Mengadakan Pengakuan Untuk Mendapat Pengakuan:
Untuk mendapat pengakuan hendaklah kita mengadakan pengakuan. Siapa yang mengadakan Pengakuan, kepada siapa pengakuan diadakan dan dari siapa pengakuan itu kita perdapat?
Tiap tiap sesuatu yang akan dilakukan hendaklah didahului dengan niat. Setelah kita mendapat kepastian tentang Diri kita, maka hendaklah kita me-ada-kan “Pengakuan” terhadap ALLAH , TUHAN YANG MAHA ESA dengan mengucapkan “Dua kalimah syahadat” berulang ulang tiga kali:
“ASYADUANLAILAH ILLALLAH WAASYADUANNA MUHAMMADARRASULLAH”
Yang ertinya: Naik saksi Aku bahawa tiada NYATA melainkan hanya ALLAH – Muhammad Rasul ALLAH.
Rasul ALLAH, utusan TUHAN, maka adalah hikmah yang terkandung dalam dua kalimah syahadat antara lain ialah:
“PENGAKUAN DAN PANGKAT ATAU MARTABAT”
Untuk me-ada-kan pengakuan terhadap TUHAN yang kita sembah itu, kita harus berjalan (bertarikat) dan yang berjalan itu bukan badan kita, melainkan Dia, Diri yang telah kita temui dan kita berjalan menurutkan jalannya, kalau kita yang diluar yang mencari TUHAN, kemana akan kita pergi mencari nya?
Masuk kah di akal, kita yang berupa dan bertempat, dapat mencari dan menemuinya yang tidak berupa dan bertampan?? Kita ketahui Dia ada dimana mana, maksudnya di mana mana sahaja, Dia ada tapi tiada, ke-ada-annya di dalam TIDAK ADA, bagi orang yang mahu berfikir, dapat membenarkan dan mengakui akan ke-ada-annya dengan tanda tanda yang telah ditemuinya dan kitab kitab banya menyakinkan akan keada-annya.
Bagi orang yang mau memperhatikan akan segala sesuatunya, tak dapat memungkiri akan adanya yang maha kuasa itu. Akan dapatkah si badan kasar menemui yang Maha Ghaib?? Tentu tidak dan pasti tidak. Diri yang telah ditemui itulah yang membawa badan berjalan dan Diri lah yang tahu jalan untuk kesana, kerana Dia berasal dari sana dan kesana pula tempatnya kembali.
Lain hal nya badan, yang dijadikan dari yang telah dijadikan NYA, yaitu dari tanah barang yang mati, dan dari itu pula makanya kalau orang telah mati atau meninggal badannya dikembalikan keasalnya yaitu ketanah.
Dan adalah bagi kita setelah menemui Diri sendiri, jalan untuk ke SANA telah terbuka, mencari yang GHAIB HENDAKLAH DENGAN YANG GHAIB, para ariffin dan budiman mengatakan siapa yang mengenal Diri akan mengenal TUHAN dan siapa yang menemui Diri nya akan menemui TUHAN dengan sendirinya.
Sekarang kita telah menemui Diri kita, sudahkan kita menemui TUHAN yang kita sembah?? Bagaimana kita menemui dan dalam keadaan bagaimana kita menemuinya??
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.