengadu lututnya dengan lutut Nabi dan meletakkan tangannya di atas pahanya.
 
Lalu ia bertanya: Hai Muhammad, coba ceritakan kepadaku tentang Islam.
 
Nabi menajwab: Islam ialah engkau akui bahwa tiada Tuhan yang hak disembah selain اَللّهُ dan Muhammad itu Rasulullah, engkau kerjakan sembahyang, engkau kerjakan zakat, engkau lakukan puasa bulan Ramadhan, engkau naik haji kalau mampu”.
 
Laki-laki itu menjawab: “Benar”.
 
Kami heran, kata Umar bin Khathab. Ia bertanya dan ia pula yang membenarkan.
 
Lalu ia bertanya lagi: Coba ceritakan tentang Iman!

Nabi menjawab: Iman ialah supaya engkau percaya kepada اَللّهُ, Malaikat-Nya, Rasul-Nya, Hari Akhirat (Kiamat) dan percaya dengan takdir (qadar) buruk dan baik-Nya.
 
Ia menjawab : Benar !
 
Ia bertanya lagi: Apa Ihsan itu ?

Nabi menjawab : Bahwa engkau menyembah اَللّهُ seolah-olah engkau melihat-Nya, tetapi kalau engkau tidak dapat melihat-Nya, maka Ia selalu melihat akan engkau. Ia bertanya lagi : Kapan Hari Kiamat ? Nabi menjawab: Yang bertanya lebih tahu dari yang ditanya. Ia bertanya lagi : Coba ceritakan tanda-tandanya! Kalau sudah melahirkan budak akan penghulunya dan kalau sudah bermegah-megah dengan rumah-rumah tinggi si penggembala kambing yang miskin. Kemudian laki-laki itu berjalan, kata Saidina Umar. Tidak lama kemudian Nabi bertanya kepada kami : Hai Umar, tahukah engkau orang yang bertanya itu? Jawab saya : Tuhan اَللّهُ dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi menjelaskan: Itulah Malikat Jibril, ia datang untuk mengajarkan Agama mu.
(H.R. Imam Bukhari dan Muslim – Syarah Muslim I, hal. 157-160)
Imam Nawawi memberi keterangan atas Hadits ini, bahwa kalau sudah ada orang-orang miskin penggembala domba yang berjalan tanpa alas kaki, sesudah itu diberikan dengan luas dunia ini kepadanya dan ia bangun rumah tinggi-tinggi, maka itu suatu tanda bahwa Hari Kiamat sudah dekat datangnya.
(Syarah Muslim I – Halaman : 158).


Adapun ajaran-ajaran Tasawuf menurut Imam Qusyairi dalam Risalah Qusyairiyah, diantaranya sebagai di bawah ini :

1. Taubat (mintak ampun pada اَللّهُ dan menyesali atas segala kesalahan-kesalahan yang kita lakukan);

2. Mujahadah (bersungguh-sungguh beribadah dengan mengharap keridhaan اَللّهُ); 3. Khalwat dan Uzlan (bersunyi-sunyi dalam melaksanakan ibdat);

4. Taqwa (bertaqwa kepada اَللّهُ);

5. Wara’ (menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan shubhat);

6. Zuhud (anti keduniaan yang berlebih-lebih);

7. Shamad (pendiam);

8. Khauf (takut hanya kpd siksa

اَللّهُ)

9.Raja’ (selalu mengharap rahmat اَللّهُ);

10. Hazan (membiasakan berduka-cita);

11. Ju’wa Tarkus Syahwat (membiasakan lapar dan menahan syahwat/birahi); 12. Khusu’ dan Tawadhu (tenang hati dan berendah hati);

13. Mukhalafatun Nafsi (melawan hawa nafsu);

14. Qana’ah (mencukupkan yang ada);

15. Tawakkul (tawakkal hanya kepada

اَللّهُ); 16. Syukur (selalu berterimakasih kepada اَللّهُ);

17. Yaqin dan Haqqul Yaqin (keyakinan iman, islam dan Ihsan yang sempurna dan teguh kepada

اَللّهُ); 18. Sabar (tahan disakiti dan menderita);

19. Muraqabah (berhadap-hadapan dengan

اَللّهُ); 20. Redha (senang hati menerima segala yang ada);

21. ‘Ubudiyah (mengabdi semata-mata hanya kepada اَللّهُ);

22. Iradah (kemauan hati hanya kepada اَللّهُ);

23. Istiqamah (tetap dan tekun dalam beribadah untuk mengaharap keridhoan اَللّهُ); 24. Ikhlas (semua ibadah yang kita lakukan itu semunya berasal: dari, dengan, karena dan semata-mata kita persembahkan untuk

اَللّهُ); 25. Siddiq (selalu benar);

26. Hayah (pemalu padaاَللّهُ);

27.Dzikir (selalu berkekalan hati mengingat اَللّهُ);

28. Al Futuwah (selalu mempersiapkan diri untuk berkorban jiwa dan raga semata-mata untuk اَللّهُ);

29. Firasat (mempunyai firasat yang tajam dan murni menuju

اَللّهُ); 30. Khulq (akhlak yang baik dan mulia);

31. Jud was Sakha (pemurah-tidak kikir);

32. Gairah (cemburu, karena dan untuk اَللّهُ );

33. Wilayah (kewaliyan);

34. Do’a (memohon hanya kepada اَللّهُ);

35. Fiqr (kemiskinan). Ajaran-ajaran ini semuanya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, juga berdasarkan atsar, yaitu akhlak sahabat-sahabat Nabi dan orang-orang salaf yang telah diredhai اَللّهُ swt.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.