GHAUSUL ‘AZAM berkat
“JISMUL INSANU WANAFSAHU WAKABLAHU WARUHUHU WABASARAHU WA ASNA NURU WAYAZRUHU WARIJLUHU WAKULLU ZALIKA AZHIRTULAHU BINAFSIHI LINAFSI ILA HUWA ILLA ANA GHAIRUHU”
artinya
Diri atau tubuh manusia, hatinya dan pendengarannya, penglihatannya, serta tangan dan kakinya, kesemuanya itu adalah kenyataan bagi DiriKU, tetapi bukan ‘Ainnya dan bukan lainnya.
Allah itu tidak lain dari Insan, sebab kita ini adalah Hak dari pada Allah dan tidak ia berpisah segala kelakuanNya atau Af’alNya.
Allah berfirman : “WAFI AMPUSIKUM APALA TUBSIRUN” artinya Ada Tuhan kamu pada diri kamu, mengapa tidakkah kamu lihat akan Aku, kata Allah, padahal Aku terlebih hampir daripada matamu yang putih dengan yang hitamnya, terlebih hampir lagi Aku dengan kamu.
Nabi SAW bersabda : “MAN NAJARA ILA SYAI’AN WALAM YARALLAHUFIHI FAHUWA HATIL” artinya siapa yang melihat kepada sesuatu, tidak dilihatnya Allah didalamNya, maka penglihatannya itu batal dan sia-sia belaka.
ABU BAKAR SIDDIK R.A berkata “
MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAH HAKABLAHU” artinya Tidak Aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala terlebih dahulu”.
USMAN IBNU AFFAN berkata “
MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AIRULLAHA “ atinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah besertanya.
UMAR IBNU KHATTAB berkata
“MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA BADAHU” artinya Tidak aku lihat sesuatu, hanya aku lihat Allah Ta’ala kemudiannya.
ALI BIN ABI TALIB
“ MAA RAITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA FIHI” artinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala didalamnya”.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.