Kitab TEBERUBUT ( Kunci Pembuka dan Rahasia ILMU MA'RIFATTULLAH )
PEMAHAMAN ILMU SYAREAT berpedoman pada apa yang TERTULIS di ALQURAN dan HADIST sehingga terjadi banyak penafsiran yang terkadang saling bertentangan seperti adanya PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW.
Sedangkan ......Dalam PEMAHAMAN ILMU HAKEKAT berpedoman pada JIWA dan mengikuti ILHAM yang di terima oleh JIWAnya.....
Jika JIWAnya menginginkan merayakan MAULID NABI MUHAMMAD RASULULLAH SAW maka dia akan merayakannya tanpa menyalahkan orang lain yang TIDAK MERAYAKANNYA ......begitu juga sebaliknya jika JIWAnya TIDAK INGIN MERAYAKANNYA maka dia tidak akan merayakannya tanpa menyalahkan orang lain yang MERAYAKANNYA....
Allah swt berfirman dalam surat ASY SYAMS 8-10,yaitu :
" ....Allah mengilhamkan kepada JIWA itu jalan KEFASIKAN dan KETAQWAANNYA,sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan JIWA itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.."
"Dari Wabishoh bin Ma'bad ia berkata :
" Saya datang kepada Rasulullah saw dan saya ingin agar tidak ada sesuatu baik berupa kebaikan atau keburukan kecuali aku telah menanyakannya pada beliau.
Saat itu di sisi beliau terdapat sekelompok sahabat, maka saya pun melangkahi mereka hingga mereka berkata :
" Wahai Wabishoh, menjauhlah dari Rasulullah saw, menjauhlah wahai Wabishah ! "
Saya berkata :
" Saya adalah Wabishah, biarkan aku mendekat padanya, karena ia adalah orang yang paling aku cintai untuk berdekatan dengannya."
Maka beliau pun bersabda:
" Mendekatlah wahai Wabishah, mendekatlah wahai Wabishah."
Saya mendekat ke arahnya sehingga lututku menyentuh lutut beliau, kemudian beliau bersabda :
" Wahai Wabishah, aku akan memberitahukan (jawaban) kepadamu sesuatu yang menjadikanmu datang kemari."
Saya berkata :
" Wahai Rasulullah, beritahukanlah padaku."
Maka beliau pun bersabda :
" Kamu datang untuk bertanya mengenai kebaikan dan keburukan (dosa)."
Saya berkata, " Benar."
Beliau lalu menyatukan ketiga jarinya dan menepukkannya ke dadaku seraya bersabda :
" Wahai Wabishah, mintalah petunjuk dari JIWA mu. Kebaikan itu adalah sesuatu yang dapat menenangkan dan menentramkan hati dan jiwa. Sedangkan keburukan itu adalah sesuatu yang meresahkan hati dan menyesakkan dada, meskipun manusia membenarkanmu dan manusia memberimu fatwa " (Musnad Ahmad, no.180001)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.