Pages

Isnin, 23 Disember 2013

Nasehat dari Ali Zainal Abidin cucu Husain bin Ali (cicit Rasulullah).

"SAYLAL GHARIB"... Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Sahabat kapan terakhir anda Menangis ? ;( dan kapan terakhir Ana memikirkan nasib Anda ketika sudah wafat . Sahabatku yang tercinta, mari kita sama-sama untuk menjadikan hati ini terharu baik dengan sebuah cerita maupun nasehat. Sebuah nasehat dari Ali Zainal Abidin, cucu dari Husain bin Ali (cucu Rasulullah).
 
Sebuah nasehat atau pesan ini beri judul Laysal Gharib (0rang Asing). Orang asing, bukanlah orang asing dari Yaman atau Syam. Tetapi asing, adalah orang asing liang lahat dan kain kafan. Sungguh, orang asing itu punya hak atas ketiadaannya Hak dari para penduduk kota dan tanah airnya. 
 
Janganlah mengusir orang asing ini karena keterasingannya karena waktu telah mengusirnya dengan penderitaan dan cobaan. Perjalananku sangat jauh dan bekalku tidak memadai untukku segala kekuatanku melemah, dan maut telah memburuku. 
 
Masih tersisah padaku, dosa-dosa yang tidak aku ketahui, Allah mengetahui dosa-dosa itu, yang dulu kukerjakan dengan rahasia atau terang-terangan. Alangkah pemurahnya Allah, yang telah memberiku banyak kelonggaran Dan dosaku selalu menambah dosa-dosaku, sedangkan Allah merahasiakannya.
 
Hari-hariku terus berlalu tanpa penyesalan, Tanpa tangis, tanpa takut, tanpa sedih. Aku adalah orang yang menutup pintu dengan susah payah, dalam kedurhakaan, sedangkan pandangan Allah selalu mengawasiku. Aduh, itulah yang tertera dalam saat kelalaian, Aduh, kerugian telah membekas dalam hatiku dan membakarku.
 
Biarkanlah aku meratapi dan menangisi diriku, dan menghabiskan masa yang tersisa dalam memorial dan kesedihan. Redam amarahmu, wahai orang-orang yang marah padaku, jika kamu mengetahui keadaanku saat ini, tentu kau akan memaaafkanku. Biarkan aku melelehkan air mata tanpa akhir, karena tak ada lagi pelajaran yang dapat membebaskanku.
 
Seakan aku sedang berbaring di antara keluarga itu, Diatas dipan, sedangkan tangan mereka membolak-balikanku. Mereka datang dengan membawa dokter supaya aku sembuh, sedangkan hari ini, aku tidak melihat ada satu obat pun yang bermanfaat untukku. Sekaratku bertambah, dan maut mulai menarikku, Dari setiap urat, tanpa kelembutan dan tanpa kenyamanan sama sekali.
 
Ruhku mulai dikeluarkan dari jasadku, dan tenggorakanku berdeguk, Air liurku menjadi lebih pahit kala itu... 0rang-orang-orang lalu menutup mataku dan meninggalkanku, Setelah berlalu keputus asaan, Lanta mereka bergegas membeli kafan.
 
0rang yang kucintai bergegas bangkit, untuk memintai seorang memandikanku. Dia berkata: saudara-saudaraku, kami memerlukan seorang pemandi jenazah yang pintar dan cekatan. Maka datang seseorang dari mereka dan melucutiku, dari segala pakaianku, dan menelanjangiku.
 
Lalu membaringkanku diatas sebuah papan, Dan terdengar kucuran air dari atasku yang membersihkanku. Dia mengucuri dari atasku dan membasuhku, dengan tiga basuhan, kemudian memanggil orang untuk mengkafanku. Mereka mengenakanku pakaianku tanpa jahitan, Dan aku berbekal balsem yang mereka gosokkan di jasadku. Mereka mengeluarkanku dari kehidupan dunia.
 
Aduh alangkah celakanya!!! Inikah perjalanku tanpa bekal mencukupiku. Empat orang mamanggul peti jenazahku di atas pundak mereka, Laki-laki. Sedangkankan dibelakangku orang-orang mengantarkanku untuk mengucapkan perpisahan.
 
Mereka meletakkanku di mihrab, kemudian berbalik, Mereka berdiri di belakang imam, kemudian menshalatkanku dan mendoakanku. Mereka menshalatiku, shalat tanpa ruku' tanpa sujud, berharap semoga Allah menyayangiku.
 
Mereka menurunkanku di lubang kubur dengan berhati-hati, salah seorang membaringkanku di tanah lahat. Dia mengkapkan kain di atas wajahku untuk memandangku, Air mata mengalir dari matanya, membasahiku.
 
Lalu dia berdiri menghormatiku dengan teguh dan tegap. Kemudian menyusun batu bata di atasku, kemudian meninggalkanku. Lantas berkata: timbun dia dengan tanah, dan dapatkanlah balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha pemurah dan Agung. Dalam kegelapan kubur, tak ada ibu di sana tak ada ayah yang mdngasigku, dan tak ada saudara yang menenanganku.
 
Sendiri penghuni tunggal dalam kubur Aduh, alangkah celaka!!! Aku terpisah dari dunia, tanpa amal yang menjadi bekalku. Sebuah sosok membayangi mataku ketika aku memandang, Dari sebuah tempat, teror itu muncul dan mengejutkanku.
 
Munkar dan Nakir!! Apa yang harus kukatakan pada mereka? Perintah mereka membuatku takut. Mereka menundukkanku dan mulai menyapaku, oh, sungguh aku tidak punya siapapun kecuali Engkau Tuhanku, yang dapat melepaskanku. Maka aku memohon ampunanMu, sungguh aku sangat megharapMu!! Karena aku terbelenggu oleh dosa-dosa
yang mengikatku.
 
Keluargaku saling berbagi hartaku sepeninggalku. Sedangkan dosa-dosaku sekarang berada di punggungku, membebaniku. Saudaraku ... Maka, jangan biarkan dunia dan keindahannya memperdayaiMu. Ambilah dari dunia secukupnya dan rhidolah dengannya. Meskipun mungkin engkau tidak memiliki apa-apa selain hanya berupa kesehatan badan. Salamualaikum wr wbr. Salam ukhuwah fillah

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.