Pages

Ahad, 29 Mac 2015

GAGAL MASUK PADA FASE SENDIRIAN atau PINDAH KEYAKINAN dari KEYAKINAN PADA ILMU SYAREAT

Banyak bahkan sebagian besar atau lebih dari 90% orang - orang yang belajar dan mendalami Ilmu Ma'rifattullah GAGAL MASUK PADA FASE SENDIRIAN atau PINDAH KEYAKINAN dari KEYAKINAN PADA ILMU SYAREAT menjadi KEYAKINAN PADA ILMU HAKEKAT walaupun secara teoritis keilmuan sudah paham sampai ke pemahaman yang mendalam.....
Ciri utama mereka yang gagal masuk pada FASE SENDIRIAN adalah :
1. Masih berpedoman pada apa yang TERTULIS didalam ALQURAN dan HADIST SAHIH.
2. Masih berpedoman pada apa kata GURU walaupun baik dan benar.
3. Masih suka bercerita atau bahkan berdebat tentang Ilmu Ma'rifattullah atau ILMU KETUHANAN.baik dengan teman seagama maupun dengan teman berbeda agama.
4. Masih ada " Rasa " bahwa dirinya yang paling berilmu dan paling benar atau Majelis pengajiannya yang paling benar atau GURUnya yang paling benar dan paling hebat.
" PINDAH " keyakinan menjadi keyakinan pada ILMU HAKEKAT ini sebagaimana yang diisyaratkan dalam sebuah hadist :
" Dari Wabishah bin Ma'bad ia berkata : " Saya datang kepada Rasulullah Saw, dan saya ingin agar tidak ada sesuatu baik berupa kebaikan atau keburukan kecuali aku telah menanyakannya pada beliau. Saat itu di sisi beliau terdapat sekelompok sahabat, maka saya pun melangkahi mereka hingga mereka berkata :
" Wahai Wabishah, menjauhlah dari Rasulullah Saw, menjauhlah wahai Wabishah ! "
Saya berkata : " Saya adalah Wabishah, biarkan aku mendekat padanya, karena ia adalah orang yang paling aku cintai untuk berdekatan dengannya.
Maka beliau pun bersabda :
" Mendekatlah wahai Wabishah, mendekatlah wahai Wabishah."
Saya mendekat ke arahnya sehingga lututku menyentuh lutut beliau, kemudian beliau bersabda :
" Wahai Wabishah, aku akan memberitahukan (jawaban) kepadamu sesuatu yang menjadikanmu datang kemari."
Saya berkata, " Wahai Rasulullah, beritahukanlah padaku."
Maka beliau pun bersabda :
" Kamu datang untuk bertanya mengenai kebaikan dan keburukan (dosa)."
Saya berkata : " Benar "
Beliau lalu menyatukan ketiga jarinya dan menepukkannya ke dadaku seraya bersabda :
" Wahai Wabishah, mintalah petunjuk dari JIWAMU . Kebaikan itu adalah sesuatu yang dapat menenangkan dan menentramkan hati dan jiwa. Sedangkan keburukan itu adalah sesuatu yang meresahkan hati dan menyesakkan dada, meskipun manusia membenarkanmu dan manusia memberimu fatwa " 
( Musnad Ahmad, no.180001 )

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.