Pages

Khamis, 8 Mei 2014

Bagaimana Cara Bercinta Dengan Allah ?

Bagaimana Cara Bercinta Dengan Allah ?

Tuan-tuan, puan-puan, muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah sekalian. Pada kebiasaanya bercinta itu berlaku diantara dua pasangan atau ianya melibatkan antara dua pihak!.

Cinta kepada Allah itu, tidak boleh sama sebagaimana cinta sesama makhluk, yang memerlukan adanya dua pihak!. Cinta kepada Allah itu, hanya berlaku setelah hanya ada satu pihak!.

Bagaimanakah berlakunya cinta satu pihak?…………..Bagaimana mungkin bertepuk hanya sebelah tangan?. Cinta makhluk kepada sesama makhluk itu, harus bertepuk kedua belah belah tangan!. Manakala cinta kepada Allah itu hanya bertepuk sebelah tangan dan hanya bercinta dalam keadaan satu hala tanpa ada dua pihak?………………..

Bagaimanakah caranya?……..Tunggu………

Tuan-tuan, muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah sekalian.Jam sekarang menunjukkan pukul 4.38 waktu indonisia, tanggal 3hb jan 2013. Pada tahun baru ini, inilah baru kali pertama saya menulis dalam blog makrifattokkenali .com. Dikesempatan dan dikejauhan ini, ingin saya mengucapkan selamat tahun baru kepada anak buah saya diseluruh Malaysia, Indonesia, Berunai dan Singapura sekalian. Semoga hendaknya pada tahun baru ini, diri kita juga akan bertukar baru.

Jika tahun lalu kita masih bernama, marilah pada tahun baru ini, kita tinggalkan sekalian nama-nama diri. Biarlah mulai dari tahun ini, kita biarkan diri tinggal bersendirian (sudah sekian lama diri kita tingal dengan ditemani!). Sampailah masanya untuk kita biarkan diri kita tinggal bersendirian. Jika dulu diri kita sentiasa ditemani dengan sifat nama,sifat afaal, sifat zat dan sifat!.

Mari kita sama-sama tinggalkan segala yang bersifat, yang bernama, yang berafaal dan mulai dari tahun baru (2013) ini, marilah kita sama-sama tinggalkan apa-apa yang bernama zat!. Mari kita mendiri pada diri yang sebenar-benar diri. Ituah cinta sejati.

Jangan lagi bercinta dengan perkara-perkara yang masih bersifat!. Cinta kepada yang bersifat itu, tidak kekal. Cinta kepada yang bersifat itu, ada kalanya kaki putus, tangan putus dan leher putus.Cinta kepada yang bernama itu, setelah kita mati, nama kita tidak lagi dingati orang dan tak usah kata semasa sesudah mati, ada kalanya sebelum mati pun, orang sudah lupa kepada nama kita!. Cinta kepada afaal, feel, perangai atau cinta kepada tingkah laku, sekali kita buat salah, biarpun beribu kali sebelumnya kita berbuat baik, orang sudah tidak kenang kebaikan kita yang beribu kalli. Yang orang lihat itu, adalah jahat yang sekali!. Cinta kepada zat, zat (roh) akan putus bila habis nyawa.

Cinta kepada yang besifat itu tidak kekal. Mari bermula pada tahun baru ini, kita sama-sama beralih cinta kepada kekasih yang tiada awal dan kekasih yang tiada akhir!. Mari kita berkasih dengan Kekasih yang tiada sifat, tiada nama, tiada afaal dan tiada zat!

Itu makanya, dari tulisan awal saya, saya ada menyatakan bahawa, barang siapa yang masih bercinta itu, tandanya ia belum bercinta. Mana mungkin kita bercinta dengan yang tidak punya sifat, tidak punya afaal, tidak punya asma dan tidak punya zat!.Bercinta dengan Allah itu, adalah bercinta yang bertepuk sebelah tangan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.