SANG MAHA GURU
Assalaamu 'alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh.
Saudara-saudariku seiman.
Tidak setiap praktek bisa diteorikan, namun setiap teori bisa dipraktekkan.
Mengapa?
Karena tidak semua praktek itu masuk akal (atau umum), bahkan sering ajaib dan aneh-aneh (atau khusus), sehingga sulit untuk diteorikan.
Sementara teori adalah hal-hal yang telah baku dari kesepakatan beragam praktek yang masuk akal (atau umum), sehingga teori mudah dipraktekkan.
Dan praktek sering kita sebut sebagai pengalaman, sementara teori sering kita sebut sebagai pelajaran.
Maka sering kita dengar kalimat, "Pengalaman harus dijadikan pelajaran", dan tidak pernah kita dengar kalimat, "Pelajaran harus dijadikan pengalaman".
Dan pengalaman yang sifatnya khusus sering diajarkan para Guru secara langsung kepada muridnya tanpa bumbu-bumbu teori (atau mereka mengajarkannya dengan praktek langsung), karena memang pengalaman yang sifatnya khusus itu sering berbenturan dengan teori-teori yang baku, sehingga pengalaman yang khusus itu pun sulit untuk dijadikan teori yang baru (karena dianggap tidak umum atau tidak masuk akal).
Contoh: MESIN WAKTU, atau mesin yang dapat membawa kita ketempat dan kewaktu yang lain.
Sepintas MESIN WAKTU ini memang sesuatu yang tidak masuk akal, namun Kakek saya dengan media pohon pisang dan Guru saya dengan media sajadah mampu pindah ketempat dan kewaktu yang lain, bahkan Nabi saya dengan media hewan mampu mengelilingi bumi dan langit bahkan sampai bertemu Tuhan.
Dan memang sampai kapan pun MESIN WAKTU ini hanya akan menjadi wacana yang tidak bisa diteorikan sehingga tidak bisa dipraktekkan secara umum, dan walaupun ada teorinya namun yang menteorikan bukan orang-orang yang pernah mengalami perpindahan tempat dan waktu tersebut, sehingga teorinya selalu salah dan selamanya MESIN WAKTU ini hanya menjadi wacana.
Dan inilah contoh pengalaman (atau praktek) yang tidak bisa diteorikan, karena sifatnya khusus, sehingga yang bisa mempraktekkannya-pun hanya orang-orang khusus.
Saudaraku.
Pengalaman sesungguhnya merupakan salah satu dari beragam jenis PETUNJUK.
Dan jika kita ikuti petunjuk itu, atau pengalaman itu kita jadikan pelajaran dengan penuh keyakinan, niscaya banyak kebaikan dan keajaiban yang akan kita dapatkan.
Sebab pengalaman itu bersumber langsung dari SANG MAHA GURU.
Sementara teori masih bersumber dengan perantara seorang Guru.
Dan SANG MAHA GURU tidak pernah salah, bahkan sekali mengajarkan tidak butuh banyak teori alias langsung jadi.
Sebab SANG MAHA GURU adalah Sang Maha dari segala Maha, atau Sang Pemilik KUN FA YAKUN, yang telah memberikan salah satu petunjuk-Nya kepada kita berupa pengalaman.
Sehingga orang yang selalu mengambil pelajaran dari pengalamannya, maka dialah orang yang selalu belajar dengan SANG MAHA GURU.
Dan dia pula-lah Si Murid Sejati SANG MAHA GURU, yang akhirnya akan selalu pasrah total menyerahkan dirinya kepada SANG MAHA GURU dengan menjadikan SANG MAHA GURU-nya sebagai Tuhan sesembahan-nya (seperti yang telah dilakukan Rosulullah Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam kepada SANG MAHA GURU-nya yaitu ALLAH).
Saudaraku.
Belajar dari Pengalaman, sama saja belajar dengan TUHAN, yang kita sebut sebagai SANG MAHA GURU.
Semoga saudara semua paham.
Aamiin.
Terimakasih.
Wassalaamu 'alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.