Pages

Ahad, 8 Mei 2016

Dzikir Tidak Hanya Lisan

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Membalas setiap kebaikan, menjadikan kita orang-orang yang istiqomah dalam beramal sholeh.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, yang paling utama dari dzikir itu adalah ingat kepada Alloh Swt. sejak dari niat kita di dalam hati.

Sehingga dzikir adalah agar niat kita lurus hanya mengharap ridho Alloh Swt.

Alloh Swt. berfirman, “Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadat (kurban) ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Alloh)”. (QS. Al An’am [6] : 162-163)

Jadi, dzikir itu tidak hanya diucapkan, dilantunkan berulang-ulang secara lisan saja, tapi juga harus dimulai sejak getaran hati sehingga membuat niat kita senantiasa lurus lillaahita’ala.

Karena Alloh tidak akan menerima amal kecuali yang niatnya karena Alloh Swt.

Dalam urusan keikhlasan dalam beramal misalnya, tidak begitu penting bahkan tidak perlulah keikhlasan itu diucapkan,

“saya ikhlas kok!” Lakukan saja kebaikan dan biarkan urusan ikhlas itu menjadi kesibukan hati.

Di dalam surat Al Ikhlas pun tidak ada kata atau kalimat “ikhlas”, justru isi dari surat ini meski suratnya pendek namun isinya adalah urusan yang sangat besar nan agung yaitu tauhiid.

Maka, orang yang ikhlas itu tidak lagi sibuk dengan penilaian manusia mengenai amalnya, ia hanya sibuk dengan satu hal yaitu bagaimana agar amalnya itu diterima oleh Alloh Swt.

Nah saudaraku, marilah kita senantiasa menghadirkan dzikir sejak dari hati kita, kemudian kita ucapkan dan kita hadirkan dalam amal perbuatan kita.

Agar niat kita senantiasa terjaga hanya mengharap ridho Alloh Swt. Semoga setiap amal sholeh kita diterima oleh Alloh Swt. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.