SALAHKAH KITA?
Pokok persoalannya adakah manusia dan selain dari Allah itu mempunyai ujud sendiri?
Manusia dan selain dari Allah asalnya tidak ada..
Salahkah kita mengatakan bahawa manusia dan selain dari Allah tidak ada sepertimana asalnya..
Dan Allah itu Esa sepertimana asalnya...
Asalnya Allah itu Esa, bersendirian, bersalahan bagi segala yang baharu... Allah ada selain dari Allah tidak ada....
Adakah Ada Allah dan tidak ada selain dari Allah ini akan mengalami perubahan?...
Jika pada mulanya Allah yang bersendirian dan Esa adanya, manusia dan selain dari Allah belum diadakan lagi...
Jadi bila Allah sahaja yang ada pada permulaannya, dari manakah Allah jadikan manusia dan sekalian alam ini..
Adakah Allah jadikan manusia dan sekalian alam ini dari yang lain dari sifat, asma' dan afa'al Allah itu sendiri...
Jika Allah menjadikan segala manusia dan sekalian Alam bukan dari sifat, asma' dan afa'alNya sendiri, adakah selain dari Allah ketika Dia didalam keadaan Esa itu...
Jika tidak ada salahkah kita mengatakan bahawa kita dan kesekalian alam ini adalah kenyataan zat, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri..
Jika kita yang mulanya tidak ada, kemudiannya diadakan oleh Allah,
Dari apakah Allah jadikan kita dan sekalian alam ini, jika bukan dari sifat, asma' dan perbuatanNya sendiri..?
Ketika Allah bersendirian dan sekalian Alam ini belum lagi diadakan oleh Allah, adakah selain dari Allah yang Esa itu?
Lagi sekali persoalan timbul, jika tidak ada selain dari Allah, ketika ia bersendirian dari apakah Allah menciptakan sekalian Alam ini, jika bukan dari sifat, asma' dan afa'alnya sendiri....?
Jika kita dan sekalian Alam diciptakan oleh Allah dari sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri, adakah sekalian makhlok ini lain dari kenyataan sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri???????
Jika Allah menciptakan sekalian makhlok ini dari sifat, asma' dan afa'alNya sendiri, adakah maklok itu berujud sendiri bukan berujud berpunca dari sifat, asma' dan afa'al Allah.
Jika makhlok itu berpunca dari Allah, adakah makhlok itu mempunyai ujudnya sendiri...?
Sesuatu yang berpunca dari yang lain sebenarnya sedang menerangkan tentang keadaan asal usul puncanya itu....
Salahkah kita jika kita berpegang dan beriktikadkan bahawa kita dan sekalian alam ini adalah merupakan keterangan wujud, sifat, asmak dan afa'al Allah sendiri atau dengan kata lain ujud makhlok adalah merupakan Allah sedang memperkenalkan wujud, sifat, asma' dan afa'alnya sendiri....
Jika Allah sahaja yang bersendirian pada MulaNya, dari mana datangnya penciptaanNya kalau bukan dari Dianya sendiri.. ?
Rasakanlah pada diri kita sendiri, Ada siapa yang dirasakan sekarang ini ?.. Jika kita sedang merasakan ada yang sedang dirasa itu adalah ada diri kita sendiri, bolehkah kita merasakan ada Allah yang dikatakan bersifat dengan sifat wujud itu..
Kalau tidak dapat merasakan wujud Allah bagaimana selama ini kita mengatakan Allah itu wujud... Bukankah kita sedang menipu diri sendiri...?
Sekarang cuba alihkan atau tukarkan pegangan kita dengan mengakui bahawa ada yang sedang dirasakan sendiri oleh kita itu adalah ada Allah sendiri yang sedang diperkenalkanNya..
Pada mulanya kita terpaksa melawan dengan kehendak kita sendiri yang merasakan sifat ada pada diri kita itu adalah sifat kita, kita tetap akan mengaku ada itu ada kita juga....
Lawanlah pengakuan diri itu dengan tetap mengakui yang ada yang sedang dirasai itu adalah ada Allah sehingga pengakuan Ada yang sedang diadakan itu adalah ada Allah sehingga bertukar tempat dari dulu kita merasakan ada diri kita, kita tidak dapat merasakan kewujudan Allah...
LAKUKAN PENGAKUAN DENGAN CARA RASALAH ADA YANG SEDANG DIRASA, PADA MASA MERASA ADA YANG SEDANG DIRASA ITU SEBUTLAH ALLAH SEBANYAK-BANYAKNYA DENGAN SEBULAT-BULAT TUMPUAN ..
73.Surah Al-Muzzammil (Verse 8)
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا
Dan sebutlah (dengan lidah dan hati) akan nama Tuhanmu (terus menerus siang dan malam), serta tumpukanlah kepadaNya dengan sebulat-bulat tumpuan.
Apabila telah tetap mengaku ada yang sedang dirasai itu ada Allah, maka bertukarlah rasa yang sedang dirasai itu ada Allah, kita sudah menjadi tidak ada... (maksudnya tidak lagi merasa ada kita kerana sedang merasa ada Allah)
Keadaan ini akan terhasil kerana sifat ada itu adalah Esa, tidak ada dua ada didalam satu masa..
Sebelum ini kita merasai kita ada, Allah tidak ada (tetapi didalam pengetahuan kita tahu bahawa sifat ada itu sifat Allah, sekalian makhlok bersifat dengan sifat tidak ada)..
Sifat wujud atau ada itu Esa, dan wujud itu hanya sifat milik Allah sahaja, bersalahan Allah itu dengan sifat makhlok dimana Allah ada, makhlok tidak ada...
Jika kita mengatakan,, merasakan, menganggap makhlok ada, maka disini menunjukkan persamaan sifat Allah dengan sifat Makhlok... Mustahil sifat Allah itu bersamaan dengan sifat makhlok...
Setelah pengakuan ada yang sedang dirasai itu adalah ada Allah, kita akan merasai ada itu adalah ada Allah, kita sudah menjadi tidak ada...
Lakukan dan rasailah sendiri, selagi belum melakukan sendiri tidak akan dapat merasakan seperti apa yang diperkatakan..
Teruskan lagi dengan rasa perasaan itu sehingga mencapai kepada yang sedang merasai ada Allah itu Allah sendiri supaya bertepatan dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw ' Ariftu robbi bi robbi - Aku kenal tuhan aku dengan tuhan aku...
Perjalanan ini harus dilalui sendiri dan harus berani melawan atau berperang dengan hawa nafsu sendiri yang sentiasa ingin memiliki segala sifat, asma' dan afa'al Allah untuk diri sendiri (menganggap diri sendiri bersifat dengan sifat Allah)....
Melawan hawa nafsu yang sentiasa ingin memiliki sifat, asma' dan afa'al Allah untuk diri sendiri (sentiasa merasakan kita memiliki sifat, asma' dan afa'al Allah).. Supaya mengaku segala sifat, asma' dan afa'al Allah adalah sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri memerlukan sifat juang yang tinggi dan merupakan satu peperangan yang hebat.
Ini bersesuaian dengan sabda Nabi perang yang paling besar ialah berperang dengan hawa nafsu sendiri...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.