HAKIKAT BATIN YANG TERLIHAT
Abu Yazid Al-Busthami berkata..
Ketika Aku Terjaga Kulihat Allah, Ketika Aku Tidur Kulihat Allah, Ketika Aku Duduk Kulihat Allah, Ketika Aku Berdiri kulihat Allah, Ketika Aku Berjalan Kulihat Allah.
.
Melihat Allah itu seperti apa?? Allah tidak dapat dilihat dengan mata kepala di dunia ini. Yang sebenarnya dikatakan melihat Allah itu hanyalah dengan mata hati dan bukan dengan mata kepala (mata dzahir).
.
Barang siapa Mengenal diri nya maka ia akan mengenal Tuhan Nya.
Barang siapa mengaku melihat Tuhan Nya Maka pendustalah Diri nya.
.
TA'WIIL ISYAAR" FII BAYAANI MAQOOLATUL HIKMAH 'AN QOULI IN RO-AITUKA SYAROKTU
"jika ada seseorang yang telah mengaku dan merasa telah melihat Allah (berupa wujud yang terlihat) baik lahir maupun bathin maka sesungguhnya dia adalah orang yang telah menyekutukan Allah dengan sifat-sifat kaainaat.
.
FAMANID DA'A RU'YATALLOOHI YAQDZOTALLOOHI BI'AINI RO'SIHI FAHUWA SYIRKUN
"Siapa saja yang mengaku bahwa dirinya telah melihat Allah swt (berupa wujud yang terlihat) dengan keadaan terjaga biarpun sekejap mata maka dia itu adalah orang yang telah menyekutukan Allah swt".
.
Karena pengakuannya itu telah menyamakan Allah dengan sifat-sifat makhluk.
.
Yang dimaksud melihat dengan mata hati(diri bathin) itu ialah sebagai berikut dibawah ini:
.
1. Wujud bathin,
hakikatnya adalah wujud Allah.kepada kita jadi Rahasia. Maksudnya tentang Dzat Tuhan itu tidak dapat dilihat dan diraba, hanya dengan nur iman dan dirasakan oleh sinar hati.
Inilah yang dimaksud oleh hadits yang berbunyi : Al insanu sirri wa ana sirrohu.
Artinya : "insan itu rahasiaku , dan akupun rahasianya".
.
2. Ilmu bathin,
hakikatnya adalah sifat Allah, yang kepada kita menjadi nyawa/Ruh. Dan ruh itulah tempat majhor sifat-sifat Allah.
Hingga dia kuasa memerintahkan jasad dan lain-lainnya.
.
3. Nur bathin,
hakikatnya Asma Allah, yang kepada kita menjadi hati. Maksudnya hati itu adalah tempat majhor daripada Asma Allah.
.
4. Syuhud bathin,
hakikatnya adalah Afal Allah, yang kepada kita menjadi batang tubuh. Maksunya batang tubuh kita ini adalah tempat majhor dan tempat nyata perbuatan Allah. Jalannya adalah bahwa segala amal usaha lahir yang dilakukan oleh manusia. Tapi pada hakikatnya dan pada bathinnya adalah semata-mata perbuatan Allah.
.
Maka hal itu dinamakan penyaksian Bathin. Karena amal usaha zahir itulah yang membuktikan perbuatan bathin. Itulah yang memberi bekas, karena terjadi dari sifat bathin, yang tidak bias lepas dari ujudnya : yakni Dzatnya yang maha kuasa.
.
Demikianlah yang dinamakan tauhidul Dzat, tauhidul Sifat, tauhidul Asma, tauhidul Af'al. maka melihat sesuatu apa saja perbuatan Allah.
.
Maka dengan demikian fana lah yang lain : yakni ujud lahir dan sifat lahir,dikala itu tidak ada yang ada kecuali bathin. Maka sekarang bathinlah yang melihat bathin/melihat gerakan Dzat.
.
Dari itu maka jelaslah sekarang kepada kita bahwa yang memandang ia yang memandang.
Wallahu a'lam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.