Pages

Selasa, 28 Februari 2017

CARA CARA MELAKUKAN SUJUD SAHWI

Cara Melakukan Sujud Sahwi Yang kita kena Buat Jika Tersilap Dalam Solat !! Ramai orang tak tahu benda ni !!

CARA CARA MELAKUKAN SUJUD SAHWI. KITA PERLU TAHU AGAR TIDAK MELAKUKAN KESILAPAN LAGI..

Bismillah, Sujud artinya ketundukan baik itu menundukan kepala ke tempat yang lebih rendah ataupun suatu perbuatan yang mengisyaratkan kepada ketundukan itu sendiri, contohnya ketaatan.

Sedangkan Sahwi artinya Lupa, yaitu meninggalkan sesuatu dengan tidak sengaja. Jadi Sujud Sahwi adalah sujud dalam shalat yang dilakukan karena ada salah satu perbuatan shalat yang tertinggal secara tidak sengaja

Dalil sujud sahwi (dua kali sujud):

Contoh cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin Buhainah,

فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ

“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam.” (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)

Contoh cara melakukan sujud sahwi sesudah salam dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah,

فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ

“Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudia beliau salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no. 573)

Sujud sahwi sesudah salam ini ditutup lagi dengan salam sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Imron bin Hushain,

فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.

“Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.” (HR. Muslim no. 574)

HUKUM SUJUD SAHWI

Madzhab Hanafi : Wajib dan berdosa bagi siapa yang meninggalkannya tetapi tidak membatalkan shalat. Dalil mereka sebagaimana diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri bahwasannya Rasulullah Saw bersabda : “jikalau salah satu diantara kalian ragu-ragu dalam shalatnya sehingga dia tidak mengetahui sudah mendapatkan berapa rakaat, tiga atu empat rakaat maka, hendaknya dia menghilangkan keragu-raguannya dan memantapkan keyakinannya kemudian hendaknya dia sujud dua kali sebelum salam, seandainya dia telah shalat sebanyak lima rakaat shalatnya tetap sah”

Madzhab Hanafi memaknai kalimat perintah dalam hadits tersebut sebagai perintah yang wajib dilaksanakan maka dari itu mereka mewajibkan sujud sahwi bagi yang lupa dalam mengerjakan rukun maupun kewajiban dalam shalat.

Madzhab Syafi‘i : Hanya wajib dalam keadaan tertentu yaitu ketika Imam melakukan sujud sahwi maka dalam keadaan seperti ini makmum wajib melakukannya karena mengikuti Imam, jikalau makmum tidak mengerjakannya maka shalatnya batal dan wajib baginya mengulang shalat kembali.

Jikalau Imam tidak melakukan sujud sahwi maka tidaklah wajib bagi makmum untuk melakukannya melainkan hukumnya berubah menjadi sunnah dan sunnah ini hanya berlaku untuk individu masing-masing.

Madzhab Maliki : Sunnah baik itu bagi Imam maupun individu masing-masing.

Madzhab Hambali : Wajib hanya ketika seseorang meninggalkan rukun ataupun kewajiban-kewajiban dalam shalat, sunnah jika meniggalkan selain dua hal tersebut.

TATA CARA SUJUD SAHWI

Sujud Sahwi ialah sujud dua kali dengan mengucapkan takbir ketika merendahkan kepala hingga menyentuh lantai kemudian mengangkatnya lagi sambil mengucapkan takbir, di sujud yang kedua juga seperti sujud pertama kemudian duduk dan salam, tata cara ini dilakukan bagi yang mengerjakan sujud sahwi sebelum salam. Adapun yang mengatakan sujud sahwi dilakukan setelah salam maka dimulai dari duduk.

Para ahli fikih berbeda pendapat mengenai tempat sujud sahwi, apakah dilakukan setelah salam atau sebelum salam. Madzhab Hanafi mengatakan sujud sahwi dilakukan oleh seseorang yang shalat setelah salam kekanan saja[1] kemudian membaca tasyahhud setelah dua kali sujud dan salam setelah tasyahhud, jikalau tidak membaca tasyahhud maka ia telah meninggalkan hal-hal yang wajib tetapi shalatnya tetap sah, dan setelah tasyahhud sujud sahwi, wajib baginya salam, jikalau ia tidak salam maka telah meninggalkan hal yang wajib.

Apakah wajib berniat ketika sujud sahwi?

Sebagian dari ulama fikih Hanafi tidak mewajibkan niat, karena sujud sahwi ada untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam shalat, dan tidaklah wajib berniat di setiap bagian-bagian yang temasuk dalam satu kesatuan seperti shalat maka, sujud sahwi tidak wajib baginya niat.

Sedangkan sebagian yang lain mewajibkan niat, karena itu juga termasuk shalat dan tidaklah sah shalat tanpa niat, sebagaimana wajibnya niat untuk sujud tilawah maupun sujud syukur.

Sedangkan Madzhab Syafi‘i mengatakan bahwasannya sujud sahwi ialah sujud dua kali seperti dalam shalat dikerjakan sebelum salam, setelah tasyahhud dan shalawat atas Nabi Saw, berniat di dalam hati tidak diucapkan dengan lisan, karena berbicara dalam shalat dapat membatalkan shalat.

Madzhab Maliki mengatakan bahwa sujud sahwi yaitu dua sujud dan bertasyahhud setelah dua sujud tanpa doa dan shalawat keatas Nabi Saw, jikalau sujud sahwi dikerjakan setelah salam maka ia harus sujud dan bertasyahhud dan wajib mengulangi salam kebali, seandainya ia tidak mengulangi salamnya maka shalatnya tidak batal.

Madzhab Hambali: sujud sahwi yaitu dimulai dari takbir kemudian sujud dua kali setelah salam ataupun sebelum salam. Hanya saja mereka mengatakan bahwasannya sujud sahwi dilakukan sebelum salam adalah lebih baik kecuali dalam dua hal yakni:

Pertama: ketika kurang ataupun kelebihan rakaat dalam shalat, maka ia harus melengkapi kekurangannya kemudian sujud setelah salam.

Kedua: Ketika Imam ragu-ragu mengenai suatu hal di dalam shalat, kemudian ia menghilangkan keragu-raguannya dan memantapkan piihannya maka dalam hal ini sujud sahwi lebih baik dilakukan setelah salam.

SEBAB-SEBAB MENGERJAKAN SUJUD SAHWI

1. Ketika meninggalkan bacaan fatihah
2. Mengeraskan bacaan di dua rakaat terakhir
3. Meninggalkan Tuma’ninah
4. Meninggalkan duduk yang wajib dalam shalat, yakitu semua duduk kecuali duduk tasyahhud akhir. Barang siapa meninggalkan duduk tasyahhud awal atau duduk diantara dua sujud maka baginya sujud sahwi
5. Meninggalkan bacaan Tasyahhud pertama dan kedua
6. Memindahkan rukun bacaan dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti membaca fatihah ketika ruku, membaca tasyahhud ketika sujud dan lain sebagainya, kecuali membaca surah sebelum fatihah maka tidak wajib baginya sujud sahwi.
7. Ragu-ragu dalam jumlah rakaat shalat
8. Meninggalkan hal-hal yang sunah dalam shalat tidaklah wajib sujud sahwi melainkan ada beberapa hal yang masuk pengecualian menurut tiap-tiap madzhab, seperti doa kunut ketika shalat subuh dan shalat witir di pertengahan bulan Ramadhan dan itu menurut Madzhab Syafi’i. Sedangkan ulama fikih yang lain hanya memasukkan doa kunut diwaktu shalat witir saja.

Apakah sujud sahwi hanya dilakukan ketika seseorang hanya lupa satu kali atau lebih?

Para ulama sepakat, bagi siapa saja yang lupa terus-menerus atau berkali-kali lebih dari satu kali di dalam shalat maka kesemua itu juga termasuk jenis lupa. Jadi, cukup baginya sujud sahwi, walaupun banyaknya kelupaan tersebut bukan bagian dari shalat, seperti berbicara atau membalas salam dengan tidak sengaja.

Ada juga sebagian yang berkata bahwa jumlah sujud sahwi ditentukan oleh jumlah tempat-tempat yang ia lupa. Wallahu a‘lam bi’s s-Shawwâb

Bacaan dalam sujud sahwi ada 3 pendapat:

1. Do’a Ketika Sujud Sahwi

Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi,

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو

“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa).[4]

2. Bacaannya sama dengan sujud dalam shalat:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى

“Subhaana robbiyal a’laa” [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi]

atau:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى

“Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy.” [Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku][6]

[1] Jikalau ia telah mengucapkan salam kedua maka telah gugur kewajibannya untuk mengerjakan sujud sahwi tetapi jikalau ia mengerjakan salam yang kedua dengan segaja maka ia telah berdosa karena meninggalkan yang wajib.

Sumber: Fiqh ‘ala madzhabi arba’ah

Isnin, 27 Februari 2017

NYAWA ITU IALAH “ RUHKU “ ALLAH

NYAWA ITU IALAH “ RUHKU “ ALLAH

Allah merujuk Nyawa itu dengan perkataan RUHKU. Maksudnya menurut Allah Ruh itu ialah Ruh Allah.

Didalam Al-Quran tiada pula Allah merujuk kepada Ruh itu sebagai Ruh Yang Aku Cipta atau Ruh Milikku. Yang ada Cuma RUHKU.

Hanya penterjemah yang menterjemahkan Al-Quran ke bahasa Melayu menulis didalam kurungan dengan penjelasan bahawa Ruh itu ialah Ruh yang dicipta oleh Allah.

Apa pun Ruh itu, maka nyatalah kepada kita bahawa Ruh itu adalah Ruh Allah dan bukannya Ruh kita sebagai manusia. Maka dikatakanlah bahawa Ruh itu bersifat Rabbaniyah atau bersifat Ketuhanan. Ruh ini berada didalam jasad kita secara khusus.

Maka tidakkah kamu faham akan Firman Allah bahawa Ianya ( Allah ) beserta kamu dimana sahaja kamu berada ..dan saperti FirmanNya yang lain yang bermaksud ...bahkan didalam diri kamu, apakah tidak kamu fikirkan ?

Nyata juga kepada kita bahawa kita ini sebagai manusia terdiri daripada dua perkara yaitu JASAD / TUBUH / BADAN / JASMANI yang berasal dari setitik MANI bapa kita dan sebutir TELUR ibu kita dan yang satu lagi dikenali sebagai NYAWA / RUH / RUHKU ALLAH / NAFS / HATI / QALBU / NUR MUHAMMAD / RUHANI ( dan lain lain nama yang banyak itu ) yang berasal dari Allah .

Ketahuilah juga mani bapa & sebutir telur pun berasal dari Allah juga disimpan didalam jasad ibu & bapa kita . Satu dinamakan ADAM & yang satu lagi dinamakan Muhammad.

Maka ditanya orang , dimanakah Allah ? Dijawab guru ...itulah Rahsianya manusia.

Maka bersabda pula Nabi kita :

Itulah Amanah Allah kepadamu. Maka pulangkanlah amanah itu kepada Pemiliknya yang sebenar yaitu Zat Wajibul Wujud yang Ghaibul Ghyub yang kepadamu menamankan DiriNya sebagai Allah.

KHUSU’ DAN LALAI DALAM SOLAT / SEMBAHYANG.

KHUSU’ DAN LALAI
DALAM SOLAT / SEMBAHYANG.

Allah mewajibkan kita sembahyang atau solah lima waktu sehari semalam. Yang menentukan waktu itu ialah Allah, dan Bilal telah diarahkan untuk melaungkan Azan bagi menandakan masuknya waktu itu, dengan seruan Hai Ya Alas-solah yang bermaksud Marilah Sembahyang, Marilah Sembahyang.

Allah juga mengajar kita menjawab seruan itu dengan ucapan yang disebut sebagai HAUQALAH yaitu LA HAULAWALA QUWWATA-ILLAH-BILLAH yang bermaksud TIADA DAYA UPAYA dan KEHENDAK ( kita sebagai manusia ) MELAINKAN DENGAN DAYA UPAYA dan KEHENDAK ALLAH. ( untuk mendirikan sembahyang itu )

DAYA UPAYA bagi Allah ialah SIFAT QUDRATNYA manakala KEHENDAK pula ialah SIFAT IRADATNYA. Bila anda menjawab seruan Bilal itu anda sebenarnya MENGAKUI dan BERIMAN bahawa anda sebenarnya tiada langsung mempunyai Daya Upaya dan Kehendak. Daya Upaya dan Kehendak ini adalah SIFAT Allah bukannya Sifat anda.

Pengakuan ini hendaklah anda teruskan dan akui ketika anda berwudhu’ hinggalah keakhir sembahyang yaitu ketika memberi salam.

Yang terbaik ialah itulah Amalan dan Tauhid anda sepanjang hidup anda yaitu mengakui Yang Berkuasa dan Berkehendak itu ialah Allah semata-mata. Anda TIADA Kehendak dan Daya Upaya.

Jika ini ( pengakuan tadi ) anda tidak lakukan ketika anda berwudhu dan ketika anda sembahyang, maka anda pasti akan mengalami gangguan berupa lintasan fikiran didalam sembahyang anda.

Untuk menjiwai perkara ini maka anda perlulah memahami akan perkara Daya Upaya dan Kehendak ini Maka cubalah fahamkan dengan membaca huraian huraian berkaitannya didalam Risalah Kecil ini.

WAHDANIATULLAH yang bertujuan untuk meluhurkan TAUHID

Salam saudara pembaca sekalian,

Apakah faedah faedah yang boleh kita perolehi dalam menjalani kehidupan didunia ini jika kita betul betul berpegang kepada apa yang kita pelajari dari Ilmu Hakikat ?

Atau adakah ilmu ilmu yang kita pelajari itu hanya untuk hidup diakhirat nanti ?

Atau, adakah dengan mempelajari Ilmu Hakikat kita akan menjadi kaya raya, boleh terbang menembusi langit atau boleh berbicara dengan malaikat atau bertemu bidadari syurga ?

Atau kita boleh mendahului waktu untuk mengetahui apa yang akan berlaku pada masa hadapan, atau kita boleh menjadi bomoh besar memulihkan ribuan orang buta ?

Inilah soalan soalan yang selalu ditanyakan kepada fakir oleh para sahabat dan fakir hanya dapat tersenyum dan menggelengkan kepala.

Jika dikatakan ya , pastilah mereka mahukan bukti , jika dikatakan tidak mereka akan mengatakan apalah gunanya belajar ilmu sesat yang tidak mendatangkan apa apa pulangan atau faedah.

Jelas sekali perkara perkara yang disebutkan diatas melanggar prinsip utama Ilmu Hakikat yaitu WAHDANIATULLAH yang bertujuan untuk meluhurkan TAUHID – MENGESAKAN ALLAH dan mengelak dari MENDUAKAN ALLAH atau MENYENGUTUKAN ALLAH.

Allah mengampunkan segala dosa tetapi tidak mengampunkan DOSA SYIRIK.

Semua soalan soalan diatas merupakan soalan yang dibuat berdasarkan kehendak atau keinginan manusia yang bertanya itu sedangakan Tauhid memerlukan dia mengakui bahawa yang ada hanya Kehendak atau Iradat Allah.

Jika Allah berkehendak memberikan dia rezeki maka kaya rayalah dia , bukan kerana dia belajar Ilmu Hakikat atau memelihara Tauhidnya tetapi ianya adalah atas Kehendak Allah belaka.

Firman Allah :

Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakkiNya tanpa terhitung banyaknya

Begitu jugalah keinginan keinginan metafizik yang pelik pelik saperti berhajat untuk jadi ghaib, mengembara kealam ghaib, mampu terbang kesana kesini, menjadi time machine dan sebagainya berlaku atas kehendak nafsu atau keinginan jasad yang jelas melanggar Tauhid yang dipegangnya sebab tauhid itu satu, mengatakan satu dan menjadi satu.

Jika kehendak dia / jasad yang diutamakan maka ujud semula duality yaitu aku dan engkau. Maka sia sia dan membazir waktu dan tenaga sahajalah mempelajari Ilmu Hakikat ini.

Semua orang mahu hidup bahagia. Kebahagiaan adalah rasa tenang, suka dan damai dijiwa nurani bukannya bergantung kepada harta benda kerana ramai orang yang kaya tetapi berhati gundah gulana kerana sebab tertentu dan ramai juga yang miskin tetapi kelihatan amat bahagia, tersenyum dan tersenyum.

Yang menyebabkan hati menjadi gundah gulana ialah perasaan perasaan yang negatif yang bersarang dijiwa, antaranya takut, kesunyian, rasa kosong, rindu dendam, marah, geram, benci, menyampah, cemburu, sakit hati , merajuk, rendah diri, kecewa atau putus harap , bangga, sombong, terlalu cinta dunia, terlalu ambitious dan macam macam lagi.

Yang menjadi hati bahagia pula ialah sifat sifat positif yang menjadi kembar atau lawan kepada sifat sifat negatif diatas.

Ilmu Hakikat mewajibkan penganutnya bertauhidkan Tauhid Af’al pada peringkat permulaan. Maksudnya ialah kita wajib beriman bahawa sebagai manusia tiada perbuatan kita melainkan yang berbuat itu ialah Allah SWT sendiri. Kita hanya alat atau sandaran bagi Allah melakukan apa juga PerbuatanNya. Perbuatan Allah ini disebut sebagai Af’al Allah.

Jika kita tidak boleh berbuat , maka begitulah hakikatnya pada manusia manusia yang lain sama ada mereka percaya atau tidak, islam atau kafir, orang syariat atau tasauf dan sebagainya.

Dalam menjalani kehidupan seharian , kita akan bertemu dan menghadapi pelbagai kelakuan kelakuan Allah melalui pelbagai makhluk yang boleh jadi positif atau negatif kepada kita. Dalam bentuk Musibah atau Nikmat.

Katakanlah isteri yang kita sayangi melakukan sesuatu yang boleh menjadikan kita marah, katakanlah isteri kita main kayu-tiga. Maka dari segi apa pun oarang akan mengatakan wajarlah kita marah hingga ketahap menjadi halal membunuh isteri kita supaya kita tidak dituduh dayus.

Jika kita berpegang kepada Tauhid Af’al , kita akan melihatnya sebagai kehendak Allah untuk menguji Tauhid Af’al kita , maka kita akan berkata dengan Allah ...Ya Allah kepadaMu-lah aku kembalikan persoalan ini...dan bila ini kita berjaya lakukan maka akan lenyaplah rasa marah, rasa dendam, rasa benci dan rasa yang kita ini kuat, kerana bolehkah kita marah, benci, dendam terhadap Allah yang kita akui sebagai Zat yang meliputi diri kita yang menjadi pembuat kelakuanNya pada jasad isteri kita itu ?

Maka aman dan damailah jiwa kita. Tidak seperti orang lain yang diuji Allah dengan keadaan yang sama, yang amat tertekan jiwa adan kehidupannya kerana persaan marah, benci, geram, dan dendam...yang dihasut oleh syaitan untuk membunuh isteri yang curang itu bersama kekasih barunya.

Jika dia turuti hasutan syaitan yaitu hawanafsunya sendiri yang bersifat MUDHIL itu maka tindakannya membunuh isterinya itu akan menyebabkan dia dibunuh ditali gantung walaupun dia dan orang lain mengatakan dia dipihak yang benar.

Bagi orang yang bertauhid Af’al semua perkara yang berlaku kepadanya baik yang berupa musibah mahupun yang berbentuk nikmat adalah dugaan Allah belaka yang diterima dengan rasa lapang, tenang dan dengan senyuman. Ini disebut sebagai REDHO.

Fakir sendiri tatkala mula mempelajari Ilmu ini , telah diberi ingatan akan Firman Allah : bertambah imanmu maka bertambahlah ujianNya. Sheikh Qamarudden Wahdaniatullah meminta fakir berfikir habis habis : masih ada peluang untuk gostan atau mengundur katanya. Namun fakir bertekad untuk belajar juga.

Mengikut Sheikh berdasarkan firasatnya : apa yang fakir kasihi akan diambil semula oleh Allah untuk menguji iman bahawa fakir ini fakir : baik anak isteri mahupun harta benda bukanlah milik kita tetapi milik Allah semuanya termasuk diri kita.

Ya memang itu yang berlaku. Fakir hilang kedua-duanya. Pertama isteri yang dikasihi meninggal akibat kanser payudara. Untuk memberi keselesaannya berubat fakir terpaksa menjual kebut sawit seluas 450 ekar yang pada ketika itu fakir anggap sebagai milik fakir bukannya sebagai harta Allah yang diamanahkan kepada fakir. Maka hilanglah isteri kekasih hati dan kebun sawit 450 ekar ..punca rezeki.

Alhamdulillah berpegang kepada Tauhid Af’al, fakir tidak menjadi gundah gulana kehilangan kedua dua harta bernilai itu – dan dengan redho memulangkan semula Amanah Allah kepada Allah jua.

Saudara pembaca,

Sabenarnya ilmu Tauhid yang dipelajari dari Ilmu Hakikat adalah punca utama rasa bahagia yang fakir sebut sebagai AMANTUBILLAH...berasa aman kerana Allah.

Mungkin saudara pembaca pun telah mengalaminya pelbagai rasa bahagia mengikut cara cara dan kepelbagaian Kehendak Allah jua.

Jadi betulkanlah niat ..belajar Ilmu Hakikat itu bukan untuk kepentingan dan keseronokan peribadi saperti untuk jadi ghaib, mempunyai kuasa metafizik atau mistik dan sebagainya.

Belajarlah dengan niat LILLAH – HI – TAALA dari ertikata yang sebenar-benarnya. Tiada kepentingan duniawi.

Kredit : Omar Abdullah

Kisah Sheikh Junaid al- Baghdadi dengan Bahlol

بسم الله الرحمن الرحيم

Pada zaman pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyah terdapat seorang ulamak sufi bernama Sheikh Junaid al- Baghdadi yang tersohor dengan ketinggian ilmunya. Selain menjadi pelopor kepada ilmu tasawuf Islam,  beliau juga dikenali sebagai seorang pedagang yang berjaya di jazirah Arab.

Suatu ketika, Sheikh Junaid telah berangkat ke kota Baghdad bersama para pengikutnya atas urusan perniagaan. Sebaik urusannya selesai,  Sheikh Junaid telah bertanya tentang seorang lelaki dan berniat utk menemui lelaki tersebut.

" Kenalkah kalian pada lelaki bernama Bahlul di kota Baghdad ini?" tanya ulamak tersebut kepada anak muridnya. Mereka menjawab, “ Ya, dia seorang yang gila. Apakah yang tuan perlukan daripadanya? "

"Cari lelaki itu kerana ada sesuatu yang aku perlukan daripadanya. " kata Sheikh Junaid.

Tanpa banyak bicara, anak2 murid Sheikh Junaid segera mencari lelaki bernama Bahlul itu disegenap kota Baghdad dan akhirnya menjumpai beliau didalam sebuah pondok usang di gurun yang agak terpencil.

Keadaan Bahlul dilihat tidak terurus. Pakaiannya compang camping dan rambut kusut masai. Memang sah, itulah lelaki yang dicari oleh guru mereka. Anak2 murid Sheikh Junaid pun bergegas pulang ke kota Baghdad dan membawa guru mereka untuk bertemu dengan lelaki tersebut.

Ketika Sheikh Junaid mendekati Bahlul, dia melihat Bahlul sedang gelisah sambil menyandarkan kepalanya ke tembok batu. Sheikh Junaid memberi salam kepada nya dan beliau menjawab seraya bertanya semula " Siapakah engkau? "
" Aku adalah Junaid al-Baghdadi" jawab ulamak sufi itu.

"Apakah engkau Abul Qasim? (nama sebenar Sheikh Junaid al - Baghdadi) " Apakah engkau Sheikh Baghdadi yang sering mengajak manusia kearah jalan kebaikan dan mencintai akhirat? " tanya Bahlul.

"Ya!" Jawab Sheikh Junaid.
"Apakah engkau tahu cara makan? tanya Bahlul sekali lagi. Lalu Sheikh Junaid menjawab,  “ Aku mengucapkan Bismillah. Aku makan yang ada dihadapan ku, aku menggigitnya sedikit, meletakkan disisi kanan dalam mulutku dan perlahan mengunyahnya. Aku mengingati Allaah sambil makan. Apa pun yang aku makan, aku ucapkan alhamdulillah. Aku cuci tangan sebelum dan sesudah makan." Bahlul berdiri,  menyebakkan pakaiannya dan berkata, " Kau ingin menjadi guru yang dihormati didunia tetapi kau tidak tahu pun cara makan.!" Sambil berkata demikian, Bahlul berlalu pergi. Salah seorang murid Sheikh Junaid berkata, " Wahai tuan, dia adalah orang gila."

" Ya, dia adalah orang gila yang bijak dan cerdas". Dengarkan kebenaran daripadanya", jawab Sheikh Junaid. Dia kemudian mendekati Bahlul sekali lagi.
" Siapakah engkau?" tanya Bahlul.
"Sheikh Baghdadi yang tidak tahu cara makan, " jawab Sheikh Junaid.

" Engkau tidak tahu cara makan tetapi adakah kau tahu cara berbicara?" tanya Bahlul. " Ya", jawabnya. "Aku berbicara tidak kurang dan tidak lebih dan aku tidak terlampau banyak berbicara. Aku berbicara supaya pendengar mudah memahami. Aku tidak berbicara terlampau banyak supaya orang ramai tidak mudah bosan. Aku mengajak manusia ke jalan Allah dan Rasul, " kata Sheikh Junaid. " Lupakan sahaja tentang makan kerana kau juga tidak tahu tentang bagaimana cara untuk berbicara. " kata Bahlul. Dia berdiri dan berlalu pergi. Anak murid Sheikh Junaid berkata " Wahai tuan, anda lihat sendiri dia adalah seorang yang gila. Apa yang tuan harapkan daripada orang gila seperti nya?"

" Ada sesuatu yang aku perlukan daripadanya yang kalian tidak tahu", jawab Sheikh Junaid. Dia kemudian bangun dan mendekati Bahlul semula. " Apakah yang kau mahu lagi daripada ku?", kau tidak tahu cara makan dan berbicara, adakah kau tahu cara tidur?", tanya Bahlul sebaik Sheikh Junaid mendekatinya.

" Ya, aku tahu. Selepas solat isyak, aku mengenakan pakaian tidur, aku berwuduk, berdoa dan..." jawab Sheikh Junaid menerangkan adab2 tidur sebagaimana lazimnya diajarkan oleh para ulamak2.  "Sudah, ternyata kau juga tidak tahu bagaimana cara tidur," kata Bahlul dengan tegas sambil bingkas bangun. Tetapi kali ini Sheikh Junaid menahannya. "Wahai Bahlul, aku tidak tahu, kerana Allaah,  maka ajarkanlah aku", pinta Sheikh Junaid pada si Bahlul.
Bahlul menjawab " Sebelum ini kau mengatakan bahawa kau tahu maka aku menghindari mu. Sekarang telah kau mengaku engkau tidak tahu, maka aku akn mengajar kamu cara makan, berbicara dan tidur".

"Ketahuilah bahawa kebenaran yang ada disebalik makanan adalah makanan yang halal. Jika engkau memakan makanan yang haram dengan seribu adab sekalipun ia tidak akan memberi menafaat melainkan menyebabkan hati mu menjadi hitam".

Kebenaran yang ada disebalik bicara ialah hati harus bersih sebelum berbicara, dan percakapan kamu hendaklah menyenangkan Yang Maha Pencipta terlebih dahulu daripada yang mendengar. Sekiranya bicara mu hanya untuk urusan duniawi yang sia-sia dan tidak menjurus kepada Allaah SWT maka ia akan mendatangkan malapetaka. Sebab itu diam adalah lebih baik daripada berkata-kata".

" Kebenaran yang ada disebalik tidur adalah hati mu perlu bebas daripada sifat permusuhan dan kebencian sebelum tidur. Hati mu tidak boleh tamak akan kekayaan dunia. Maka ingatlah Allaah SWT ketika kamu tidur", kata Bahlul kepada Sheikh Junaid.

Kata2 itu membuatkan Sheikh Junaid al-Baghdadi tersenyum. Ya, itulah jawapan yang diperlukan daripada lelaki yang dikatakan oleh masyarakat sebagai orang gila itu.

Sheikh Junaid kemudian menghulurkan salam dan mencium tangan Bahlul, lantas berdoa untuk kesejahteraan nya.

Siapa sebenarnya lelaki yang dikatakan gila bernama Bahlul itu?

Bahlul atau namanya yg sebenar, Wahab bin Amr dilahirkan di Kuffah, Iraq merupakan daripada keluarga Diraja. Beliau adalah sepupu kepada Khalifah Harun ar-Rasyid. Ketika hayatnya Bahlul dikenali sebagai ilmuan Islam dan pernah menjawat jawatan Hakim kerajaan Bani Abassiyah. Namun Bahlul telah meninggalkan segala kekayaan dan kemewahan hidupnya utk hidup dengan cara yang lebih sederhana. Disebabkan kerana itu, dia diberi julukan Bahlul oleh penduduk setempat.

Bahlul sebenarnya tidak gila, tetapi dia berpewatakan sebegitu bagi menyembunyikan kebijaksanaannya daripada diketahui oleh orang lain.

Itulah dia kisah seorang yang arif bernama Bahlul. Pengajaran yang boleh diambil daripada kisah tersebut:-

1. Sheikh Junaid al-Baghdadi sebagai seorang guru yang disegani tidak jemu untuk mencari ilmu dan sanggup mencarinya diceruk2 kampung yang terpencil.

2. Sheikh Junaid sebagai seorang yang arif mengetahui bahawa Bahlul bukanlah seorang yang gila seperti mana dikatakan oleh masyarakat malah adalah seorang yang mempunyai hikmah ilmu dan kerana itu beliau berusaha mencarinya. Jauhari juga yang mengenal manikam.

3. Sheikh Junaid walaupun seorang guru yang terkenal dan mempunyai ramai murid tidak sombong dan sabar serta merendah diri didepan Bahlul dan mendatangi beliau walaupun Bahlul beberapa kali menyebak pakaiannya dan pergi. Benarlah seorang yang berkehendakan ilmu itu mesti mendatangi  ilmu dan bukan sebaliknya.

4. Seorang yang mencari ilmu mestilah lebih banyak sabar dan mendengar daripada berkata-kata dan merasakan diri tidak tahu kerana merendahkan diri didepan ilmu.

5. Ketrampilan seseorang tidak semestinya mencerminkan ilmu seseorang itu. Walaupun Bahlul tidak berpakaian hebat seperti gaya tuan2 guru tetapi hikmah kata2 nya disanjung tinggi oleh Sheikh Junaid al-Baghdadi.

6. Sheikh Junaid menerangkan bab feqah tentang adab dlm melakukan sesuatu tetapi Bahlul menerangkan bab hati iaitu kunci utama didalam sesuatu perbuatan ibadat itu. Sesungguhnya jika baik hati itu maka insya Allaah baiklah segala2nya. Selain daripada mengetahui tentang adab tetapi ia tidak mencukupi kerana hati yang ikhlas dan bersih diperlukan untuk mendapat keberkesanan daripada amalan tersebut.

7. Sheikh Junaid mencium tangan Bahlul atas dasar penghormatan seorang murid yang telah diberi ilmu yang tidak ternilai. Begitulah cara orang yang beradab pada ilmu dimana peradaban seperti itu sudah berkurangan dizaman ini. Maka ilmu yang dipelajari tidak ada keberkahannya.
والله تعالى اعلم

Kenapa Orang Islam SEMBAH Kaabah?

Kenapa Orang Islam SEMBAH Kaabah?

Kaabah Kan Batu jer" Dr Zakir Naik TENANG Menjawab Soalan ini sehingga PEMUDA ini TERDUDUK. Memang Sangat Hebat Jawapan. Orang Islam KONGSI BIAR RAKAN NON MUSLIM KITA DAPAT HIDAYAH

Dr.Zakir Naik adalah nama yang tidak asing lagi di seluruh dunia. Beliau terkenal sebagai seorang pakar dalam bidang perbandingan agama diperingkat antarabangsa.

Beliau sangat terkenal dengan teknik pidato dan debatnya yang sangat mantap dan berkesan, menggunakan dalil-dalil daripada al-Quran dan hadis yang sahih serta beberapa kitab-kitab agama lain seperti kita Bible, kitab Veda, kitab Bhagwad Geeta, kitab Upandishads dan banyak lagi.

Kembara dakwahnya juga ternyata berkesan dan efektif apabila forum ceramah beliau sentiasa menarik minat ribuan hadirin dari pelbagai latar belakang agama.

Dilahirkan pada 18 Oktober 1965 di Mumbai, India beliau juga terkenal dengan kebolehannya mematahkan hujah pihak lawan serta memberikan jawapan yang menyakinkan terhadap persoalan-persoalan yang dikemukakan secara sepontan.

Menjelang tahun 2002, beliau sudahpun memberikan lebih daripada 1000 ceramah di peringkat antarabangsa seperti di Amerika Syarikat, Kanada, United Kingdom, Arab Saudi, United Arab Emirates, Kuwait, Qatar, Bahrain, Oman, Afrika Selatan, Itali, Mauritius, Australia, Malaysia, Singapura, Hong-Kong, Thailand, Guyana (Amerika Selatan) dan banyak lagi termasuklah ceramah ditempat asal beliau sendiri; India.

Di dalam setiap ceramahnya sudah pasti banyak persoalan-persoalan diajukan kepadanya. Apa yang menarik kali ini penulis ingin berkongsikan dengan pembaca semua mengenai persoalan “Mengapa Umat Islam mengelilingi Ka’bah? Mari kita lihat jawapan dari Dr.Zakir Naik ini.

Dalam sebuah forum terbuka yang dihadiri oleh ribuan orang dan disiarkan di Peace TV, seorang lelaki bertanya kepada Dr Zakir Naik, mengapa umat Islam mengelilingi ka’bah ketika haji dan umrah. Apakah ada alasan ilmiah dan logik disebaliknya?

Saya ingin mengetahui tentang Ka’bah. Maksud saya, apa penjelasan secara kajian keilmuan dan logik pentingnya Ka’bah? Dan mengapa umat Islam mengelilingi Ka’bah?”

Jawapan Dr. Zakir Naik Mengapa Muslim Mengelilingi Kabah
Saudara ini bertanya dengan bagus.

Apa pentingnya Ka’bah menurut kajian keilmuan dan logik? Dan mengapa umat Islam mengelili Ka’bah?

Ramai orang bukan Islam beranggapan bahawa umat Islam menyembah Ka’bah. Saya akan memberikan jawapan saya dan nanti saya akan memberikan jawapan secara ilmiah.

Saya akan satukan bersama. Menjawab soalan saudara dan menjawab orang bukan Islam lainnya atas kesalahfahaman ini.

Ka’bah adalah kiblat, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an:
وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

“Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arah Ka’bah” (QS. Al Baqarah: 144)

Dalam bahasa Arab, kiblat. Jadi Ka’bah hanya sebagai arah. Sebagai contoh, misalnya sekarang kita sembahyang, beberapa orang menghadap selatan, ada yang menghadap utara, ada yang ke timur, ada yang ke barat. Ke arah mana yang kamu ikut? Jadi demi persatuan, kami menghadap pada satu arah Ka’bah.

Jadi Ka’bah adalah kiblat kami. Tidak ada seorang muslim pun yang pernah menyembah Ka’bah.

Dan ketika peta geografi dunia pertama kali adalah muslim yang membuat itu pertama kali. Al Idrisi pada tahun 1154 yang membuat peta dunia, bahkan muslim yang membuat peta dunia itu, kutub selatan ada di atas dan kutub utara ada di bawah dan Ka’bah berada di tengah-tengah.

Kemudian orang Barat meluncurkan kartografi (pembuatan peta) dan mengubah kutub utara ke atas dan kutub selatan ke bawah, bahkan Ka’bah masih tetap berada di tengah-tengah.

Jadi di bahagian mana pun kamu berada di dunia, jika kamu berada di utara menghadap ke selatan, jika kamu berada di timur menghadap ke barat, jika kamu berada di barat menghadap ke timur, jika kamu di selatan menghadap ke utara.

Semua muslim di dunia menghadap pada satu arah iaitu Ka’bah dan Ka’bah adalah kiblat.

Sekarang, ketika kamu pergi umrah, ketika pergi haji, kita melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah. Kita berjalan mengelilingi ka’bah.

Kenapa kami berjalan mengelilingi Ka’bah? Pada dasarnya adalah kerana Tuhan Pencipta. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan itu.
Kamu bertanya, apa alasan logiknya?

Ini tidak disebutkan dalam Quran dan hadis. Jika aku adalah orang yang berakal mahu berfikir, kenapa kami berjalan mengelilinginya?

Alasan yang boleh aku fikirkan adalah setiap lingkaran hanya punya satu titik tengah. Kita berjalan mengelilingi Ka’bah adalah untuk membuktikan bahawa hanya ada satu Tuhan.

Kerana lingkaran hanya punya satu titik tengah tidak akan ada dua titik tengah. Jika kita berjalan mengelilingi Ka’bah adalah untuk membuktikan bahawa hanya ada satu Tuhan.

Dan pernyataan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika mencium Hajar Aswad yang ada di Ka’bah, “Hajar aswad ini hanyalah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan dan keburukan.

Aku menciumnya kerana melihat Nabi menciumnya.” Jadi tidak ada muslim yang menyembah Ka’bah.

Bahkan di zaman Nabi, ada sahabat yang melantunkan azan di atas Ka’bah. Tidak ada orang yang menyembah sesuatu lalu berani berdiri di atasnya.

Jadi Ka’bah adalah kiblat, hanya arah. Bukan disembah

Makhluk yang Menghuni Bumi Sebelum Adam Menurut Al Quran

Inilah Makhluk yang Menghuni Bumi Sebelum Adam Menurut Al Quran yang pasti ramai tidak tahu!! Mohon Kongsi pada semua semoga bermanfaat...

Bumi tempat kita berpijak usianya sudah milion tahun. Sebelum akhirnya diduduki manusia pertama yakni Adam, bumi menurut ahli tafsir sudah dihuni oleh beberapa makhluk sebelum Adam.

Berkenaan dengan penciptaan Adam, kebanyakkan ulama Islam percaya bahawa Adam dan Hawa telah dicipta dengan lengkap di Surga. Mereka kemudiannya dihantar ke bumi setelah memakan buah yang terlarang. Keturunan mereka mengisi populasi bumi dan bermulalah sejarah manusia.

Manurut ahli tafsir pada saat bumi berumur lapan ribu tahun, keadaanya masih kosong.Di sini sudah terdapat banyak biji sawi putih. Kemudian Allah SWT menciptakan seekor unggas yang bernama Tabirunnasar.

Allah SWT berfirman kepada-Nya : Hai unggas tabirunnasar, makanlah olehmu biji sawi itu. Apabila habis biji sawi itu, engkau akan kumatikan.

Sang unggas pun memakan biji-bijian itu. Namun, cara memakannya diatur: pertama, sehari satu biji yang dimakan. Setelah semakin berkurang, maka kini dimakannya hanya satu biji sebulan. Biji sawi itu semakin berkurang saja.

Oleh kerana begitu takutnya terhadap kematian, maka sang unggas hanya memakan satu biji dalam setahun. Namun, akhirnya habislah biji-biji sawi itu. Tabirunnasar pun akhirnya mati.
Setelah kematian tersebut, Allah SWT menciptakan makhluk lain sebagai penghuni bumi, iaitu tujuh puluh orang lelaki.

Namun tidak semuanya diciptakan sekaligus, melainkan satu persatu Allah SWT menciptakannya. Apabila seorang meninggal, maka diciptakan yang lain.
Masing-masing dari mereka berumur 70.000 tahun. Konon, setahun pada masa itu sama dengan seribu tahun pada masa sekarang. Apabila telah mati tujuh puluh lelaki itu, kemudian Allah ciptakan Jin.

Allah berfirman " Dia menciptakan jin dari nyala api." ( Q.S. 55 : 1 )

Sebagian dari jin-jin itu ada yang berkaki empat,berkaki dua, dan ada yang terbang. Kemudian Allah SWT mengutus salah seorang di antara mereka yang bernama Yusuf untuk memberikan pengajaran ilmu dan syariat agama.

Namun, jin-jin itu banyak yang mendustakan ajaran-ajaran tersebut yang menyebabkan Allah SWT mematikan semuanya. Penghuni bumi berikutnya adalah suatu makhluk yang berpasangan. Rupanya seperti binatang. Keluar dari dalam neraka.

Binatang itu pun beranak, dan anaknya dinamakan dengan AZAZIL. Setelah cukup besar, Azazil mulai melakukan peribadatan kepada Allah SWT seribu tahun lamanya. Setelah itu, Allah SWT mengangkatnya ke langit pertama.

Selama seribu tahun, di sini pun ia tekun beribadah. Allah SWT menganugerahkannya sayap yang terbuat dari manikan yang hijau. Dengan izin-Nya maka terbanglah ia ke langit kedua.

Seribu tahun lamanya pula ia beribadah. Demikianlah, pada tiap-tiap lapisan langit ia beribadah selama seribu tahun lamanya, hingga ke lapisan langit ketujuh.

Sementara itu, di bumi saat itu sudah ada penghuni lainnya, iaitu dari bangsa jin yang bernama JANNA. 70000 tahun lamanya hingga lahir anak cucunya. Kata ahli tafsir yang lain, lapan belas ribu tahun mendiami bumi yang kemudian menjadi sombong dan kufur.

Allah SWT pun mematikan Janna. Sebagai gantinya adalah yang bernama BANUNAL JANNA. Ia mendiami bumi selama lapan belas ribu tahun lamanya. Ia juga dimatikan oleh Allah SWT.

Sementara itu, di atas langit sana, Azazil bersama para Malaikat masih khusyuk beribadah. Azazil menjadi penghulu para malaikat selama tujuh ribu tahun lamanya dalam beribadah. Hingga pada satu waktu, Azazil mengajukan suatu permohonan kepada Allah SWT, katanya :

Ya tuhanku,tujuh ribu tahun hamba-Mu ini berbuat kebaikan pada-Mu dalam tujuh lapis langit ini. Jikalau dianugerahkan oleh-Mu, hamba-Mu mohon hendak turun ke bawah ke langit keenam,berbuat kebaikan kepada-Mu.
Pergilah engkau ! tegas Allah SWT.

Turunlah Azazil atau iblis itu bersama tujuh ratus Malaikat pengiringnya ke langit keenam. Setelah merasa cukup, ia pun memohon izin lagi kepada Allah SWT agar diturunkan ke langit kelima. Di langit kelima pun ia memohon diturunkan ke langit yang di bawahnya, dan demikian seterusnya hingga sampai mereka di langit dunia.

Di langit dunia, Azazil atau iblis mengajukan suatu permohonan pula: Ya Tuhanku, hambamu hendak memohon turun ke bumi dengan para malaikat. Bahawasanya hamba-Mu hendak beribadah kepadamu di bumi itu.

Ya Tuhanku, betapa Bananul Janna telah banyak berbuat kerosakan di muka bumi. Anugerahkanlah atas hamba-Mu ini bersama para malaikat berbuat kebaikan ke hadirat-Mu di muka bumi itu.

Allah SWT pun mengabulkan permohonan Azazil itu. Diturunkanlah ia bersama tujuh ratus Malaikat yang mengiringnya untuk beribadah di muka bumi, setelah sebelumnya Banunal Janna dimatikan kerana banyak berbuat kerosakan.

Setelah lapan ribu tahun lamanya beribadah, Iblis mencuba mengemukakan ungkapan hatinya bahwa di muka bumi inilah ia begitu serasi dan selesa, dan tidak ada tempat lain yang membuatnya demikian serasi.

Dan memohon agar selamanya ia berada di muka bumi untuk berbakti kepada Allah SWT. Sampai pada satu waktu, Allah SWT berkehendak menurunkan suatu keterangan kepada Azazil.

Firmannya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.(Q.S. 2: 30).

Mendengar firman tersebut, Iblis menjadi berduka, disebabkan dengkinya. Mereka (para Malaikat ) pun bertanya kepada Allah SWT mengenai siapa yang akan menjadi khalifah itu.

Adam namanya, jawab Allah SWT. Mereka berkata ,Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.

Allah SWT berfirman : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui.(Q.S. 2 :30)

Jumaat, 24 Februari 2017

PERJALANAN MANIKAM

PERJALANAN MANIKAM

Kejadian Insan adalah dari proses persetubuhan, Saat persetubuhan itu sifat-sifat Insan Yaitu MADI, WADI, MANI, MANIKAM juga turut terproses
Dari keempat ANASIR itu, hanya MANIKAM yang merupakan bakal Insan, Allah Ta'ala menjadikan benih Manusia daripada satu MANIKAM dalam Syurga turun kepada HU

Ghaib Rupa Allah Ta'ala jadi MANIKAM, Terhijab juga pada Nama MANIKAM, MANIKAM hanya dimiliki oleh lelaki,

Istana MANIKAM itu pada OTAK lelaki, Dalam OTAK ada LEMAK, dalam LEMAK ada MINYAK, dalam MINYAK ada NUR, dalam NUR ada NUR AQLI, dalam NUR AQLI itu ada HIJABUN NUR, dalam HIJABUN NUR ada MANIKAM, dalam MANIKAM ada SIRR, dalam SIRR itu RAHASIA, dalam RAHASIA itu ada AKU,

MANIKAM itu jatuh KeUBUN-UBUN Bapa,
kemudian jatuh KEJANTUNG bapa,
kemudian turun kepada HATI NURANI berupa CAHAYA HAQ,
kemudian turun kepada TA'YUN TSANI berupa AIR,
Kemudian jatuh kerahim ibu yakni TARAIB berupa ALIF,

Apabila jatuh pada rahim seorang perempuan Yaitu TARAIB barulah dapat dikatakan ia MANIKAM yakni bila kemudiannya jatuh ke Alam RUH bergumpal seperti biji, inilah sebab ia bernama MANIKAM,

Manikam inilah yang bernama NUR MUHAMMAD atau RUH IDHOFI atau SYAHADAT dalam pengertian ILMU. Itulah DZAT yang meliputi semua keadaan yang berada dalam NUKAT GHAIB, turun jadi JAUHAR AWAL tempat perujudan ALAM yang tujuh

Darah haid yang berhenti karena tertutup oleh MANIKAM pada bulan ke 5 akan menjadi TEMBUNI,
Tatkala sampai masanya lahir, maka darah haid yang berhenti pada 40 hari sebelum MANIKAM itu bernyawa, itulah akan menjadi darah nifas, dan Manikam yang dikandung perempuan :
1 hari 1 malam pujinya HU
3 hari 3 malam pujinya ALLAH 7 hari 7 malam pujinya INNALLAH
40 hari 40 malam pujinya TUROBBUNNUR
4 bulan 4 hari pujinya SUBHANALLAH
6 bulan 6 hari pujinya ALHAMDULILLAH
8 bulan 8 hari pujinya ALLAHU AKBAR
9 bulan 9 hari pujinya INNA ANA AMANNA
"sesungguhNya aku aman (iman)"

HAKIKAT BATIN YANG TERLIHAT

HAKIKAT BATIN YANG TERLIHAT

Abu Yazid Al-Busthami berkata..
Ketika Aku Terjaga Kulihat Allah, Ketika Aku Tidur Kulihat Allah, Ketika Aku Duduk Kulihat Allah, Ketika Aku Berdiri kulihat Allah, Ketika Aku Berjalan Kulihat Allah.
.
Melihat Allah itu seperti apa?? Allah tidak dapat dilihat dengan mata kepala di dunia ini. Yang sebenarnya dikatakan melihat Allah itu hanyalah dengan mata hati dan bukan dengan mata kepala (mata dzahir).
.
Barang siapa Mengenal diri nya maka ia akan mengenal Tuhan Nya.
Barang siapa mengaku melihat Tuhan Nya Maka pendustalah Diri nya.
.
TA'WIIL ISYAAR" FII BAYAANI MAQOOLATUL HIKMAH 'AN QOULI IN RO-AITUKA SYAROKTU
"jika ada seseorang yang telah mengaku dan merasa telah melihat Allah (berupa wujud yang terlihat) baik lahir maupun bathin maka sesungguhnya dia adalah orang yang telah menyekutukan Allah dengan sifat-sifat kaainaat.
.
FAMANID DA'A RU'YATALLOOHI YAQDZOTALLOOHI BI'AINI RO'SIHI FAHUWA SYIRKUN
"Siapa saja yang mengaku bahwa dirinya telah melihat Allah swt (berupa wujud yang terlihat) dengan keadaan terjaga biarpun sekejap mata maka dia itu adalah orang yang telah menyekutukan Allah swt".
.
Karena pengakuannya itu telah menyamakan Allah dengan sifat-sifat makhluk.
.
Yang dimaksud melihat dengan mata hati(diri bathin) itu ialah sebagai berikut dibawah ini:
.
1. Wujud bathin,
hakikatnya adalah wujud Allah.kepada kita jadi Rahasia. Maksudnya tentang Dzat Tuhan itu tidak dapat dilihat dan diraba, hanya dengan nur iman dan dirasakan oleh sinar hati.
Inilah yang dimaksud oleh hadits yang berbunyi : Al insanu sirri wa ana sirrohu.
Artinya : "insan itu rahasiaku , dan akupun rahasianya".
.
2. Ilmu bathin,
hakikatnya adalah sifat Allah, yang kepada kita menjadi nyawa/Ruh. Dan ruh itulah tempat majhor sifat-sifat Allah.
Hingga dia kuasa memerintahkan jasad dan lain-lainnya.
.
3. Nur bathin,
hakikatnya Asma Allah, yang kepada kita menjadi hati. Maksudnya hati itu adalah tempat majhor daripada Asma Allah.
.
4. Syuhud bathin,
hakikatnya adalah Afal Allah, yang kepada kita menjadi batang tubuh. Maksunya batang tubuh kita ini adalah tempat majhor dan tempat nyata perbuatan Allah. Jalannya adalah bahwa segala amal usaha lahir yang dilakukan oleh manusia. Tapi pada hakikatnya dan pada bathinnya adalah semata-mata perbuatan Allah.
.
Maka hal itu dinamakan penyaksian Bathin. Karena amal usaha zahir itulah yang membuktikan perbuatan bathin. Itulah yang memberi bekas, karena terjadi dari sifat bathin, yang tidak bias lepas dari ujudnya : yakni Dzatnya yang maha kuasa.
.
Demikianlah yang dinamakan tauhidul Dzat, tauhidul Sifat, tauhidul Asma, tauhidul Af'al. maka melihat sesuatu apa saja perbuatan Allah.
.
Maka dengan demikian fana lah yang lain : yakni ujud lahir dan sifat lahir,dikala itu tidak ada yang ada kecuali bathin. Maka sekarang bathinlah yang melihat bathin/melihat gerakan Dzat.
.
Dari itu maka jelaslah sekarang kepada kita bahwa yang memandang ia yang memandang.
Wallahu a'lam

Khamis, 23 Februari 2017

40 NASIHAT SAYYIDINA ALI BIN ABI TALIB

40 NASIHAT SAYYIDINA ALI BIN ABI TALIB

Berikut adalah 40 nasihat Sayyidina Ali Ibn Abi Talib k.w.j sebagaimana yang terdapat di dalam Kitab Nahjul Balagh oleh Sayyidina Ali Ibn Abi Talib dan Kitab Al-Bayan Wattabyeen oleh Al-Imam Abu Othman Amru Ibn Bahr Al-Jaahidh r.a.:
.
1. Pendapat seorang tua adalah lebih baik daripada tenaga seorang muda.
.
2. Menyokong kesalahan adalah menindas kebenaran.
.
3. Kebesaran seseorang itu bergantung dengan qalbunya yang mana adalah hanya sekeping daging.
.
4. Mereka yang bersifat pertengahan dalam semua hal tidak akan menjadi miskin.
.
5. Jagalah ibubapamu, nescaya anak-anakmu akan menjaga kamu.
.
6. Bakhil terhadap apa yang ditangan adalah tidak mempunyai kepercayaan terhadap Allah SWT.
.
7. Kekayaan seorang bakhil akan turun kepada ahli warisnya atau ke angin. Tidak ada yang lebih terpencil daripada seseorang bakhil.
.
8. Seorang arif adalah lebih baik daripada kearifan. Seorang jahat adalah lebih baik dari kejahatan.
.
9. Ilmu adalah lebih baik daripada kekayaan kerana kekayaan harus dijaga, sedangkan ilmu menjaga kamu.
.
10. Jagalah harta bendamu dengan mengeluarkan zakat dan angkatkan kesusahanmu dengan mendirikan solat.
.
11. Sifat menahan kemarahan adalah lebih mulia daripada membalas dendam.
.
12. Mengajar adalah belajar.
.
13. Berkhairatlah mengikut kemampuanmu dan janganlah menjadikan keluargamu hina dalam kemiskinan.
.
14. Insan terbahagi kepada 3: Mereka yang mengenal Allah, mereka yang mencari kebenaran dan mereka yang tidak berpengetahuan dan tidak mencari kebenaran. Golongan terakhir inilah yang paling rendah dan tidak baik sekali dan mereka akan ikut sebarang ketua dengan buta seperti kambing.
.
15. Insan tidak akan melihat kesalahan seorang yang bersifat tawadhu' dan lemah.
.
16. Janganlah kamu takut kepada sesiapa melainkan dosamu terhadap Allah.
.
17. Mereka yang mencari kesilapan dirinya sendiri adalah selamat daripada mencari kesilapan orang lain.
.
18. Harga diri seseorang itu adalah berdasarkan apa yang ia lakukan untuk memperbaiki dirinya.
.
19. Manusia sebenarnya sedang tidur tetapi akan bangun apabila ia mati.
.
20. Jika kamu mempunyai sepenuh keyakinan akan Al Haq dan kebenaran, nescaya keyakinanmu tetap tidak akan berubah walaupun terbuka rahsia rahsia kebenaran itu.
.
21. Allah SWT merahmati mereka yang kenal akan dirinya dan tidak melampaui batasnya.
.
22. Sifat seseorang itu tersembunyi di sebalik lidahnya.
.
23. Seseorang yang membantu adalah sayapnya seseorang yang meminta.
.
24. Insan tidur di atas kematian anaknya tetapi tidak tidur di atas kehilangan hartanya.
.
25. Barangsiapa yang mencari apa yang tidak mengenainya nescaya hilang apa yang mengenainya.
.
26. Mereka yang mendengar orang yang mengumpat terdiri daripada golongan mereka yang mengumpat.
.
27. Kegelisahan adalah lebih sukar dari kesabaran.
.
28. Seorang yang hamba kepada syahwatnya adalah seorang yang lebih hina daripada seorang hamba kepada hamba.
.
29. Orang yang dengki, marah kepada orang yang tidak berdosa.
.
30. Putus harapan adalah satu kebebasan, mengharap (kepada manusia) adalah suatu kehambaan.
.
31. Sangkaan seorang yang berakal adalah suatu ramalan.
.
32. Seorang akan mendapat teladan diatas apa yang ia lihat.
.
33. Taat kepada perempuan (selain ibu) adalah kejahilan yang paling besar.
.
34. Kejahatan itu mengumpulkan kecelakaan yang memalukan.
.
35. Jika berharta, berniagalah dengan Allah dengan bersedekah.
.
36. Janganlah kamu lihat siapa yang berkata tetapi lihatlah apa yang dikatakannya.
.
37. Tidak ada percintaan dengan sifat yang berpura-pura.
.
38. Tidak ada pakaian yang lebih indah daripada keselamatan.
.
39. Kebiasaan lisan adalah apa yang telah dibiasakannya.
.
40. Jika kamu telah menguasai musuhmu, maafkanlah mereka, kerana perbuatan itu adalah syukur kepada kejayaan yang telah kamu perolehi.

Rabu, 22 Februari 2017

Rahasia Alif, Keheningan Menuju Kesempurnaan Ilahi

Rahasia Alif, Keheningan Menuju Kesempurnaan Ilahi

Ilmu huruf ('ilm al-huruf), huruf Alif  yang tertulis terisolasi/terpisah mendakan bahwa hal itu tidak dapat ditulis terhubung dengan surat berikutnya. Huruf alif yang demikian itu melambangkan transenden, esensi wajar tanpa pengecualian. Tekanan ke bawah huruf alif melambangkan manifestasi universal mulai dari bagian tertinggi menjadi yang terendah.

Syaikh ad-Dabbagh yang disebut-sebut sebagai ummi, dia buta huruf seperti rasul. Tetapi sebenarnya dia tidak benar-benar buta huruf, dalam kasus ummi menyiratkan bahwa dirinya tidak menerima pendidikan agama formal. Dan dengan cara inspirasi dirinya mengatakan beberapa hal yang luar biasa, salah satu kisah yang diceritakan Syaikh ad-Dabbagh terdengar agak aneh.

Di beberapa negara non-Arab mereka melatih burung diatas pintu rumah, dan jika pencuri masuk, maka burung  itu berkata: "Mereka telah mencuri" (saraqu) dan mereka mengucapkan 'Q' seperti huruf alif. Burung itu tidak akan berhenti berbicara bahkan ketika menghadapi ancaman dibunuh sekalipun, dan akan berhenti apabila diberi makanan. Kisah Syaikh menunjukkan maksud berbicara kebenaran dan hal yang baik dapat diajarkan, meskipun secara fisik terkucil dari manusia, tetapi dengan latihan maka ucapannya mengeluarkan kebenaran.

Kisah Dibalik Rahasia Alif

Huruf alif merupakan yang pertama dan memiliki elemen api. Karena bentuknya alif menyerupai angka 1, melambangkan diri Allah serta kesatuan-Nya. Dengan demikian, surat yang melampirkan huruf ini memiliki nilai pola dasar dari keseluruhan alfabet, juga dikaitkan dengan kisah Adam. Setidaknya ada tiga posisi utama dalam doa Islam diantaranya:
Berdiri, seperti huruf Alif
Berlutut, seperti huruf Dal
Sujud, seperti huruf Mim.

Ketiga huruf ini telah menciptakan nama Adm, dimana menurut Ibn Sufi 'Athaillah Abbas (1309) bahwa huruf Alif berasal dari Ulfa, karena menyatukan dan sesuai (ta'lif) dengan huruf lainnya. Tetapi dalam beberapa hal, huruf alif dikaitkan dengan Setan, karena dirinya tidak tunduk kepada Allah.

huruf alif, rahasia alif

Sementara dalam karya Henri Corbin terjemahan Perancis "Les Orient des Lumieres" yang diambil dari buku Rajab Borsi, menjelaskan tentang rahasia Alif. Pengetahuan yang terkandung didalamnya, huruf Alif berdiri pada asal pengetahuan dan ilmu esoteris yang mendalam. Karena pesan yang terkandung dimulai dengan huruf alif, dan alif awalnya dimulai dengan titik. Menurut spesialis ilmu huruf, Alif dimanifestasikan menjadi absolute, zahir yang tersembunyi (batin).

Di sisi lain dari buku "The Orient of Lights", Rajab Borsi menyatakan bahwa semua surat/huruf berasal dari cahaya Alif. Setiap huruf subsisten dengan cara yang amat rahasia, dan alif itu sendiri adalah rahasia firman-Nya. Alif terlihat sebagai simbol dari akal, huruf pertama yang diciptakan dari semua derajat semesta. Ketika manusia mengenal rahasia Alif, maka dia telah mencapai tingkat ketulusan batin (siddiqun), dan mencapai peringkat lebih tinggi diantara orang-orang terdekat (muqarrabun).

Sebagian besar meditasi dari para sufi mengenai huruf abjad diarahkan pada huruf alif. Huruf yang ramping, garis vertikal sering digunakan sebagai pembanding pada yang dicintai. Garis lurus dapat diartikan secara mistis, alif dinyatakan bernilai angka satu, terisolasi dan menjadi kesempurnaan ilahi.
Syaikh Harits Al-Muhasibi menjelaskan, ketika Allah menciptakan huruf maka Dia memerintahkan mereka agar semua huruf itu berbentuk seperti Alif, tetapi hanya Alif tetap tegak lurus sementara yang lainnya berubah.

Setiap manusia adalah ontologis kata ilahi, salah satu renungan Syaikh Ibn al-'Arabi mengatakan, dirinya mengangkat kepala dan melihat bahwa memang itu (alif) ada dalam segala hal. Alif adalah prinsip yang mendasari semua huruf dan surat, terletak tersembunyi, yang terkandung dalam nama dan berbentuk graphical. Alif adalah huruf yang diam sementara huruf lain berbicara. Alif yang mengartikulasikan surat, tapi surat-surat lain tidak mengartikulasikan Alif tersebut. Surat-surat diatur oleh huruf Alif dan Alif selalu menyertai mereka, tanpa disadari.

Menurut Syaikh Ibn al-'Arabi, Alif melambangkan keheningan, karena itu sifatnya 'diam'. Terlepas dari keheningan, keajaiban ilahi terwujud pada Musa.
Jika Anda tetap diam, semuanya akan dipandu oleh-Nya dan jika Anda berbicara, segalanya akan tersesat. Lampaui dan Anda akan menemukannya. Itulah sebabnya para Sufi berhenti menulis tentang alif dan mereka akan tetap diam.

Referensi

The Revelations Mekah, Le Livre du Mim. du Waw et du Nun, by Ibn Al-'Arabi
Les Orients des Lumieres, by Rajab Borsi
Al-Ibriz, by Ad-Dabbagh

Gravitasi Selamatkan Alam Semesta Setelah Big Bang

Gravitasi Selamatkan Alam Semesta Setelah Big Bang

Tim fisikawan dari Eropa bulan ini mengeluarkan pernyataan mengejutkan, mereka menjelaskan mengapa alam semesta tidak runtuh setelah Big Bang. Para ilmuwa menyarankan bahwa hasil analisa partikel Higgs selama ekspansi telah mempercepat alam semesta awal (inflasi) menyebabkan ketidakstabilan dan keruntuhan.

Tim ilmuwan yang tergabung merupakan sekelompok pisikawan dari Imperial College London, Universitas Kopenhagen dan Helsinki. Penelitian ini didanai oleh Science and Technology Facilities Council yang bekerjasama bersama dengan Villum Foundation Denmark, dan Academy of Finland.

Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters, dimana tim ilmuwan menggambarkan bagaimana kelengkungan ruang-waktu berlaku pada gravitasi, memberikan stabilitas yang diperlukan bagi alam semesta untuk mempertahankan perkembangannya di periode awal.

Alam Semesta Tak Runtuh Karena Gravitasi

Studi ini dikerjakan dengan menggunakan partikel Higgs, fasilitas CERN yang dibuka sejak tahun 2012 untuk meneliti massa semua partikel. Ilmuwan yang terlibat meneliti interaksi antara partikel Higgs dan gravitasi dengan mempertimbangkan bagaimana semua ini berbeda dengan energi.

Tim ilmuwan mencoba menganalisis penyebab dan mengapa hal ini tidak terjadi di alam semesta. Berdasarkan pada teori fisika modern seharusnya mampu menjelaskan asal-usul alam semesta yang sampai saat ini belum terpecahkan.

Galactic Hearts of Glass, gravitasi alam semesta

Mereka menjelaskan bahwa bahkan interaksi kecil dianggap sudah cukup untuk menstabilkan alam semesta dan mempertahankan keruntuhan. .

Menurut Profesor Arttu Rajantie dari Imperial College London, model Standar fisika partikel yang digunakan untuk menjelaskan partikel elementer dan interaksi, sejauh ini tidak memberikan jawaban 'mengapa alam semesta tidak runtuh setelah Big Bang?'.

Penelitian parameter yang tidak diketahui terakhir kali menggunakan model standar fisika partikel, analisa interaksi antara partikel Higgs dan gravitasi.

Kedua parameter tidak terukur dalam eksperimen akselerator partikel, tetapi memiliki efek besar pada ketidakstabilan Higgs selama inflasi. Bahkan nilai yang diperoleh relatif kecil, cukup untuk menjelaskan kelangsungan hidup alam semesta tanpa model standar fisika baru.

Tim ilmuwan berencana melanjutkan penelitian ini menggunakan pengamatan kosmologis untuk melihat interaksi secara lebih rinci, dan menjelaskan efek apa saja yang akan terjadi pada perkembangan alam semesta awal.

Dalam hal ini, mereka akan menggunakan data yang berhasil dihimpun, berharap misi Badan Antariksa Eropa akan mengukur latar belakang radiasi gelombang mikro dan gelombang gravitasi.

Profesor Rajantie menegaskan bahwa analisa ini bertujuan untuk mengukur interaksi antara gravitasi dan medan Higgs menggunakan data kosmologis.

Jika mereka mampu melakukan semua rencana itu, dunia fisika akan mendapatkan titik akhir yang sampai saat ini belum diketahui dalam Model Standar fisika partikel, serta lebih dekat dengan jawaban teka-teki tentang bagaimana kehidupan terbentuk.

Referensi

Gravity may have saved the universe after the Big Bang, say researchers, 18 November 2014, by Imperial College London. Galactic Hearts of Glass (Artist Concept), image courtesy of JPL/NASA.
Journal Ref: Spacetime Curvature and the Higgs Stability During Inflation. Physical Review Letters, 2014; 113 (21) DOI: 10.1103/PhysRevLett.113.211102

Selasa, 21 Februari 2017

Dr Zakir Abdul Karim Naik telah menimbulkan pelbagai reaksi dalam negara

KUALA LUMPUR: BERITA kunjungan penceramah agama tersohor dari India, Dr Zakir Abdul Karim Naik, telah menimbulkan pelbagai reaksi dalam negara, dan lebih hangat dalam masa beberapa hari ini.

Sebahagian daripada masyarakat Malaysia amat ternanti-nanti akan kedatangannya malah ingin mengikuti majlis ceramah yang mengasah ketajaman pemikiran, khususnya tentang pemahaman dan penilaian berlandaskan perspektif agama Islam.

Namun, dalam masa yang sama, sebahagian lagi masyarakat menganggapnya sebagai ‘ancaman’, kerana kepetahannya berdebat dilihat ‘boleh mencetuskan perbalahan dan ketegangan agama’.

Selepas berjaya menarik perhatian dengan kemunculan di Terengganu pada Ahad, Dr Zakir menjadi topik hangat apabila Ketua Polis Negara Tan Sri Khalid Abu Bakar membuat keputusan agar ceramahnya di Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) tidak diteruskan atas sebab ketenteraman awam dan sensitiviti agama di Malaysia.

Penceramah yang melepasi usia setengah abad itu dijadual menyampaikan ceramah berjudul ‘Similarities Between Hinduism and Islam’ (Persamaan Antara Hindu and Islam). Isu Dr Zakir kini menjadi perbualan hangat di Malaysia, tetapi sejauh manakah kita mengenali beliau?

Berikut senarai 8 fakta ringkas tentang penceramah tersebut:

1. Dr Zakir Adbul Karim merupakan seorang ulama, penceramah dan pendakwah dari India yang sering menyampai ceramah mengenai Islam dan perbandingan agama di seluruh dunia. Beliau dilahirkan pada 18 Oktober, 1965 di Mumbai.

2. Dr Zakir merupakan seorang doktor perubatan yang memperoleh ijazah Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Mumbai. Pada tahun 1991, beliau mula bekerja dalam bidang dakwah, dan mengasaskan Islamic Research Foundation (IRF) .

3. Dr Zakir merupakan seorang yang popular dalam membuat penilaian kritis dan memberi jawapan strategik kepada soalan-soalan yang mencabar yang diajukan oleh penonton selepas ceramahnya.

4. Menerusi ceramahnya, beliau menjelaskan sudut pandangan serta membetulkan pandangan salah terhadap ajaran Islam, dengan menggunakan al-Quran, hadis dan input relatif daripada kitab-kitab agama lain sebagai tambahan, bersama fakta saintifik.

5. Menurut laman blog The Islamic Research Foundation (IRF), dalam tempoh 20 tahun (sehingga tahun 2014) Dr Zakir telah mengadakan lebih 2,000 sesi ceramah di seluruh dunia.

Antaranya ialah Amerika Syarikat, Kanada, United Kingdom, Itali, Perancis, Arab Saudi, Australia, New Zealand, Afrika Selatan, Botswana, Nigeria, Ghana, Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Hong Kong, China, Mauritius, Sri Lanka dan Maldives.

6. Pada bulan Mac 2012, sesi ceramah beliau di Kishanganj, Bihar, dihadiri lebih daripada sejuta orang, dan menjadi salah satu perhimpunan terbesar di dunia bagi ceramah agama yang hanya dikendalikan oleh seorang penceramah.

7. Pada tahun 2012, Dr Zakir pernah mengadakan ceramah di Malaysia. Ceramah beliau berlangsung di Johor Bahru, Universiti Teknologi MARA, Kuantan dan Pusat Dagangan Dunia Putra di Kuala Lumpur.

8. Dr Zakir pernah menerima pelbagai anugerah dari pemimpin-pemimpin di seluruh dunia. Pada tahun 2013, Yang di-Pertuan Agong, Tuanku Abdul Halim Mu’adzam Shah menyampaikan Anugerah Tokoh Maal Hijrah Peringkat Kebangsaan kepada Dr Zakir dalam Majlis Perhimpunan Sambutan Maal Hijrah Peringkat Kebangsaan Tahun 1435H/2013M di Putrajaya.

Sabtu, 18 Februari 2017

Khutbah Rasulullah SAW tentang Dajjal

Khutbah Rasulullah SAW tentang Dajjal

Dari Abi Umamah Al-Bahiliy, beliau berkata: “Rasululah s.a.w telah berkhutbah di hadapan kami. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh masalah Dajjal.

Baginda telah bersabda: “Sesungguhnya tidak ada fitnah (kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang dibawa oleh Dajjal.

Setiap Nabi yang diutus oleh Allah SWT ada mengingatkan kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir.

Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi (angkatan) kamu. Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin.

Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya. Dan sebenarnya Allah SWT akan menjaga orang-orang mukmin.

“Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Irak. Dan mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali. Wahai hamba Allah, wahai manusia, tetaplah kamu. Di sini akan saya terangkan kepada kamu ciri-ciri Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.

“Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati.

Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf.

“Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, yakni panas.

Sesiapa di antara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah Al-Kahfi, maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim itu menjadi sejuk.

“Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: “Seandainya aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia itu, apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?” Orang Arab itu akan berkata: “Tentu.”

Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau ibunya. Rupanya sama, sifat-sifatnya sama dan suaranya pun sama. Ibu bapanya berkata kepadanya: “Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dialah Tuhanmu.”

“Di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang, yakni dia bunuh dan dia belah dua.

Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: “Lihatlah apa yang akan kulakukan terhadap hambaku ini, sekarang akan kuhidupkan dia semula.

Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula. Kemudian Laknatullah Alaih itu bertanya: “Siapa Tuhanmu?”

Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan orang beriman, menjawab: “Tuhanku adalah Allah, sedangkan engkau adalah musuh Allah.”

Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah dan dia termasuk orang yang paling tinggi darjatnya di syurga.”

Kata Rasulullah s.a.w lagi: “Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya tiba-tiba tumbuh.

Dan termasuk ujian yang paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang baik dan mereka tidak me-ngakunya sebagai Tuhan, maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi.

“Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi.

“Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat.

Dia hanya berani menginjak pinggiran Makkah dan Madinah. Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan di luar kota Madinah, kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi.

Ketika itu orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal di Madinah. Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah menjadi pengikut Dajjal. Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota Madinah.

Dalam hadis yang lain, “di antara fitnah atau tipu daya yang dibawanya itu, Dajjal itu lalu di satu tempat kemudian mereka mendustakannya (tidak beriman kepadanya), maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman mereka tidak menjadi dan hujan pun tidak turun di daerah mereka.

Kemudian dia lalu di satu tempat mengajak mereka supaya beriman kepadanya. Mereka pun beriman kepadanya. Maka disebabkan yang demikian itu Dajjal menyuruh langit supaya menurunkan hujannya dan menyuruh bumi supaya menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya. Maka mereka mudah mendapatkan air dan tanam-tanaman mereka subur.”

Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Menjelang turunnya Dajjal ada tahun-tahun tipu daya, iaitu tahun orang-orang pendusta dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai.”

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w ada bersabda: “Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat.

Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu.

Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi.”

Diriwayatkan oleh Ahmad, hadis yang diterima dari Aisyah r.a. mengatakan: “Pernah satu hari Rasulullah s.a.w masuk ke rumahku ketika aku sedang menangis.

Melihat saya menangis beliau bertanya: “Mengapa menangis?” Saya menjawab: “Ya Rasulullah, engkau telah menceritakan Dajjal, maka saya takut mendengarnya.”

Rasulullah s.a.w berkata: “Seandainya Dajjal datang pada waktu aku masih hidup, maka aku akan menjaga kamu dari gangguannya. Kalau dia datang setelah kematianku, maka Tuhan kamu tidak buta dan cacat.”

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Dajjal muncul pada waktu orang tidak berpegang kepada agama dan jahil tentang agama.

Pada zaman Dajjal ada empat puluh hari, yang mana satu hari terasa bagaikan setahun, ada satu hari yang terasa bagaikan sebulan, ada satu hari yang terasa satu minggu, kemudian hari-hari berikutnya seperti hari biasa.”

Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tentang hari yang terasa satu tahun itu, apakah boleh kami solat lima waktu juga?” Rasulullah s.a.w menjawab: “Ukurlah berapa jarak solat yang lima waktu itu.”

Menurut riwayat Dajjal itu nanti akan berkata: “Akulah Tuhan sekalian alam, dan matahari ini berjalan dengan izinku. Apakah kamu bermaksud menahannya?” Katanya sambil ditahannya matahari itu, sehingga satu hari lamanya menjadi satu minggu atau satu bulan.

Setelah dia tunjukkan kehebatannya menahan matahari itu, dia berkata kepada manusia: “Sekarang apakah kamu ingin supaya matahari itu berjalan?”

Mereka semua menjawab: “Ya, kami ingin.” Maka dia tunjukkan lagi kehebatannya dengan menjadikan satu hari begitu cepat berjalan.

Menurut riwayat Muslim, Rasulullah s.a.w bersabda: “Akan keluarlah Dajjal kepada umatku dan dia akan hidup di tengah-tengah mereka selama empat puluh.

Saya sendiri pun tidak pasti apakah empat puluh hari, empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah SWT mengutus Isa bin Maryam yang rupanya seolah-olah Urwah bin Mas’ud dan kemudian membunuh Dajjal itu.”

Dan menurut ceritanya setelah munculnya Dajjal hampir semua penduduk dunia menjadi kafir, yakni beriman kepada Dajjal.

Menurut ceritanya orang yang tetap dalam iman hanya tinggal 12,000 lelaki dan 7,000 kaum wanita. Wallahu A'lam.

MEMAHAMKAN ERTI QADHA & QADHAR

MEMAHAMKAN ERTI QADHA & QADHAR

Para ilmuwan, sering berbeda pendapat di dalam memberi definasi sebenar akan maksud perkataan Qadha Qadhar.

Ini kerana kedua-dua perkataan ini mempunyai maksud yang hampir sama dan saling menjelaskan.

Dalam ilmu Nahwu (tatabahasa) Arab,  perkataan Qadha Qadhar itu adalah satu perkataan yang tidak terpisah dan saling kait mengait di antara satu dengan lainnya.

Apabila ianya disebut secara bersendirian, Qadha atau Qadhar, ia masih membawa maksud yang serupa tetapi jika ia disebut secara bersama (Qadha Qadhar) ia membawa maksud yang berbeda.

Ibarat perkataan Kaca Cermin atau Cermin Kaca. Jika perkataan itu dipisahkan, maka kaca dan cermin masih merujuk kepada maksud yang serupa tetapi bila disatukan sebutannya, ia merujuk kepada maksud yang lain.

Perkataan Qadha Qadar juga tergolong dalam pengertian ilmu 'Nahwu' sebegini.

MAKSUD

Jika dipisahkan, Qadha itu maknanya TETAP (Ketetapan)

Qadar itu maknanya TENTU (Ketentuan).

Tetapi jika Qadha Qadhar itu disatukan, maka ia membawa maksud TAKDIR.


DALIL

QADHA : TETAP

(Jibril) berkata, demikianlah telah berfirman Tuhanmu hal itu, bagiKu sangatlah mudah, dan kami hendak jadikan ia bukti bagi manusia dan dari kami dan (penciptaannya) adalah perkara yang telah DITETAPKAN 

He said, "Thus [it will be]; your Lord says, 'It is easy for Me, and We will make him a sign to the people and a mercy from Us. And it is a matter [already] decreed.'  (al-quran 19:21)


QADHAR : TENTU

Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan KETENTUAN
Indeed, all things We created with predestination  (al-quran 54:49)

APA YANG DIKATAKAN TETAP?

Qadha itu Tetap.

Apa yang tetap?

Allah itu menetapkan setiap sesuatu itu berlaku dalam hukum FayakunNya. Bila Allah 'KUN' (Jadi) segala sesuatu, maka Fayakun (Terjadilah) segala sesuatu itu mengikut undang-undangNya. Undang2 inilah yang dikatakan Sunatullah.

Makanya setiap segala sesuatu yang berlaku itu adalah keteTETAPan atau Qadha Allah yang telah mengikut Sunnahtullah (Peraturan) Allah.

Peraturan atau Undang2 ini adalah undang2 yang TETAP dan tidak akan berubah yang telah diFayakunkan Allah di Loh Mahfuz.

KE-TETAP-AN yang tidak berubah ini dikenali juga dengan nama TAKDIR MUBRAM (Takdir yang tidak boleh berubah)

Contoh Sunatullah (undang2/hukum/peraturan) ini ialah Mati. Setiap sesuatu yang hidup pasti akan Mati. Mati inilah yang dikatakan keTETAPan atau QADHA Allah yang telah diFayakunNya mengikut KehendakNya sendiri.

Contoh lain seperti; api sifatnya panas, jasad sifatnya binasa, angin tidak bisa dilihat, matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, hanya wanita yang bisa melahirkan, mata untuk melihat dan banyak lagi.

APA YANG DIKATAKAN TENTU?

QADHAR pula bermaksud TENTU.

Apa yang tentu?

Allah menentukan bahawa setiap yang TETAP itu adalah tertakluk kepada keTENTUan-Nya atau Qadar-Nya berdasarkan HUKUM SEBAB dan AKIBAT dan di atas KEHENDAK NYA sendiri, seperti yang telah diFayakunkan dalam Loh Mahfuz.

KE-TENTU-AN yang berdasarkan Hukum Sebab dan Akibat ini dikenali juga dengan nama TAKDIR MUALAAQ (Takdir yang boleh berubah)

Contoh:

Orang bunuh diri dalam api kebakaran.

Jika seseorang ingin membunuh diri dan dia masuk ke dalam rumah yang terbakar, kemudian dia mati, maka apakah ini dikatakan takdir Allah? Jika ini dikatakan takdir Allah, apakah ini bermakna Allah itu kejam?

Jika seseorang itu mati terbakar dalam kebakaran, apakah takdir Allah yang membunuh mereka?

Jika kita miskin, apakah takdir Allah yang memiskinkan kita? Jika kita bercerai dengan isteri atau suami, apakah dituduh Allah yang menceraikan kita?

Jika seseorang itu dilahirkan dalam agama selain Islam, apakah itu kehendak mereka? Jika Allah itu yang melakukannya, apakah itu menunjukkan bahawa Allah itu zalim?

Allah itu Maha Pengasih lagi Penyanyang kepada seluruh makhluk yang dijadikanNya, tidak kira bangsa dan agama! Itulah KE-TETAP-AN Nya (Qadha).

Allah tidak memusnahkan makhluk, tetapi Allah telah mencipta KEMUSNAHAN mengikut HUKUM SEBAB dan AKIBAT yang telah 'ditulis' di dalam Loh Mahfuz. Hukum Sebab dan Akibat inilah KE-TENTU-AN NYA (Qadhar).

Jika Allah itu hanya redha kepada penganut agama Islam, kenapa Allah menjadikan penganut agama lain? Apakah ada 'Allah' lain yang menjadikan mereka? Inilah KE-TETAP-AN Allah!

Penganut Agama lain mengenal Tuhan dengan menggunakan pertimbangan rohani dan jasmani yang berbeza. Inilah KE-TENTU-AN Allah. 

Berbalik kepada contoh orang yang membunuh diri di dalam kebakaran. Maka yang bagaimana dikatakan Qadha Qadar Allah?


Qadha Allah ialah Mati.

Maksudnya, Allah telah TETAP kan bahawa setiap makhluk atau setiap segala sesuatu yang hidup akan mati. Mati inilah Qadha atau Tetap yang tidak berubah yang telah diFayakunkan Allah!

Mati TETAP akan berlaku sejak dari zaman Adam hingga sekarang dan setiap orang akan menghadapinya dan setiap makhluk tidak akan terlepas mati !

Qadar Nya?

Mati itu TETAP tetapi belum TENTU bila waktunya akan berlaku !

Waktu bila dan di mana berlakunya mati itu telah Allah TENTUkan di Loh Mahfuz berdasarkan kepada HUKUM SEBAB dan AKIBAT.

Bermakna setiap kematian pasti TETAP akan berlaku tetapi waktu berlakunya kematian itu telah diTENTUkan mengikut HUKUM SEBAB dan AKIBAT.

Contoh:

Orang itu membunuh diri dan mati dalam kebakaran.

Dimana QadhaNya? (KetetapanNya) ialah :

1. Setiap makhluk akan Mati

2. Manusia ada akal

3. Api sifatnya panas dan membakar

4. Jasad sifatnya binasa

Empat perkara di atas TETAP akan berlaku dan tidak boleh diubah (Takdir Mubram).

Namun....

KeTENTUan tentang bila akan berlakunya kematian, tentang bila api akan membakar, tentang bila jasad akan binasa dan tentang bila akal akan berfikir adalah mengikut HUKUM SEBAB dan AKIBAT.

Apa Hukum Sebab dan Akibat Yang Menyebabkan Orang itu Mati?

1.     SEBAB orang itu tidak berfikir menggunakan waras akalnya, maka dia ingin membunuh diri di dalam api kebakaran.Kenapa orang itu tidak befikir?

Mungkin dia stress. Mungkin dia sakit. Mungkin dia banyak hutang. Mungkin dia ingin mencuba ilmu kebalnya. Mungkin dia dipaksa atau banyak lagi sebab.

2.     SEBAB orang itu stress, AKIBATnya, dia tidak dapat berfikir menggunakan akal yang waras.

3.     SEBAB dia tidak menggunakan akal yang waras, AKIBATnya dia buat keputusan masuk ke dalam api.

4.     SEBAB dia masuk ke dalam api, AKIBATnya, jasadnya binasa terbakar.

5.     SEBAB jasadnya binasa terbakar, AKIBATnya dia mati !

6.     Mati itu Qadha dan Sebab Akibat kematiannya itulah Qadhar !

Maka yang manakah dikatakan TAKDIR Tuhan ?

Qadha dan Qadar itulah TAKDIR Tuhan !

Takdir itu adalah mengikut 'KehendakNya' sendiri seperti yang tertulis di Loh Mahfuz.

Api itu tidak akan membakar dan jasad itu tidak akan binasa jika Dia menginginkan begitu.

Orang itu tidak akan membunuh diri jika DIA  berkehendakkan begitu.

Jasad makhluk tidak akan binasa jika DIA berkehendakkan begitu.

Api tidak akan membakar jika DIA berkehendakan begitu.

Orang itu boleh saja berfikir samada dia ingin menggunakan akalnya atau tidak jika DIA berkehendakan begitu.

Contohnya, Nabi Ibrahim tidak terbakar dan jasadnya tidak binasa meskipun dicampak ke dalam api kerana DIA berkehendakkan begitu !


KESIMPULAN

Tuhan itu Maha MENETAPKAN segala sesuatu yang langsung tidak boleh diubah oleh makhluk walau apa cara sekalipun.

Tuhan itu Maha MENENTUKAN kejadian segala sesuatu dan boleh berubah mengikut Hukum Sebab dan Akibat dan KehendakNya Sendiri !

Inilah TAKDIR Tuhan !

Hadiah Berharga untuk Orang Tua yang Telah Tiada

🍁Hadiah Berharga untuk Orang Tua yang Telah Tiada🍁

🌾Sahabat, sungguh jasa orang tua kita begitu besar terhadap kita. Sudah seharusnya bagi kita untuk berbakti dan berbuat baik kepada mereka baik ketika mereka masih hidup maupun ketika mereka telah tiada.

💦Lalu bagaimana caranya kita berbakti kepada orang tua yang telah tiada? Di antara yang bisa kita lakukan adalah bersedekah atas nama mereka.

🍂Dari Ibnu Abbas radliallahu anhuma, bahwasanya Sa’ad bin ‘Ubadah ditinggal mati oleh ibunya, sedangkan ia tidak berada bersamanya, maka ia bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal dunia, dan aku sedang tidak bersamanya.

Apakah bermanfaat baginya apabila aku menyedekahkan sesuatu atas namanya?” Beliau menjawab, “Ya.” Dia berkata, “Sesungguhnya aku menjadikan engkau saksi bahwa kebunku yang berbuah itu menjadi sedekah atas nama ibuku." (HR. Bukhari)

🌴Dari Abu Hurairah Radliallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

إِنَّ أَبِـيْ مَاتَ وَتَـرَكَ مَالًا، وَلَـمْ يُـوْصِ، فَهَلْ يُـكَـفّـِرُ عَنْـهُ أَنْ أَتـَصَدَّقَ عَنْـهُ؟ قَالَ: نَـعَمْ.

🌿"Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan meninggalkan harta, tetapi ia tidak berwasiat. Apakah Allah akan menghapuskan kesalahannya karena sedekahku atas namanya?" Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, "Ya." (HR. Muslim)

🎁Masya Allah, sungguh ini akan menjadi hadiah yang sangat berharga untuk mereka. Tatkala amal sholeh mereka terputus sedang mereka sangat-sangat membutuhkan tambahan amal sholeh, maka kita sebagai seorang anak yang berbakti bisa membantunya dengan bersedekah/infak/wakaf atas namanya.

✅Sahabat, mari perbanyak dan rutinkan sedekah atas nama mereka sebagai wujud bakti kita kepada mereka. Semoga Allah ta'ala mengampuni dan merahmati orang tua-orang tua kita. aamiin

Rabu, 15 Februari 2017

SYARIAT TARIKAT HAKIKAT DAN MAKRIFAT

SYARIAT TARIKAT HAKIKAT DAN MAKRIFAT

Ini hanyalah deskripsi yang hanya dapat di pahami secara konteks bukan dari apa yang tertulis.pemahaman secara teks akan menimbulkan perdebatan,hanya melalui perasaanlah ini dapat di pahami.

Bagi yang belum memahami semoga ini tidak menimbulkan pemahaman yang keliru karena ungkapan ungkapan ini hanya dapat dimengerti oleh mereka yang telah mempelajari serta memahami...

Syariat itu Zahir
Tarikat  itu Batin
Hakikat itu Akhir
Makrifat itu Awal

Syariat itu Fi'il
Tarikat  itu Asma
Hakikat itu Sifat
Makrifat itu zat

Syariat itu dengan Lidah
Tarikat  itu dengan Hati
Hakikat itu dengan Nyawa
Makrifat itu dengan sir / rahasia

Syariat itu Syuhud
Tarikat  itu Nur
Hakikat itu Ilmu
Makrifat itu Ujud

Syariat itu Islam
Tarikat  itu Iman
Hakikat itu Tauhid
Makrifat itu Pengakuan Lahir dan batin

Syariat itu Tubuh
Tarikat  itu Nyawa
Hakikat itu Rahsia
Makrifat itu Tuhan

Syariat itu Ilmu Usuluddin
Tarikat  itu Ilmu Tasaawuf
Hakikat itu Ilmu Tauhid
Makrifat itu Ilmu Usul Muftahul Ghuyyub

Syariat itu Kulit Daging Urat Tulang
Tarikat  itu Api Angin Air Tanah
Hakikat itu Ujud Ilmu Nur Syuhud
Makrifat itu Zat Sifat Asma Fi'il

Syariat itu Awam
Tarikat  itu Khas
Hakikat itu Khas ul khas
Makrifat itu Khawas

Syariat itu Ilmu yakin
Tarikat  itu Ainul yakin
Hakikat itu Haqqul yakin
Makrifat itu Akmal yakin

Syariat itu Alam Isal
Tarikat  itu Alam Roh
Hakikat itu Alam malakut
Makrifat itu Alam Kudus

Syariat itu Buih
Tarikat  itu Ombak
Hakikat itu Laut
Makrifat itu Air

Bagi yang pernah mempelajari tasawwuf mungkin dapat mengerti dan memahami,dan ini hanyalah sekedar pengertian yang sangat mendasar, dan dalam ilmu tasauf atau tarikat pemahaman akan lebih terperinci, yang ingin mempelajari lebih mendalam dapat menghubungi penulis atau dari guru-guru tarikat yang terpercaya.

MARTABAT HATI

RAHASIA HATI ORANG MUKMIN

MARTABAT HATI

Hati adalah jauhar lathif (permata halus) yang tunggal dan bersifat Nurani. Ia diciptakan Allah Taala dengan suatu sebab Yaitu karena adanya ruh dan diciptakan juga hawa nafsu. Ia terletak di antara ruh dan nafsu.

Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw:
"Allah menciptakan hati (al-qulub) 4,000 tahun lebih dahlu daripada jasad. Setelah itu , Dia meletakkan di tempat yang dekat dengan Nya. Sementara itu arwah diciptakan oleh Allah swt 70,000 tahun lebih dahulu daripada hati. Setelah itu. Ia letakkan di taman kelembutan Nya (raudah al uns). Sebelumnya Allah swt telah terlebih dahulu menciptkan Sirr (rahsia) daripada ruh dan menempatkan Sirr tersebut di taman keintiman (raudah al wisl).”

Allah swt juga telah menjelaskan dalam firman Nya:

"Telah ku ciptakan seorang malaikat di dalam tubuh setiap anak keturunan Adam. Di dalam malaikat itu ada Sadr. Di dalam Sadr itu ada Qalb. Di dalam Qalb itu ada Fu’ad. Di dalam Fu’ad itu ada Syagf. Di dalam Syagf itu ada Lubb. Di dalam Lubb itu ada Sirr. Dan dalam Sirr itu ada Aku”

Juga, FirmanNya yang ditujukan kepada Nabi Daud as:

"Wahai, Daud!, kosongkan untuk Ku sebuah rumah, agar boleh Aku tinggal di dalamnya!”.

Mendengar perintah tersebut, Nabi Daud as tidak memahaminya  lalu bertanya kepada Allah swt: " Bagaimana caranya, wahai Tuhanku!”. Lantas Allah swt berfirman: " Kosongkan hatimu hanya untuk Ku”

Mengikut Syeikh Abdul Razzaq al Qusyasi mengatakan bahawa:
Qalb adalah sutu jauhar Nurani. Ia menjadi perantara antara Ruh Haiwani dengan jasad. Jika mendapat limpahan kurnia dan anugerah Allah, dengan makrifat kepada Nya, Maka Ruh Haiwani tersebut akan digantikan menjadi Ruh Insani.

Hal ini telah diisyaratkan dalam firman Nya berbunyi:

"Telah Ku tiupkan Ruh Ku ke dalam dirinya”.

Dengan demikian nafsu Amarrah dan nafsu lawammah akan segera berubah menjadi nafs Mutma’innah dengan kembalinya Ruh Natiqah iaitu kembali kepada akal yang pertama (Al aql al awwal)

Menurut Imam Ali rda :
Qalbu mempunyai 5 nama yang berlainan:-

Pertama disebut Sadr, kerana ia merupakan tempat terbitnya cahaya Islam.

Hal ini sebagaimana firman Allah swt:

"Adakah sama dengan mereka yang dibukakan Sdrnya kepada Islam”

Kedua disebut Qalb, kerana merupakan tempat terbitnya keimanan.

Sebagaimana firman Allah swt:

"Mereka itulah yang di dalam kalbunya ada keimanan”

Ketiga disebut dengan Fu’ad, kerana ia merupakan tempat terbitnya makrifat.

Sebagaimana firman Allah swt berbunyi:

"Fu’ad tidak akan pernah mendustai apa-apa yang dilihatnya”

Keempat disebut Lubb, kerana ia merupakan termpat terbitnya tauhid.

Sebagaimana Allah swt berfirman:

"Sesungguhnya hal tersebut menjadi bukti kepada orang-orang yang berakal”

Kelima disebut Syagf, kerana ia merupakan tempat terbitnya rasa saling menyayangi dan mencintai sesama makhluk.

Sebagaimana firman Allah swt:

"Sungguh Ia (Zulaikha) telah dikuasai oleh rasa cinta yang membara”
Selain itu, hati pun disebut dengan nama Habbah al qulub, kerana ia merupakan terbitnya cahaya.

Sebagaimana diterangkan Allah swt dalam hadis qudsi berbunyi:

"Tiada yang sanggup menampung Ku, baik di bumi mahupun di langit Ku.Hanya hati hamab Ku yang Mukmin yang dapat menampung Ku”

Ia juga dinamai Surah al qulub, kerana ia merupakan tempat penamapakan Allah swt yang maujud dalam rupa ruh Nabi Muhammad saw.

Hal ini sebagaimana firmanNya di dalam hadis qudsi:

"Sungguh telah Kami mulaiakan anak keturunan Adam. Dan Kami telah menamapakkan Diri di dalamnya”

Saidina Ali r.a telah menerangkan lagi bahawa:
Qalbu orang mukmin sangatlah lembut sehingga dialah dipilih oleh Sirr untuk menajdi kediaman Nya. Dipilihnya qalbu orang mukmin kerana ia mempunayi cahaya qalbu yang lembut dan halus seperti kelembutan benang yang dimasukkan ke dalam lubang jarum.

Beliau juga menegaskan lagi:
Bahawa Allah swt mempunyai ‘tempat’ di bumi, iaitu di qalbu (hati) orang-orang mukmin, karena itu, Dia sangat mengasihi qalbu yang paling bersih, paling kukuh dan paling suci. Yakni hati yang teguh dalam berpegang pada agama, yang suci di dalam keyakinan dan yang bijaksana dalam menghadapi segala persoalan.

Hal ini semakin kukuh dengan peristiwa cerita Nabi saw:
Di mana pada suatu ketika, para sahabat beliau bertanya kepada Nabi Muhammad saw; " Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?. Nabi saw menjawab, " Setiap mukmin yang hatinya sentiasa suci dan terpelihara dengan dipenuhi dengan taqwa, tidak mengkhianat, tidak durhaka, tidak mendendam, tidak dihuni sifat penipu dan tidak pula pendengki”,

Setelah itu, beliau kembali menegaskan dengan sabdanya:

"Hati itu lebih utama daripada kaabah dan syurga”

Kerana alasan beliau kaabah itu dibangun oleh Nabi Ibrahim as, diperuntukkan sebagai bauy Allah (rumah Allah), sedangkan hati adalah khazanah Allah (perbendaharaan Allah). Di Kaabah terdapat hajar al aswad (batu hitam) sedangkan pada hati terdapat hajar al abad (batu abadi) dengan Sirr sebagai pusat keinginannya. Selain itu pada qalbu atau hati ini terdapat tempat tauhid dan segala rahsia.

HATI BERBOLAK BALIK

Telah dijelaskan di atas bahawa Qalbu atau hati terletak di antara Ruh dan Nafsu. Bila seseorang cenderung mengikuti nafsu, maka hatinya pun cenderung akan patuh kepadanya.

Namun sebaliknya, jika ia cenederung mematuhi ruh, maka hatinya pun akan mengikutinya pula.

Itulah sebabnya , hati dinamakan dengan qalbu kerana ia boleh berbalik-balik antara kecenderungan ruh dan nafsu

Sebagaimana Sabda Rasulullah saw:

" Hati anak Adam itu seperti bulu burung yang ditiup angin. Dalam sehari ia boleh bolak balik sebanyak tujuh (7) kali”

"Perumpamaan qalbu itu seumpama bulu burung yang terhampar di padang luas yang dibolak balikkan oleh angin ke depan dan ke belakang”

Yang dimaksudkan dengan ‘Bulu’ adalah Ruhul Quddus. Yang dimaksudkan dengan ‘Qalbu’ adalah tempat terbitnya cahaya, syuhud (penyaksian) dan wajd (kelazatan cinta).

Yang dimaksudkan dengan ‘terhampar’ adalah menanti belaian kasih, iaitu laksana sedang berdiri di pintu kekuasaan Allah.

Yang dimaksukan dengan ‘padang yang luas’ adalah Wahdaniyyah Allah.

Yang dimaksudkan dengan ‘berbolak balik’ adalah semua tajalli yang berupa penampakan sifat, asma dan afaalNya.

Manakala yang dimaksudkan dengan ‘angin’ adalah  pertolongan dari nafs ar Rahman

MEMPUNYAI BANYAK MATA DAN AMAT LUAS

Dalam hal ini, Syekh Ibrahim bin Adham berkata: ” bahawa qalbu orang-orang yang sudah makrifat pada Allah Taala mempunyai banyak mata, sehingga boleh melihat sesuatu yang tiada dilihat oleh yang lain.  Pada qalbu mereka ada beberapa sayap sehingga boleh terbang menghadap ke hadrat Rabb al Alamin dan menikmati keindahan dan kenikmatan syurga serta boleh meminum air samudera kebijakan.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw  yang menjelaskan bahawa hati orang-orang yang telah makrifat pada Allah taala akan mampu melingkupi semesta alam.

”Pada hati orang-orang yang telah makrifat kepada Allah terdapat beberapa lisan. Dengannya, ia memohon dan mengadu kepada Tuahannya secara rahsia, sehingga para melaikat pencatat amal (Kiram Katibin) pun tidak mengetahui apa yang diucapkannya”

Hadis lain pula berbunyi:

”Pada qalbu orang-orang yang makrifat kepada Allah terdapat beberapa sayap, yang dengannya ia terbang menghadap ke Hadrat Tuahnnya”

Selain itu, ada juga sabda Nabi saw yang menyatakan bahawa setelah ia terbang menghadap Tuahnnya, ia bersenang-senang di taman yang amat suci sambil menikmati berbagai kenikamatan dan meminum air kebijakanaan.

Sabda Nabi saw berbunyi:

” Di dalam tubuh manusia itu  keberadaannya hanya diketahui oleh Allah semata”

Tatkala Nabi Musa as sedang khusuk beribadah, ia bertanya kepada Allah , ”Ya Tuhanku. Di manakah Engkau ’bersemayam’”.

Mendengar itu, Allah terus berfirman:

”sesuungguhnya Aku telah menciptakan pada hati setiap mukmin sebuah tempat yang teramat luas. Dan ku ciptakan pula pada hati setiap orang kafir suatu tempat yang teramat sempit.

Tidakkah engkau ketahui, wahai Musa!. Bila seorang mukmin sedang bertafakkur, maka di dalam hatinya ada Syurga, Neraka, Arsy Kursi, Loh, Qalam serta tujuh lapis langit dan 7 lapis bumi serta isinya. Semuanya itu tertampung di dalama hatinya”.

Berkaitan dengan hal ini juga Sabda Nabi saw nenjelaskana bahawa:

” Pada hati orang mukmin, terdapat pelita yang terang bederang yang merupakan cahaya Allah. Sedangakan hati orang kafir sangatlah teramat hitam dan gelap”

Dinamakan qalbu al alim iaitu hati Insan kamil yang mendapat limpahan kurnia dari Allah Taala dengan pertolongannya.

Jelasnya, Insan kamil ini, ia berada di antara alam Uluwwi (alam yang tinggi dan alam salafi (alam yang rendah) atau berada antara Allah dan semesta aalam.

Oleh karena itu, hati orang mukmin terdapat tirai pemisah antara Allah Taala selaku khaliq dengan makhlukNya. Ini jelas kerana qalbu orang yang mukmin itu mempunyai dua muka.

Satu muka yang berada pada bahagian jasad yang nyata dan muka yang kedua yang berada pada muka inti zat yang elok.

Dengan demikian, dari muka yang kedua ini ia akan memperolehi cahaya dan isyarat dari Sang Maha Penguasa yang akan membuatnya tenggelam dalam lautan Penyaksian (Bahr al Musyahadah).

Pada saat  ia tenggelam dalam lautan penyaksian, munculah prasangkannya bahawa ”Sesungguhnya Tuhan hanya Allah”. Yang pada akhirnya akan memunculkan perkataan ”Aku adalah Dia” (Ana Huwa) yang keluar dari lidahnya dengan penuh rasa cinta, Dalam hal inilah menyebabkan lenyap dan tenggelam dalam Ahadaiyyah (Kesatuan). Oleh itu, tidaklah aneh jika mereka terlanjur mengeluarkan bahawa ”Dia adalah Aku”(Huwa Ana)

Hal ini senada dengan firman Allah Taala yang meceritakan tentang perkataan Nabi Nuh as :
”Dan bagi mereka yang memasuki rumah ku”.

Rumah yang dimaksudkan di sini adalah qalbu, kerana ia merupakan tempat pelenyapan pada Allah pada maqam Fana fi allah dan abadi bersama Nya Baqa bi Allah.

Allah berfirman :

”Allah sumber cahaya yang menerangi langit dan bumi. Perumpamaan cahayanNya, bagaikan obor yang berpelita di dalamnya. Pelita itu berada di dalam relung kaca. Relung kaca itu bagaikan cahaya bintang bergemerlapaan yang dinyalakan dengan minyak zaitun penuh berkat”

Perumpamaan hati orang beriman (Sadr al mukmin) adalah seumpama obor (misykah). Perumpamaan hati yang mukmin (Qalb al mukmin) adalah umpama pelita (misbah).

Perumpamaan makrifat orang mukmin (Makrifat al mukmin) adalah umpama cahaya pelita dan pelitanya itu sendiri yang berderang bagaikan bintang yang gilang gemilang. Dan minyak zaitunlah yang membantu menyalakan pelita makrifat itu.

Yang dimaksudkan dengan obor adalah badan. Yang dimaksudkan dengan pelita (misbah) adalah ruh pohon kayu yang dinyalakan dari cahaya. Yang dimaksukan dengan kaca (Zujajah) adalah hati.

Yang dimaksudkan dengan gelas yang dipersamakan dengan bintang yang gilang gemilang (kaukah durriy) adalah nafs. Yang dimaksudkan dengan minyak zaitun (Zaitunah) adalah nafs yang telah selesai dinyalakan dengan cahaya yang suci serta fikiran yang terang