Pages

Memaparkan catatan dengan label ujud. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label ujud. Papar semua catatan

Jumaat, 14 November 2014

ujud hamba dan ujud tuhan itu diibaratkan "bayang dgn empunya bayang"


Orang yang menuju kepada Tuhan itu adalah orang yang memiliki kesedaran yg tinggi utk mencapai puncak keimanan yg sempurna. Sungguhnya ilmu pengetahuan dibidang hakikat itu utk mempertahankan syariat bukannya mengugurkan syariat.


السريعة بلا حقيقة باطله والحقيقة بلا السريعة يباطله.

"syariat tanpa hakikat batal dan hakikat tanpa syariat hampa"
(kata2 dari Syeikh Abdul Qadir Jailani)

Apapun hujah terhadap ilmu semuanya tdk akan mengubah akan keadaan syariat itu sendiri. Oleh itu tanggungjawab terhadap tuhan itu pasti dijalankan.

Tiada istilah ujud satu atau ujud byk dlm hal ini. Satu atau byk itu hanyalah pentafsiran ilmu yg menyatakan tuhan itu esa bukannya menyatakan tdk ada makhluk krn tiada bahasa yg dpt digantikan dgn perkataan UJUD kpd brg yg ada ini, ttp ujud yg ada ini bukanlah ujud seujud tuhan. Ini hanya bahasa yg menyatakan ilmu. Ujud itu byk tp satu, yakni yg ada ini akan binasa kecuali ujud tuhan shj yg kekal.


كل عليها فان ويبقا وجه ربك ذالجلال والإكرام.

Setiap yg ujud ini binasa kecuali wajah(zat) tuhanmu yg memiliki Kebesaran dan Kemuliaan. 

Inilah yg dikatakan tiada yg ada kecuali dia. Namun ittiqoq ahli maarifat di dlm pengalaman fananya itu yg mengatakan "tiada yg ujud hny Allah" itu krn disaat itu dia telah lebur didlm nur Allah. Apabila tlh kembali sedar maka kenyataan itu hanya di dalam hikikatnya shj bukan pada kenyataan kalamnya.

Ujud hamba dan ujud tuhan itu diibaratkan "bayang dgn empunya bayang"

Ahad, 28 September 2014

SALAHKAH KITA?

SALAHKAH KITA?

Pokok persoalannya adakah manusia dan selain dari Allah itu mempunyai ujud sendiri?
Manusia dan selain dari Allah asalnya tidak ada..
Salahkah kita mengatakan bahawa manusia dan selain dari Allah tidak ada sepertimana asalnya..
Dan Allah itu Esa sepertimana asalnya...
Asalnya Allah itu Esa, bersendirian, bersalahan bagi segala yang baharu... Allah ada selain dari Allah tidak ada....
Adakah Ada Allah dan tidak ada selain dari Allah ini akan mengalami perubahan?...
Jika pada mulanya Allah yang bersendirian dan Esa adanya, manusia dan selain dari Allah belum diadakan lagi...
Jadi bila Allah sahaja yang ada pada permulaannya, dari manakah Allah jadikan manusia dan sekalian alam ini..
Adakah Allah jadikan manusia dan sekalian alam ini dari yang lain dari sifat, asma' dan afa'al Allah itu sendiri...
Jika Allah menjadikan segala manusia dan sekalian Alam bukan dari sifat, asma' dan afa'alNya sendiri, adakah selain dari Allah ketika Dia didalam keadaan Esa itu...
Jika tidak ada salahkah kita mengatakan bahawa kita dan kesekalian alam ini adalah kenyataan zat, sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri..
Jika kita yang mulanya tidak ada, kemudiannya diadakan oleh Allah,
Dari apakah Allah jadikan kita dan sekalian alam ini, jika bukan dari sifat, asma' dan perbuatanNya sendiri..?
Ketika Allah bersendirian dan sekalian Alam ini belum lagi diadakan oleh Allah, adakah selain dari Allah yang Esa itu?
Lagi sekali persoalan timbul, jika tidak ada selain dari Allah, ketika ia bersendirian dari apakah Allah menciptakan sekalian Alam ini, jika bukan dari sifat, asma' dan afa'alnya sendiri....?
Jika kita dan sekalian Alam diciptakan oleh Allah dari sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri, adakah sekalian makhlok ini lain dari kenyataan sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri???????
Jika Allah menciptakan sekalian makhlok ini dari sifat, asma' dan afa'alNya sendiri, adakah maklok itu berujud sendiri bukan berujud berpunca dari sifat, asma' dan afa'al Allah.
Jika makhlok itu berpunca dari Allah, adakah makhlok itu mempunyai ujudnya sendiri...?
Sesuatu yang berpunca dari yang lain sebenarnya sedang menerangkan tentang keadaan asal usul puncanya itu....
Salahkah kita jika kita berpegang dan beriktikadkan bahawa kita dan sekalian alam ini adalah merupakan keterangan wujud, sifat, asmak dan afa'al Allah sendiri atau dengan kata lain ujud makhlok adalah merupakan Allah sedang memperkenalkan wujud, sifat, asma' dan afa'alnya sendiri....
Jika Allah sahaja yang bersendirian pada MulaNya, dari mana datangnya penciptaanNya kalau bukan dari Dianya sendiri.. ?
Rasakanlah pada diri kita sendiri, Ada siapa yang dirasakan sekarang ini ?.. Jika kita sedang merasakan ada yang sedang dirasa itu adalah ada diri kita sendiri, bolehkah kita merasakan ada Allah yang dikatakan bersifat dengan sifat wujud itu..
Kalau tidak dapat merasakan wujud Allah bagaimana selama ini kita mengatakan Allah itu wujud... Bukankah kita sedang menipu diri sendiri...?
Sekarang cuba alihkan atau tukarkan pegangan kita dengan mengakui bahawa ada yang sedang dirasakan sendiri oleh kita itu adalah ada Allah sendiri yang sedang diperkenalkanNya..
Pada mulanya kita terpaksa melawan dengan kehendak kita sendiri yang merasakan sifat ada pada diri kita itu adalah sifat kita, kita tetap akan mengaku ada itu ada kita juga....
Lawanlah pengakuan diri itu dengan tetap mengakui yang ada yang sedang dirasai itu adalah ada Allah sehingga pengakuan Ada yang sedang diadakan itu adalah ada Allah sehingga bertukar tempat dari dulu kita merasakan ada diri kita, kita tidak dapat merasakan kewujudan Allah...

LAKUKAN PENGAKUAN DENGAN CARA RASALAH ADA YANG SEDANG DIRASA, PADA MASA MERASA ADA YANG SEDANG DIRASA ITU SEBUTLAH ALLAH SEBANYAK-BANYAKNYA DENGAN SEBULAT-BULAT TUMPUAN ..

73.Surah Al-Muzzammil (Verse 8)
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا


Dan sebutlah (dengan lidah dan hati) akan nama Tuhanmu (terus menerus siang dan malam), serta tumpukanlah kepadaNya dengan sebulat-bulat tumpuan.
Apabila telah tetap mengaku ada yang sedang dirasai itu ada Allah, maka bertukarlah rasa yang sedang dirasai itu ada Allah, kita sudah menjadi tidak ada... (maksudnya tidak lagi merasa ada kita kerana sedang merasa ada Allah)
Keadaan ini akan terhasil kerana sifat ada itu adalah Esa, tidak ada dua ada didalam satu masa..
Sebelum ini kita merasai kita ada, Allah tidak ada (tetapi didalam pengetahuan kita tahu bahawa sifat ada itu sifat Allah, sekalian makhlok bersifat dengan sifat tidak ada)..
Sifat wujud atau ada itu Esa, dan wujud itu hanya sifat milik Allah sahaja, bersalahan Allah itu dengan sifat makhlok dimana Allah ada, makhlok tidak ada...
Jika kita mengatakan,, merasakan, menganggap makhlok ada, maka disini menunjukkan persamaan sifat Allah dengan sifat Makhlok... Mustahil sifat Allah itu bersamaan dengan sifat makhlok...
Setelah pengakuan ada yang sedang dirasai itu adalah ada Allah, kita akan merasai ada itu adalah ada Allah, kita sudah menjadi tidak ada...
Lakukan dan rasailah sendiri, selagi belum melakukan sendiri tidak akan dapat merasakan seperti apa yang diperkatakan..
Teruskan lagi dengan rasa perasaan itu sehingga mencapai kepada yang sedang merasai ada Allah itu Allah sendiri supaya bertepatan dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw ' Ariftu robbi bi robbi - Aku kenal tuhan aku dengan tuhan aku...
Perjalanan ini harus dilalui sendiri dan harus berani melawan atau berperang dengan hawa nafsu sendiri yang sentiasa ingin memiliki segala sifat, asma' dan afa'al Allah untuk diri sendiri (menganggap diri sendiri bersifat dengan sifat Allah)....
Melawan hawa nafsu yang sentiasa ingin memiliki sifat, asma' dan afa'al Allah untuk diri sendiri (sentiasa merasakan kita memiliki sifat, asma' dan afa'al Allah).. Supaya mengaku segala sifat, asma' dan afa'al Allah adalah sifat, asma' dan afa'al Allah sendiri memerlukan sifat juang yang tinggi dan merupakan satu peperangan yang hebat.
Ini bersesuaian dengan sabda Nabi perang yang paling besar ialah berperang dengan hawa nafsu sendiri...

Allah telah pun mengajar kita bagaimana cara kita nak ingat kepadaNya

SOALAN SIAPAKAH YANG ???(NYATAKAN SAMADA SIFAT, ASMAK ATAU PERBUATAN ALLAH ) SEDANG DISEDARI DENGAN SEBULAT-BULAT TUMPUAN DAN DENGAN MENENTUKAN JAWAPANNYA "ALLAH" - JIKA DILAKUKAN SECARA ISTIQOMAH AKAN MEMBUAHKAN MAKRIFATULLAH

Dalam soal ingat kepada Allah ini Allah telah pun mengajar kita bagaimana cara kita nak ingat kepadanya...

Allah telah terapkan ingat kepada kekasih hati kita ingat kepada ibu bapa kita dan lain-lain sebagai pelajaran kepada kita supaya kita belajar darinya bagaimana nak ingat kepada Allah...

Kita ada seorang kekasih hati, dalam ramai-ramai manusia dialah yang selalu kita ingat, ingat sangat-sangat sampai terbawa-bawa sehingga ketempat tidur, kalau tak dapat lihat sikekasih hati itu, dapat lihat harta benda dia seperti rumah, kereta, baju dan lain-lain sudah terubat rasa ingat dan rindu kepadanya..

Jika tidak dapat melihat sikekasih hati, dapat lihat kepada kaum keluarganya cukuplah untuk mengubati ingat dan rindu dendam kepadanya...

Jika kepada sesama manusia yang dipanggil sebagai kekasih hati kita boleh ingat dan rindu sampai separuh gila, kenapa kepada Allah kita tak boleh ingat sampai macam tu..

Sebab kita tidak mengenali Allah seperti kita mengenali kekasih hati kita itu...

Untuk dapat mengingati Allah hendaklah Allah dikenali dengan sebenar-benar kenal. Kita tidak akan dapat ingat kepada yang kita tidak kenali....

Untuk itu marilah kita semua sama-sama mencari jalan bagaimana kita nak kenal Allah.. Bukan membicara bagaimana Allah tetapi belajar apa yang perlu kita lakukan supaya Allah memperkenalkan dirinya..

Allah sentiasa memperkenalkan dirinya, pengenalannya itu kita telah anggap sebagai ujud DIRI SENDIRI disamping wujud Allah...

Apa yang perlu kita buat supaya kita tidak menganggap pengenalan Allah itu sebagai ujud DIRI SENDIRI lain UJUD LAIN selain dari Allah supaya kita boleh ingat kepada Allah seperti kita ingat kepada kekasih hati kita sekarang ini...

Untuk memudah mencapai ingat dan mengenali Allah sentiasalah bertanyakan soalan "Siapa yang ..... Boleh mengambil samada sifat, asma' atau afa'al Allah, sebaiknya apa yang disedari diSAAT dan ketika ini juga"

Contoh kita sedang merasai keujudan diri kita "ajukan soalan siapa yang menjadikan kita, tentukan jawapannya Allah, ketika sedang kita berjalan, tanyalah soalan siapakah yang menjadikan kita sedang berjalan ini, tentukan jawapannya "ALLAH"

Ketika kita sedang berfikir, soallah siapa yang sedang memberi kita berfikir, tentukan jawapannya "ALLAH"

Ketika kita sedang bersama suami atau isteri kita, ajukan soalan siapakah yang memberi kita sedang bersama dengan suami atau isteri kita, tentukan jawapannya "Allah"

Ketika kita sedang menjalankan tugas harian ditempat kerja masing-masing, ajukan soalan siapakah yang bagi kita menjalankan tugas ini, tentukan jawapannya "Allah" dan seterusnya.

Latih memberi soalan seperti ini sehingga kesedaran yang Allah yang menjadikan sesuatu terlahir dengan sendirinya dan kita sedang melihat Allah menjadikan sesuatu itu dengan sebenar-benarnya..

Kaedah ini didapati didalam firman Allah
6.Surah Al-'An`ām (Verse 12)

قُل لِّمَن مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِۖ قُل لِّلَّهِۚ كَتَبَ عَلَىٰ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۚ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِۚ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ


Bertanyalah (wahai muhammad): "Hak milik siapakah segala yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "(Semuanya itu) adalah milik Allah. Ia telah menetapkan atas diriNya memberi rahmat. Demi sesungguhnya Ia akan menghimpunkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada sebarang syak padanya". Orang-orang yang merugikan diri sendiri (dangan mensia-siakan pengurniaan Allah), maka mereka (dengan sebab yang tersebut) tidak beriman.


34.Surah Saba' (Verse 24)
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِۖ قُلِ اللَّهُۖ وَإِنَّا أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَىٰ هُدًى أَوْ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ


Bertanyalah (wahai Muhammad kepada orang-orang musyrik itu): "Siapakah yang memberi 
rezeki kepada kamu dari langit dan bumi?"


Terangkanlah jawabnya: "Ialah Allah; dan sesungguhnya (tiap-tiap satu golongan), sama ada golongan kami ahli tauhid atau golongan kamu ahli syirik - (tidak sunyi daripada salah satu dari dua keadaan): keadaan tetapnya di atas hidayah petunjuk atau tenggelamnya dalam kesesatan yang jelas nyata".

10.Surah Yūnus (Verse 31)
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الْأَمْرَۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ


Bertanyalah kepada mereka (yang musyrik itu): "Siapakah Yang memberi rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Atau siapakah yang menguasai pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengeluarkan makhluk yang hidup dari benda yang mati, dan mengeluarkan benda yang mati dari makhluk yang hidup? Dan siapakah pula yang mentadbirkan urusan sekalian alam?


"(Dengan pertanyaan-pertanyaan itu) maka mereka (yang musyrik) tetap 
akan menjawab (mengakui) dengan berkata: "Allah jualah yang menguasai segala-galanya! "Oleh itu, katakanlah: "(Jika kamu mengakui yang demikian), maka mengapa kamu tidak mahu bertaqwa?


10.Surah Yūnus (Verse 35)
قُلْ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَهْدِي إِلَى الْحَقِّۚ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّۗ أَفَمَن يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَن يُتَّبَعَ أَمَّن لَّا يَهِدِّي إِلَّا أَن يُهْدَىٰۖ فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

Bertanyalah (wahai Muhammad): "Adakah di antara makhluk-makhluk: yang kamu sekutukan dengan Tuhan itu, sesiapa yang dengan memberi petunjuk kepada kebenaran? "Katakanlah: "Allah jualah yang memberi hidayah petunjuk kepada kebenaran; (kalau sudah demikian) maka adakah yang dapat memberi hidayah petunjuk kepada kebenaran itu, lebih berhak diturut, ataupun yang tidak dapat memberi sebarang petunjuk melainkan sesudah ia diberi hidayah petunjuk? Maka apakah alasan sikap kamu itu ? Bagaimana kamu sanggup mengambil keputusan (dengan perkara yang salah, yang tidak dapat diterima oleh akal)?"


10.Surah Yūnus (Verse 34)
قُلْ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۚ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ


Bertanyalah (kepada mereka wahai Muhammad): "Adakah di antara makhluk-makhluk yang kamu sekutukan dengan Tuhan itu, sesiapa yang mula menciptakan sesuatu kejadian kemudian ia mengembalikan adanya semula (pada hari kiamat)? "Katakanlah: Allah jualah yang mula menciptakan sekalian makhluk kemudian Ia mengembalikan adanya semula (untuk menerima balasan); oleh itu, mengapa kamu rela dipalingkan (kepada menyembah yang lain)?"


13.Surah Ar-Ra`d (Verse 16)
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّاۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ


Bertanyalah (wahai Muhammad): "Siapakah Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan langit dan bumi?"
Jawablah: "Allah".
Bertanyalah lagi: "Kalau demikian, patutkah kamu menjadikan benda-benda yang lain dari Allah sebagai Pelindung dan Penolong, yang tidak dapat mendatangkan sebarang manfaat bagi dirinya sendiri, dan tidak dapat menolak sesuatu bahaya?"


Bertanyalah lagi: "Adakah sama, orang yang buta dengan orang yang celik?

Atau adakah sama, gelap-gelita dengan terang?

Atau adakah makhluk-makhluk yang mereka jadikan sekutu bagi Allah itu telah mencipta sesuatu seperti ciptaanNya, sehingga ciptaan-ciptaan itu menjadi kesamaran kepada mereka?"
Katakanlah: "Allah jualah yang menciptakan tiap-tiap sesuatu, dan Dia lah Yang Maha Esa, lagi Maha Kuasa".

39.Surah Az-Zumar (Verse 62)
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ


Allah Yang Menciptakan tiap-tiap sesuatu, dan Dia lah Yang Mentadbirkan serta menguasai segala-galanya.

43.Surah Az-Zukhruf (Verse 45)
وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِن دُونِ الرَّحْمَٰنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ


Dan bertanyalah kepada umat mana-mana Rasul yang Kami telah utuskan sebelummu; pernahkah Kami memberi hukum menetapkan sebarang tuhan untuk disembah, selain dari Allah Yang Maha Pemurah.


Kembalilah kepada Allah dengan selalu mengajukan soalan kepada diri " SIAPAKAH YANG ???" Dan tentukan jawapannya "ALLAH"

Praktiklah sehingga sampai dapat merasakan Allah sedang mencipta dan Allah sedang menjadikan segala perbuatan...

17.Surah Al-'Isrā' (Verse 41)
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ لِيَذَّكَّرُوا وَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا نُفُورًا


Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan jalan-jalan menetapkan iktiqad dan tauhid dengan berbagai cara di dalam Al-Quran ini supaya mereka beringat (memahami dan mematuhi kebenaran); dalam pada itu, penerangan yang berbagai cara itu tidak menjadikan mereka melainkan bertambah liar.

Khamis, 12 Jun 2014

JANGAN JADIKAN NAFSU SEBAGAI TUHAN



JANGAN JADIKAN NAFSU SEBAGAI TUHAN
25.Surah Al-Furqān (Verse 43)
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا


Nampakkah (wahai Muhammad) keburukan keadaan orang yang menjadikan hawa nafsunya: 
tuhan yang dipuja lagi ditaati? Maka dapatkah engkau menjadi pengawas yang menjaganya jangan sesat?


Disini kita kena mengambil faham apakah sebenarnya yang kita selalu sebutkan sebagai nafsu?

Nafsu ialah merasa keujudan diri kita iaitu kita merasa kita ini ada ( kita mengaku yang kita ini ada - selalu disebut dengan keakuan diri kita)

Bermula dengan mengaku diri kita ada, maka segala sifat ketuhanan yang lain yang ditajallikan atau yang ditunjukkan melalui diri kita sebagai tanda kewujudan, sebagai tanda kekuasaan Allah, sebagai ayat-ayat yang sedang menerangkan kewujudan dan kekuasaan Allah akan dirasai oleh keakuan diri kita sebagai milik kita sendiri,
45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 3)
إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّلْمُؤْمِنِينَ


Sesungguhnya pada langit dan bumi terdapat tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 4)
وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِن دَابَّةٍ آيَاتٌ لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ


Dan pada kejadian diri kamu sendiri, serta (pada kejadian) segala binatang yang dibiakkanNya, terdapat juga tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang meyakininya.
45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 5)
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن رِّزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ


Dan (pada) pertukaran malam dan siang silih berganti, dan juga (pada) rezeki yang diturunkan oleh Allah dari langit, lalu Ia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya, serta (pada) peredaran angin, (semuanya itu mengandungi) tanda-tanda (yang membuktikan keesaan Allah, kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, serta keluasan rahmatNya) bagi kaum yang mahu menggunakan akal fikiran.


45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 6)
تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّۖ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ وَآيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ


Itulah ayat-ayat penerangan Allah yang kami bacakan kepadamu (wahai Muhammad) kerana menegakkan kebenaran; maka dengan perkataan yang manakah lagi mereka hendak beriman, sesudah penerangan Allah dan tanda-tanda kekuasaanNya (mereka tidak mahu memahami dan menelitinya)?

Bermula dari kita mengaku dan berasa kita ada (walaupun kita tahu yang ada hanya Allah tetapi kita rasa kita ada, inilah keakuan diri, keadaan inilah yang dikatakan nafsu iaitu kita mengaku dan berasa kita ada)

Sedangkan ada yang kita sedang rasa itu sebenarnya adalah ayat atau tanda-tanda yang Allah sedang menerangkan atau dengan kata lain Allah sedang menunjuk atau menampakkan wujud Dia..

Tetapi kita yang salah membuat pengakuan, kita tidak mengaku ada itu ada Allah tetapi kita mengaku ada itu ada kita.. Keakuan inilah merupakan keakuan diri yang dipanggil sebagai hawa nafsu...

Untuk terus memperkenal kan diriNya, sifatNya, asma'Nya dan perbuatanNya, Allah akan menunjukkan segala sifatNya melalui wujudnya tadi, oleh kerana kita telah mengaku wujud Allah sebagai ujud kita, secara automatik kita akan merasai segala sifat-sifat Allah yang Allah tunjukkan itu menjadi sifat kita.....

Bermula dengan mengaku segala sifat Allah yang sedang ditunjukkan sebagai untuk memperkenalkan dirinya adalah sifat kita, akan timbullah segala macam sifat mazmumah... (Seperti bangga diri, hasad dengki, mengadu domba, rasa tidak berpuas hati, dan lain-lain lagi)..

Oleh yang demikian kita disyorkan supaya tidak di ikut sertakan hawa nafsu didalam setiap amalan soleh kita...

Maksudnya kita tidak boleh mengaku segala sifat-sifat Allah yang sedang ditunjukkan samada pada badan diri , atau pada keseluruhan alam sebagai sifat kita sendiri atau sifat selain dari Allah...

Kita kena mengaku bahawa segala sifat-sifat Allah itu adalah sifat Allah, selagi kita tidak mengaku segala sifat-sifat Allah itu adalah sifat Allah, selagi itu kita rasa memiliki sifat-sifat Allah itu sebagai sifat kita sendiri...

Selagi kita belum berani mengaku segala sifat Allah yang sedang ditunjukkan oleh Allah dan dinikmati dan dirasai oleh badan diri kita selagi itu kita akan bertuhankan kepada hawa nafsu (keakuan diri), tidak bertuhan kepada Allah.

30.Surah Ar-Rūm (Verse 29)
بَلِ اتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَهْوَاءَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍۖ فَمَن يَهْدِي مَنْ أَضَلَّ اللَّهُۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ


Orang-orang yang zalim itu (tidak berfikir), bahkan menurut hawa nafsu mereka (melakukan syirik) dengan tidak berdasarkan pengetahuan. Maka tiada sesiapa yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan oleh Allah (disebabkan bawaannya sendiri), dan tiada pula bagi mereka sesiapa yang dapat menolong melepaskan mereka dari azab.

45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 23)
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ


Dengan yang demikian, bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad) terhadap orang yang menjadikan hawa nafsunya: tuhan yang dipatuhinya, dan ia pula disesatkan oleh Allah kerana diketahuiNya (bahawa ia tetap kufur ingkar), dan dimeteraikan pula atas pendengarannya dan hatinya, serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah lagi yang dapat memberi hidayah petunjuk kepadanya sesudah Allah (menjadikan dia berkeadaan demikian)? Oleh itu, mengapa kamu (wahai orang-orang yang
ingkar) tidak ingat dan insaf?


42.Surah Ash-Shūraá (Verse 15)
فَلِذَٰلِكَ فَادْعُۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْۖ وَقُلْ آمَنتُ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِن كِتَابٍۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَاۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ


Oleh kerana yang demikian itu, maka serulah (mereka - wahai Muhammad - kepada berugama dengan betul), serta tetap teguhlah engkau menjalankannya sebagaimana yang diperintahkan kepadamu, dan janganlah engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka; sebaliknya katakanlah: "Aku beriman kepada segala Kitab yang diturunkan oleh Allah, dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah jualah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu. Tidaklah patut ada sebarang pertengkaran antara kami dengan kamu (kerana kebenaran telah jelas nyata). Allah akan menghimpunkan kita bersama (pada hari kiamat), dan kepadaNyalah tempat kembali semuanya (untuk dihakimi dan diberi balasan)".


Penciptaan tidak punya wujud sendiri jika tidak diberi oleh Allah, tidak punya sifat sendiri jika tidak diberi oleh Allah, tidak punya nama sendiri jika tidak diberi oleh Allah, tidak punya perbuatan sendiri jika tidak diberi oleh Allah...

Pendek kata jika tidak diberikan oleh Allah manusia itu tidak ada..
Jadi semuanya adakah kepunyaan pemberi atau kepunyaan penerima?....
Penerima tidak akan memiliki apa-apa, jika tidak diberi oleh pemberi...
Jadi dalam perkara ini sipenerima jangan nak merampas hak pemberi..
Semua apa yang ada pada penerima kesemuanya adalah hak mutlak pemberi sendiri bukan hak milik penerima..

Mesti dikembalikan sekarang ini juga, jika tidak dikembalikan dan rasa memiliki hak pemberi sebagai hak milik sendiri, inilah membawa makna sipenerima telah menjadikan dirinya sebagai pemilik mutlak (merampas hak pemberi)....

Dengan merasakan hak pemberi sebagai hak penerima sendiri, secara tidak disedari Sipenerima telah melantik dirinya yang disangka memiliki (ujud, sifat, nama dan perbuatan) sendiri sebagai tuhan selain dari Allah ...

Kerana sebenarnya ujud, sifat, nama dan perbuatan manusia dan selain itu kesemuanya diberikan oleh Allah...... Dalam ertikata lain Allah sedang menunjukkan Ujud, sifat, asma' dan afa'alNya

Jadi kesemua apa yang ada pada manusia dan selain dari Allah adalah milik mutlak Allah bukan milik sebenar manusia dan selain dari Allah...

Salahkah kita mengakui segala ujud, sifat, nama dan perbuatan manusia itu adalah milik Allah sendiri bukan milik manusia itu sendiri kerana jika Allah tidak memberi manusia tidak ada apa-apa.....

Masihkah kita tidak mahu mengakui bahawa manusia dan selain dari Allah itu kesemuanya adalah milik Allah, manusia dan sekalian Alam ini tidak ada apa-apa jika tidak diberikan oleh Allah sendiri...

Adakah manusia dan makluk lain itu ada dengan sendiri tanpa bergantung kepada wujud, sifat, asma' dan perbuatan Allah sendiri?

Kalau semuanya bergantung kepada Allah, kenapa kita masih tidak mahu mengaku kesemua itu milik Allah sendiri?

Masihkah kita mahu mengingkari bahawa ujud, sifat, nama dan perbuatan manusia semuanya adalah milik Allah...?



Manusia dan selain dari Allah tidak ada apa-apa, semuanya adalah milik Allah sendiri...

Ahad, 8 Jun 2014

Larangan Allah

Larangan Allah
Jangan sekutukan Allah dengan sesuatu
Jangan jadikan hawa nafsu sebagai tuhan
Jangan katakan aku tuhan selain dari Allah

6.Surah Al-'An`ām (Verse 19)
قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةًۖ قُلِ اللَّهُۖ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْۚ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا الْقُرْآنُ لِأُنذِرَكُم بِهِ وَمَن بَلَغَۚ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَىٰۚ قُل لَّا أَشْهَدُۚ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ

Bertanyalah (wahai Muhammad): "Apakah sesuatu yang lebih besar persaksiannya?"
(Bagi menjawabnya) katakanlah: "Allah menjadi Saksi antaraku dengan kamu, dan diwahyukan kepadaku Al-Quran ini, supaya aku memberi amaran dengannya kepada kamu dan juga (kepada) sesiapa yang telah sampai kepadanya seruan Al-Quran itu. Adakah kamu sungguh-sungguh mengakui bahawa ada beberapa tuhan yang lain bersama-sama Allah?"

Katakanlah: 
"Aku tidak mengakuinya". Katakanlah lagi: "Hanyasanya Dia lah sahaja Tuhan Yang Maha Esa, dan sesungguhnya aku adalah berlepas diri apa yang kamu sekutukan (dengan Allah Azza Wa Jalla)".

ADAKAH SELAIN DARI ALLAH YANG BERSIFAT DENGAN SIFAT-SIFAT TUHAN (ALLAH)...

HANYA ALLAH SAHAJA YANG BERSIFAT DENGAN SIFAT TUHAN..

DICIPTAKAN SEGALA MAKHLOK DARI TIADA KEPADA ADA, DAN PADA CIPTAAN MAKHLOK DINYATAKAN SEGALA SIFAT-SIFAT TUHAN UNTUK MENYATAKAN ALLAH SEBAGAI TUHAN,

KENYATAAN SIFAT KETUHANAN KEPADA MAKHLOK ADALAH UNTUK MENJADI BUKTI DAN TANDA-TANDA KEESAAN ALLAH, UNTUK MENYATAKAN SIFAT ALLAH, BUKAN UNTUK DISEKUTUKAN DENGAN ALLAH..

SETELAH DINYATAKAN SEGALA SIFAT KETUHANAN KEPADA MAKHLOK, SIFAT-SIFAT KETUHANAN ITU BUKANLAH SIFAT-SIFAT MAKHLOK YANG DICIPTAKAN ITU TETAPI SIFAT KETUHANAN YANG DINYATAKAN KEPADA MAKHLOK ADALAH UNTUK MENJADI BUKTI ATAU TANDA ATAU AYAT-AYAT YANG SEDANG MENERANGKAN TENTANG KEESAAN ALLAH BUKAN UNTUK DIJADIKAN SEKUTU KEPADA ALLAH

(MAKSUDNYA SIFAT ALLAH YANG DINYATAKAN KEPADA MAKHLOK ITU TETAP SIFAT ALLAH, BUKAN BERTUKAR MENJADI SIFAT MAKHLOK, KERANA ALLAH TIDAK BOLEH DISEKUTUKAN DENGAN SEGALA SESUATU CIPTAANNYA..

MAKNANYA SETELAH DICIPTAKAN MAKHLOK DARI TIADA KEPADA ADA, MAKHLOK TETAP BERSIFAT DENGAN SIFAT ASLINYA IAITU TIADA, MATI, BODOH, LEMAH, BENCI, BUTA, TULI, BISU DAN LAIN-LAIN..

KERANA SEGALA SIFAT KETUHANAN YANG DIZAHIRKAN KEPADA MAKHLOK ITU ADALAH SIFAT-SIFAT ALLAH YANG DINYATAKAN KEPADA MAKHLOK UNTUK MENYATAKAN SIFAT ALLAH BUKAN UNTUK DISEKUTUKAN DENGAN ALLAH (BUKAN UNTUK DIMILIKI OLEH MAKHLOK)..

JADI SIFAT ALLAH TETAP DENGAN SIFAT ALLAH WALAUPUN DINYATAKAN KEPADA MAKHLOK KERANA DINYATAKAN SEGALA SIFAT-SIFAT ALLAH KEPADA MAKHLOK SEBAGAI TANDA DAN KENYATAAN KENYATAAN SIFAT-SIFAT ALLAH... BUKAN MENJADI SIFAT MAKHLOK ITU SENDIRI (BUKAN UNTUK MENJADI SEKUTU KEPADA ALLAH)
JIKA KITA BERPEGANG SETELAH DINYATAKAN SIFAT ALLAH KEPADA MAKHLOK, SIFAT-SIFAT ALLAH YANG DINYATAKAN KEPADA MAKHLOK ITU MENJADI SIFAT MAKHLOK SECARA TIDAK DISEDARI (TERAMAT TERSEMBUNYI) KITA TELAH SEKUTUKAN ALLAH DENGAN MAKHLOK CIPTAANNYA..

MERASAKAN ADA MAKHLOK DISAMPING ADA ALLAH SEBENARNYA SEDANG SEKUTUKAN ALLAH DENGAN MAKHLOK..

OLEH KERANA SEDANG MERASAKAN ADA MAKHLOK, SEGALA SIFAT TUHAN YANG SEDANG DIRASA AKAN DIRASAKAN SEBAGAI SIFAT DIRI SENDIRI...

DIDALAM ILMU TAUHID MENGATAKAN ALLAH TIDAK BOLEH DISEKUTUKAN DENGAN SESUATU SELAIN DARI ALLAH...

OLEH KERANA KITA SEDANG MERASAKAN SIFAT ADA ALLAH (YANG SEDANG DINYATAKAN UNTUK MEMBUKTIKAN SIFAT ADA ALLAH), SEBAGAI SIFAT ADA DIRI SENDIRI

SECARA AUTOMATIK AKAN TIMBUL DIDALAM AKAL FIKIRAN DAN RASA PERASAAN KITA SESIAPA YANG BERPEGANG ADA YANG TERNYATA KEPADA DIRI ADALAH ADA ALLAH YANG SEDANG DINYATAKAN SEBAGAI BUKTI KEESAAN ALLAH TELAH MENYENGUTUKAN ALLAH DENGAN DIRI SENDIRI, TELAH MENJADIKAN DIRI SENDIRI SEBAGAI TUHAN SELAIN DARI ALLAH... 

AKAN TIMBUL DIDALAM RASA DIRI ORANG YANG SEDANG MENGAKU SIFAT ALLAH ADALAH SIFAT ALLAH TELAH SEKUTUKAN ALLAH DENGAN MAKHLOK KERANA SEDANG MERASAKAN ADA MAKHLOK, DIDALAM ILMU TELAH MENJELASKAN BAHAWA ALLAH TIDAK BOLEH DISEKUTUKAN DENGAN MAKHLOK.

OLEH KERANA SEDANG MERASAKAN ADA ALLAH YANG SEDANG DINYATAKAN SEBAGAI ADA DIRI SENDIRI DAN ADA MAKHLOK MAKA SECARA TIDAK DISEDARI /AUTOMATIK AKAN TIMBUL ANGGAPAN SYIRIK KEPADA SESIAPA YANG BERPEGANG SIFAT ALLAH YANG DINYATAKAN SEBAGAI SIFAT ALLAH SENDIRI... INI BERLAKU KERANA SEDANG MERASA ADA DIRI SENDIRI DISAMPING ADA ALLAH....

SEBENARNYA SESIAPA YANG SEDANG MERASAKAN ADA DIRI SENDIRI DISAMPING ADA ALLAH YANG SEDANG MENYENKUTUKAN ALLAH DENGAN DIRINYA KERANA SEBENARNYA ADA YANG DINYATAKAN PADA DIRI ITU ADALAH KENYATAAN ADA ALLAH YANG SEDANG MEMBUKTIKAN ADA ALLAH, BUKAN ADA DIRI SENDIRI...

ORANG YANG MENJADIKAN BUKTI ADA ALLAH SEBAGAI ADA DIRI SENDIRI SEBENARNYA SEDANG SEKUTUKAN ALLAH DENGAN DIRI SENDIRI YANG TELAH DIANGGAP ADA...

KEPADA MEREKA YANG TETAP BERPEGANG HANYA ALLAH SAHAJA YANG BERSIFAT ADA KERANA SIFAT ADA YANG TERNYATA KEPADA MAKHLOK ADALAH KENYATAAN YANG SEDANG MENYATAKAN ADA ALLAH, BUKAN ADA DIRI SENDIRI DAN BUKAN ADA SELAIN DARI ALLAH...

HAL INI TERAMAT SULIT UNTUK DIFAHAMI KERANA WAJIB BERPERANG DENGAN SIFAT KEAKUAN DIRI SENDIRI (HAWA NAFSU) KERANA SEDANG MENGANGGAP ADA ALLAH ADALAH ADA DIRINYA SENDIRI, ADA ALLAH ADALAH ADA SELAIN DARI ALLAH...

SELAGI TIDAK BOLEH MELEPASKAN RASA PERASAAN YANG SEDANG MERASAKAN ADA ALLAH SEBAGAI ADA DIRI SENDIRI SELAGI ITU TETAP BERADA DIDALAM KEADAAN SYIRIK SAMPAI BILA-BILA...

Rabu, 4 Jun 2014

KITA TIDAK SEDAR YANG KITA SEDANG MENGAKU - AKU DIRI SENDIRI ADALAH TUHAN SELAIN DARI ALLAH

KITA TIDAK SEDAR YANG KITA SEDANG MENGAKU - AKU DIRI SENDIRI ADALAH TUHAN SELAIN DARI ALLAH..."

Allah mempunyai segala sifat yang wajib dan hanya layak untuk Dia memiliki sendiri tanpa boleh dikongsi dengan yang lain selain dari Dia sendiri...

Sifat yang wajib bagi Allah tidak terbilang banyaknya, ulamak telah menetapkan yang wajib kita ketahui sebanyak 20 sifat seperti yang telah dihuraikan didalam banyak kitab-kitab ilmu tauhid...

Sifat yang wajib bagi Allah hanya layak untuk Allah sahaja, selain dari Allah haram untuk memakainya, jika ada makhlok yang berani memakainya untuk diri mereka sendiri (makhlok yang tidak ada telah dianggap ada ujud sendiri dengan memakai sifat-sifat yang wajib bagi Allah kepada makhlok yang tidak ada, sehinggakan timbul anggapan segala sifat yang wajib bagi Allah telah dianggap sebagai sifat makhlok sendiri sehingga menimbulkan anggapan bahawa makhlok ada mempunyai ujud sendiri... 

Sehingga dengan rasa memiliki segala sifat yang wajib bagi Allah untuk diri sendiri timbullah didalam rasa dan perasaan diri sendiri akan keAKUan diri (yang sebenarnya yang bersifat tidak ada) tetapi telah dirasai ada oleh diri sendiri kerana mengambil dan meletakkan sifat ada Allah kepada diri sendiri yang sebenarnya tidak ada)...

Keakuan diri sendiri yang sebenarnya bersifat dengan sifat tidak ada, telah dirasai ada kerana kita telah meletakkan sifat ada itu pada tempat yang salah iaitu kepada diri yang tidak ada, sifat ada yang sepatutnya adalah sifat Allah sahaja telah diletakkan kepada selain dari Allah dan pada diri sendiri...

Dengan meletakkan sifat ada (yang sebenarnya sifat ada itu hanya milik Allah sahaja) kepada diri sendiri, maka dengan sendirinya akan menimbulkan sifat keakuan diri (mengaku segala sifat yang wajib bagi Allah adalah milik diri sendiri yang sedang memakai sifat ada yang hanya milik Allah sendiri sahaja...)

Bermula dengan merasai sifat ada yang hanya milik Allah sendiri sahaja sebagai ujud diri sendiri, secara automatik kita akan merasai didalam rasa dan perasaan yang dalam bahawa segala sifat-sifat yang wajib bagi Allah yang hanya layak untuk Allah sahaja telah dirasai menjadi milik diri sendiri ( yaitu ada Allah yang dianggap sebagai ada diri sendiri)..

Secara tidak disedari bermula dengan menganggap diri sendiri dan selain daripada Allah mempunyai ujud sendiri, kita telah memperakui diri kita telah memiliki sifat ketuhanan yang hanya milik Allah sendiri sahaja...

Dengan secara tidak disedari, apabila kita mengakui kita ada ujud sendiri, secara automatik kita telah mengakui diri kita memiliki sifat ketuhanan, secara tidak disedari kita telah memperakui diri kita memiliki sifat-sifat yang wajib bagi Allah yang membawa makna "AKU ALLAH - sebab ADA adalah sifat yang wajib bagi Allah, ADA itu bersifat Esa (tidak berbilang-bilang), sifat ada itu hanya milik Allah dan tidak boleh diletakkan sifat ADA kepada selain dari Allah.

Bila sifat yang wajib bagi Allah telah diletakkan kepada diri sendiri dan selain dari Allah (makhlok Allah).. Secara tidak disedari kita telah menjadikan (diri yang tiada tetapi telah dianggap ada kerana meletakkan sifat ada yang hanya milik Allah kepada diri yang tiada)

Dengan meletakkan sifat ADA kepada diri sendiri yang sebenarnya bersifat dengan sifat tiada akan melahirkan sifat Ke-Aku-an diri sendiri... Sifat ke-Aku-an diri ini adalah hawa nafsu yang secara tidak disedari telah dijadikan tuhan selain dari Allah sebab kita telah meletakkan segala sifat yang wajib bagi Allah kepada selain dari Allah (diri yang tiada tetapi telah dianggap ada kerana meletakkan sifat Ada yang hanya milik Allah kepada diri yang tiada...

Firman Allah
21.Surah Al-'Anbyā' (Verse 29)
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ

Dan (jika ada) sesiapa di antara mereka berkata: "Sesungguhnya aku ialah tuhan selain dari Allah", maka yang berkata sedemikian itu, Kami akan membalasnya dengan (azab) neraka jahannam; demikianlah Kami membalas golongan yang zalim.

Mengaku dan menganggap diri sendiri mempunyai ujud sendiri dengan secara tidak langsung dan secara yang tersembunyi telah berlaku seperti firman Allah

22.Surah Al-Ĥaj (Verse 62)
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Bersifatnya Allah dengan kekuasaan dan luas ilmu pengetahuan itu kerana bahawasanya Allah, Dia lah sahaja Tuhan Yang Sebenar-benarnya, dan bahawa segala yang mereka sembah selain dari Allah itulah yang nyata palsunya. Dan (ingatlah) sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Tinggi keadaanNya, lagi Maha Besar (kekuasaanNya)

Secara tidak sedar kita telah meletakkan sifat yang wajib bagi Allah yang hanya milik Allah kepada diri sendiri (yang dianggap ada).... Yang sebenarnya ada itu adalah sifat Ada Allah yang sedang ditunjukkan sebagai tanda dan ayat yang sedang menerangkan wujud atau ada Allah...

YANG MENJADI MASALAH BESAR KEPADA KITA IALAH KITA TAK JUMPA JALAN UNTUK MENGHILANGKAN RASA ADA DIRI SENDIRI YANG TELAH LAMA MELEKAT DAN TELAH MENJADI DARAH DAGING.....

Selagi kita tidak bertemu jalan bagaimana nak menafikan atau menghilangkan rasa ada diri sendiri selagi itu kita kekal bertuhankan kepada keakuan diri (Aku diri sendiri yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan itu sifat yang wajib bagi Allah yang hanya milik Allah sahaja)...

Orang yang syirik kepada Allah dipanggil didalam Al-Quran sebagai orang musyrik...

39.Surah Az-Zumar (Verse 3)
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

Ingatlah! (Hak yang wajib dipersembahkan) kepada Allah ialah segala ibadat dan bawaan yang suci bersih (dari segala rupa syirik). Dan orang-orang musyrik yang mengambil selain dari Allah untuk menjadi pelindung dan penolong (sambil berkata): "Kami tidak menyembah atau memujanya melainkan supaya mereka mendampingkan kami kepada Allah sehampir-hampirnya", - sesungguhnya Allah akan menghukum di antara mereka (dengan orang-orang yang tidak melakukan syirik) tentang apa yang mereka berselisihan padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang yang tetap berdusta (mengatakan yang bukan-bukan), lagi sentiasa kufur (dengan melakukan syirik).

2.Surah Al-Baqarah (Verse 163)
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

Dan Tuhan kamu ialah Tuhan yang Maha Esa; tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain dari Allah, yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.

20.Surah Ţāhā (Verse 14)
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

"Sesungguhnya Akulah Allah; tiada tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah sembahyang untuk mengingati Daku.

21.Surah Al-'Anbyā' (Verse 25)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus sebelummu (wahai Muhammad) seseorang Rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahawa sesungguhnya tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku; oleh itu, beribadatlah kamu kepadaKu".

16.Surah An-Naĥl (Verse 2)
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ

Ia menurunkan malaikat membawa wahyu dengan perintahNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya (yang layak menjadi Rasul); (lalu Ia berfirman kepada Rasul-rasul): "Hendaklah kamu menegaskan kepada umat manusia bahawa tiada Tuhan melainkan Aku. Oleh itu, bertaqwalah kamu kepadaku".

28.Surah Al-Qaşaş (Verse 88)
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Dan janganlah engkau menyembah tuhan yang lain bersama-sama Allah. Tiada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu akan binasa melainkan Zat Allah. BagiNyalah kuasa memutuskan segala hukum, dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.

28.Surah Al-Qaşaş (Verse 30)
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِن شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَن يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Maka ketika ia sampai ke tempat api itu, (kedengaran) ia diseru dari tepi lembah yang di sebelah kanan, di tempat yang dilimpahi berkat, dari arah pohon kayu (yang ada di situ): "Wahai Musa, sesungguhnya Akulah Allah Tuhan sekalian alam.