Pages

Memaparkan catatan dengan label keakuan. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label keakuan. Papar semua catatan

Rabu, 14 Disember 2016

MELENYAPKAN AKUAN DIRI

MELENYAPKAN AKUAN DIRI

Bagi setiap ahli-ahli thorikat hendaklah tahu bahawa untuk kita menggapai kejayaan maka kita hendaklah menjalani proses-proses melenyapkan akuan diri yang menyebabkan rosaknya pegangan kita terhadap Allah s.w.t kerana akuan diri yang tidak benar atau palsu akan menjatuhkan kita kedalam lembah syirik kepada Allah.

Apakah itu akuan diri?
Akuan diri adalah satu bentuk pegangan yang bersabit dengan kedudukan, pangkat, harta, nama dan darjat (martabat) yang mana bagi mereka ini semua perkara yang bersabit dengan perkara-perkara itu mereka tidak nampak akan adanya Tuhan pada pemilikannya... mereka merasai semua itu hak milik mereka.

Akuan diri yang tidak sewajarnya ini timbul akibat dari perasaan cinta dan kasih kepada dunia yang mengakibatkan gelapnya mata hati mereka dan kesan dari timbulnya perkara-perkara inilah yang menimbulkan akuan diri yang tidak sewajarnya.

Buangkanlah keangkuhan diri yang mendatangkan keakuan yang dapat membinasakan akan hati mu kepada Allah s.w.t, banyak perkara yang perlu kita tahu didalam hidup ini agar kita faham tentang kedudukan keakuan diri yang membinasakan kita ini. Ingatlah hanya akuan Allah sahaja yang dapat di akui oleh sekalian makhlukNya bukan nya akuan kita.

Akuan-akuan diri yang perlu dilenyapkan adalah:

1) Lenyapkanlah perasaan hatimu pada barang yang menyedapkan hati mu.
2)  Lenyapkan fikiran mu pada tumpuan dunia ini.
3) Lenyapkan pandangan mu pada dirimu.
4) Hapuskanlah pergantungan mu pada ilmu mu.
5)  Jauhkan perasaan mahsyur pada amal mu.
6) Buangkanlah sifat ujudmu.
7) Buangkanlah angan-anganmu pada dunia ini

Jika kita dapat melaksanakan perkara-perkara diatas ini maka kau akan dapat mengetahui akan kebesaran Allah s..w.t...................
Maka apabila akuan diri sendiri telah lenyap dan hilang dari perasaan kita maka ia bererti kita telah fana maka setelah itu kita akan dapat menemukan akuan Allah pada kita dan itulah yang sebenar-benarnya akuan yang wajib kita pegangi dan imani iaitu akuan yang datang nya dari Allah s.w.t
لاحول ولا قوة الا بالله العلى العظيم
(Tiada daya dan upaya bagiku kecuali Allah lah yang Maha Tinggi dan Maha Besar)

Manakah akuan Allah pada hakikat kita?
1) Tiada ujudmu yang ada ujudKU.
2) Tiada kuasamu itulah kuasaKU
3)  Tiada kehendakmu itulah kehendakKU
4)  Tiada hidup mu melainkan hidupKU 
5) Tiada pandanganmu melainkan pandanganKU
6)  Tiada pendengaranmu melainkan pendengaranKU
7) Tiada ilmumu melainkan ilmuKU
8) Tiada gerakmu melainkan gerakKU
9)Tiada diammu melainkan diamKU
Tidaklah engkau itu ada akan tetapi AKUlah yang ada pada sekalian yang ada, AKUlah yang zahir dan AKUlah yang batin, sesungguhnya zahirKU batin bagimu dan batinKU rahsia bagimu. Maka pada hakikat yang sebenarnya kita ini tidak ada yang ada itu adalah Allah yang  Maha Esa:
لاموجود بحقيقة الا الله
(Tiada yang maujud sebenar2nya kecuali Allah)

Inilah dalil hakikat bagi kenyataan ini, maka dengan ini kita tidaklah ada apa-apa kecuali Allah lah yang mengawal semua keadaan.
لا تتحرك ذزة ابدا الا بأءذن الله
(Tidaklah akan bergerak satu-satu zarrah selamanya kecuali dengan izin Allah)

Maka inilah sebenar-benarnya akuan yang tidak bercampur dengan syirik jali atau syirik khofi. Ingatlah selagi tidak ada kenyataan atau bukti yang menunjukkan kita sampai kepada akuan ini, maka kita perlulah teruskan amal kita yang dapat membawa kita kepada kenyataan akuan ini, akuan ini bukanlah hanya mainan ucapan lidah sahaja tetapi ia perlukan bukti dan bakti dari kita.

Jangan main-mainkan ucapan-ucapan ini atau akuan ini nanti kau jatuh didalam orang-orang yang sesat lagi menyesatkan dan disesatkan.
Terdapat banyak dikalangan orang-orang kita yang menyatakan akuan Allah padanya sedangkan ia masih lagi dilingkungi dengan akuan diri yang masih lagi di hiasi dengan hawa nafsu. Oleh itu perkara akuan tajalli Allah ini pada kita akan terjadi dengan kehendak Allah yang Maha Agong. Kesamaran inilah yang banyak terjadi pada golongan-golongan ahli thorikat maupun ahli hakikat. Perhatikanlah dengan teliti agar kita tidak menjadi pencampuran antara akuan diri dan akuan Allah pada kita.

Aku yang diakui Allah!!!!!!!

AKU adalah sesuatu yang jernih dan ia terwujud dari diri KU maka DIAlah yang diakui. Inilah dia kedudukan yang diakui oleh Allah kerana AKU itu adalah hakikat kenyataan Allah s.w.t sebagaimana fiirman nya„,,,,
كل روح من امر ربي
Setiap roh itu adalah urusan pekerjaan KU.

Padaku (roh) itulah rahsiaku dan itulah yang menzahirkan akuan haqullah pada tubuh badan melalui kalam, perbuatan dan ittiqod pada diri. Kalimah akuan yang sebenar ini terbit dari ucapan syattoh (terlatah) dari sirna fana yang dialami oleh ahlillah.

Aku ku dan aku mu itu adalah satu jua, jangan adakan dua kudrat padamu kerana kudratmu itu adalah kudratKU, AKU zahir pada ujudKU, dan AKU batin pada rahsiaKU. Engkau tidak wujud melainkan AKUlah yang ujud.

KalamKU adalah zahirnya kalammu waktu terucap... tiadamu padamu akan tetapi adaKU pada zahirKU. AKU adalah AKU inilah akuanKU. AKU yang mengaku akan padaKU, tiada akuanmu padamu kerana akuan mu itu tiada ain ujud akuan itu.

Tiadalah engkau bergerak pada masa engkau bergerak AKUlah yang sebenarnya gerak itu, hanya orang-orang yang buta sahaja yang tidak nampak akan gerak Allah itu. Sesungguhnya gerakmu itu adalah hasil gerakKU yang terjadi ketika bergeraknya dirimu, engkau hanyalah patung wayang sahaja semata-mata tidaklah engkau dapat berbuat apa-apa yang mendatangkan manfaat atau mudarat padamu.

Tiadalah engkau memandang ketika memandang akan tetapi AKUlah yang memandang pada ketika engkau memandang, engkau buta pada dasarnya maka janganlah engkau akui yang engkau melihat akan dengan penglihatanmu itu kerana kau BUTA.

Oleh itu fahamilah akan maksud bagi kata-kata ini janganlah tersalah anggap kerana akibatnya amat-amatlah buruk.
AKU adalah sifat kenyataan bagi Dzatul Haq, padaKU lengkap
dan melengkapi tiadalah yang lain pada ujud ini melainkan kenyataan
ujudKU semata-mata.

Hanyalah Allah s.w.t sahaja yang layak mengaku dan akuan yang terbit dari sifatNYA lah yang terjadi.................
Maka inilah akuanku yang terbit dari akuan Allah.
Tiadalah ujudku pada kenyataanku melainkan ujud Allah lah yang nyata pada ku.
انا الحق
(Akulah yang sebenar)

Isnin, 16 Mei 2016

Hanya Tuhan yg tahu bahwa engkau benar-benar shalat

Seorang guru sufi bertanya kepada murid muridnya: "Jika engkau berada sendirian dalam sebuah ruangan, tak ada orang lain, lalu engkau shalat, siapa sajakah yg mengetahui bahwa engkau shalat?"

Seorang Murid menjawab: "Hanya Tuhan dan aku yg tahu".
Murid yang lain menjawab: "Hanya Tuhan, Malaikat, dan aku yg tahu"

Sang guru menjawab: "Semuanya salah. Jawabannya Hanya Tuhan yg tahu bahwa engkau benar-benar shalat. Hilangkanlah sifat keaku-akuan didalam dirimu dan sifat merasa diri dalam pengabdianmu kepada-Nya. Dua sifat itu yg akan membuatmu merasa puas atau bangga terhadap ibadah yg kau lakukan, padahal hakikat pengabdian itu tidak begitu"

Kemudian beliau melanjutkan: "Ketika engkau melaksanakan shalat, engkau harus menganggap bahwa engkau belum shalat. Itu akan membuatmu terus mengabdi kepada-Nya tanpa henti. Siapakah yg tahu bahwa hatimu benar-benar shalat? engkau atau Dia?"

Jadi Tujuan Sholat ialah mengabdi padaNya.

Arrya Sufi :
"ketika engkau menyucikan Tuhan dengan puji-pujianmu dalam ibadah, dan ketika engkau memuji Tuhan dengan kalimat-kalimat suci, sebenarnya Tuhan tidaklah menjadi suci, karena Dia Yang Maha Suci, engkaulah yang menjadi suci"

Wallahu a'lam

Pak habeb

Selasa, 5 Mei 2015

AKU LEBIH DEKAT

AKU LEBIH DEKAT

Siapa yang mengenal dirinya, akan binasalah dirinya, tenggelam ia dalam lautan kefakiran, tenggelam ia dalam lautan ketiadaan keAkuan.

Wujud insan adalah bayang-bayang kepada wujud Tuhan.Tiada akan wujud bayang-bayang ini jika tiada yang empunya bayang-bayang, tidak bergerak bayang-bayang melainkan bergeraknya tuan empunya bayang-bayang.

Apabila kamu memandang dirimu, memandang kewujudan dirimu, maka kamu wajib memahami bahwa kamu ada pemiliknya. Wujud kamu menyatakan wujud diri-Nya. Dia ghaib dan kamu nyata, Dia hakikat dan kamu syariat, Dia adalah wujud dan kamu adalah bayang bagi wujud-Nya. Lihatlah dirimu lagi, pandanglah segala sifat yang ada pada dirimu, lihatlah matamu, lihatlah telingmu, lihatlah mulutmu, lihatlah akalmu, lihatlah gerak diammu, lihat rasa hatimu. Semuanya tidak lain melainkan kenyataan sifat-sifat-Nya.

Semoga hatimu tidak dibutakan sama sekali, sehingga tidak mengenal Diri-Nya, yang meskipun Al-Ghaib tetapi sangat dekat sekali, bahkan lebih dekat Dia bila dibandingkan dengan urat nadi yang ada di lehermu sendiri. Berarti lebih dekat Dia meskipun dibandingkan dengan keluar masuknya nafas dalam dadamu.

Maka firman-Nya yang memutuskan: “Barang siapa yang hidupnya sekarang ini (di dunia) buta (mata hatinya tidak mengetahui keberadaan Diri Tuhannya yang dekat sekali dan Wajib Wujud-Nya), maka kelak di akhirat juga akan lebih buta dan lebih sesat jalannya.”(Al-Isra:72)

(Tuak ilahi)

Khamis, 12 Jun 2014

JANGAN JADIKAN NAFSU SEBAGAI TUHAN



JANGAN JADIKAN NAFSU SEBAGAI TUHAN
25.Surah Al-Furqān (Verse 43)
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا


Nampakkah (wahai Muhammad) keburukan keadaan orang yang menjadikan hawa nafsunya: 
tuhan yang dipuja lagi ditaati? Maka dapatkah engkau menjadi pengawas yang menjaganya jangan sesat?


Disini kita kena mengambil faham apakah sebenarnya yang kita selalu sebutkan sebagai nafsu?

Nafsu ialah merasa keujudan diri kita iaitu kita merasa kita ini ada ( kita mengaku yang kita ini ada - selalu disebut dengan keakuan diri kita)

Bermula dengan mengaku diri kita ada, maka segala sifat ketuhanan yang lain yang ditajallikan atau yang ditunjukkan melalui diri kita sebagai tanda kewujudan, sebagai tanda kekuasaan Allah, sebagai ayat-ayat yang sedang menerangkan kewujudan dan kekuasaan Allah akan dirasai oleh keakuan diri kita sebagai milik kita sendiri,
45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 3)
إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّلْمُؤْمِنِينَ


Sesungguhnya pada langit dan bumi terdapat tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 4)
وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِن دَابَّةٍ آيَاتٌ لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ


Dan pada kejadian diri kamu sendiri, serta (pada kejadian) segala binatang yang dibiakkanNya, terdapat juga tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang meyakininya.
45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 5)
وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن رِّزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ


Dan (pada) pertukaran malam dan siang silih berganti, dan juga (pada) rezeki yang diturunkan oleh Allah dari langit, lalu Ia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya, serta (pada) peredaran angin, (semuanya itu mengandungi) tanda-tanda (yang membuktikan keesaan Allah, kekuasaanNya, kebijaksanaanNya, serta keluasan rahmatNya) bagi kaum yang mahu menggunakan akal fikiran.


45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 6)
تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّۖ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ وَآيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ


Itulah ayat-ayat penerangan Allah yang kami bacakan kepadamu (wahai Muhammad) kerana menegakkan kebenaran; maka dengan perkataan yang manakah lagi mereka hendak beriman, sesudah penerangan Allah dan tanda-tanda kekuasaanNya (mereka tidak mahu memahami dan menelitinya)?

Bermula dari kita mengaku dan berasa kita ada (walaupun kita tahu yang ada hanya Allah tetapi kita rasa kita ada, inilah keakuan diri, keadaan inilah yang dikatakan nafsu iaitu kita mengaku dan berasa kita ada)

Sedangkan ada yang kita sedang rasa itu sebenarnya adalah ayat atau tanda-tanda yang Allah sedang menerangkan atau dengan kata lain Allah sedang menunjuk atau menampakkan wujud Dia..

Tetapi kita yang salah membuat pengakuan, kita tidak mengaku ada itu ada Allah tetapi kita mengaku ada itu ada kita.. Keakuan inilah merupakan keakuan diri yang dipanggil sebagai hawa nafsu...

Untuk terus memperkenal kan diriNya, sifatNya, asma'Nya dan perbuatanNya, Allah akan menunjukkan segala sifatNya melalui wujudnya tadi, oleh kerana kita telah mengaku wujud Allah sebagai ujud kita, secara automatik kita akan merasai segala sifat-sifat Allah yang Allah tunjukkan itu menjadi sifat kita.....

Bermula dengan mengaku segala sifat Allah yang sedang ditunjukkan sebagai untuk memperkenalkan dirinya adalah sifat kita, akan timbullah segala macam sifat mazmumah... (Seperti bangga diri, hasad dengki, mengadu domba, rasa tidak berpuas hati, dan lain-lain lagi)..

Oleh yang demikian kita disyorkan supaya tidak di ikut sertakan hawa nafsu didalam setiap amalan soleh kita...

Maksudnya kita tidak boleh mengaku segala sifat-sifat Allah yang sedang ditunjukkan samada pada badan diri , atau pada keseluruhan alam sebagai sifat kita sendiri atau sifat selain dari Allah...

Kita kena mengaku bahawa segala sifat-sifat Allah itu adalah sifat Allah, selagi kita tidak mengaku segala sifat-sifat Allah itu adalah sifat Allah, selagi itu kita rasa memiliki sifat-sifat Allah itu sebagai sifat kita sendiri...

Selagi kita belum berani mengaku segala sifat Allah yang sedang ditunjukkan oleh Allah dan dinikmati dan dirasai oleh badan diri kita selagi itu kita akan bertuhankan kepada hawa nafsu (keakuan diri), tidak bertuhan kepada Allah.

30.Surah Ar-Rūm (Verse 29)
بَلِ اتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَهْوَاءَهُم بِغَيْرِ عِلْمٍۖ فَمَن يَهْدِي مَنْ أَضَلَّ اللَّهُۖ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ


Orang-orang yang zalim itu (tidak berfikir), bahkan menurut hawa nafsu mereka (melakukan syirik) dengan tidak berdasarkan pengetahuan. Maka tiada sesiapa yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan oleh Allah (disebabkan bawaannya sendiri), dan tiada pula bagi mereka sesiapa yang dapat menolong melepaskan mereka dari azab.

45.Surah Al-Jāthiyah (Verse 23)
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ


Dengan yang demikian, bagaimana fikiranmu (wahai Muhammad) terhadap orang yang menjadikan hawa nafsunya: tuhan yang dipatuhinya, dan ia pula disesatkan oleh Allah kerana diketahuiNya (bahawa ia tetap kufur ingkar), dan dimeteraikan pula atas pendengarannya dan hatinya, serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah lagi yang dapat memberi hidayah petunjuk kepadanya sesudah Allah (menjadikan dia berkeadaan demikian)? Oleh itu, mengapa kamu (wahai orang-orang yang
ingkar) tidak ingat dan insaf?


42.Surah Ash-Shūraá (Verse 15)
فَلِذَٰلِكَ فَادْعُۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْۖ وَقُلْ آمَنتُ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ مِن كِتَابٍۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَاۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ


Oleh kerana yang demikian itu, maka serulah (mereka - wahai Muhammad - kepada berugama dengan betul), serta tetap teguhlah engkau menjalankannya sebagaimana yang diperintahkan kepadamu, dan janganlah engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka; sebaliknya katakanlah: "Aku beriman kepada segala Kitab yang diturunkan oleh Allah, dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah jualah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu. Tidaklah patut ada sebarang pertengkaran antara kami dengan kamu (kerana kebenaran telah jelas nyata). Allah akan menghimpunkan kita bersama (pada hari kiamat), dan kepadaNyalah tempat kembali semuanya (untuk dihakimi dan diberi balasan)".


Penciptaan tidak punya wujud sendiri jika tidak diberi oleh Allah, tidak punya sifat sendiri jika tidak diberi oleh Allah, tidak punya nama sendiri jika tidak diberi oleh Allah, tidak punya perbuatan sendiri jika tidak diberi oleh Allah...

Pendek kata jika tidak diberikan oleh Allah manusia itu tidak ada..
Jadi semuanya adakah kepunyaan pemberi atau kepunyaan penerima?....
Penerima tidak akan memiliki apa-apa, jika tidak diberi oleh pemberi...
Jadi dalam perkara ini sipenerima jangan nak merampas hak pemberi..
Semua apa yang ada pada penerima kesemuanya adalah hak mutlak pemberi sendiri bukan hak milik penerima..

Mesti dikembalikan sekarang ini juga, jika tidak dikembalikan dan rasa memiliki hak pemberi sebagai hak milik sendiri, inilah membawa makna sipenerima telah menjadikan dirinya sebagai pemilik mutlak (merampas hak pemberi)....

Dengan merasakan hak pemberi sebagai hak penerima sendiri, secara tidak disedari Sipenerima telah melantik dirinya yang disangka memiliki (ujud, sifat, nama dan perbuatan) sendiri sebagai tuhan selain dari Allah ...

Kerana sebenarnya ujud, sifat, nama dan perbuatan manusia dan selain itu kesemuanya diberikan oleh Allah...... Dalam ertikata lain Allah sedang menunjukkan Ujud, sifat, asma' dan afa'alNya

Jadi kesemua apa yang ada pada manusia dan selain dari Allah adalah milik mutlak Allah bukan milik sebenar manusia dan selain dari Allah...

Salahkah kita mengakui segala ujud, sifat, nama dan perbuatan manusia itu adalah milik Allah sendiri bukan milik manusia itu sendiri kerana jika Allah tidak memberi manusia tidak ada apa-apa.....

Masihkah kita tidak mahu mengakui bahawa manusia dan selain dari Allah itu kesemuanya adalah milik Allah, manusia dan sekalian Alam ini tidak ada apa-apa jika tidak diberikan oleh Allah sendiri...

Adakah manusia dan makluk lain itu ada dengan sendiri tanpa bergantung kepada wujud, sifat, asma' dan perbuatan Allah sendiri?

Kalau semuanya bergantung kepada Allah, kenapa kita masih tidak mahu mengaku kesemua itu milik Allah sendiri?

Masihkah kita mahu mengingkari bahawa ujud, sifat, nama dan perbuatan manusia semuanya adalah milik Allah...?



Manusia dan selain dari Allah tidak ada apa-apa, semuanya adalah milik Allah sendiri...

Rabu, 4 Jun 2014

KITA TIDAK SEDAR YANG KITA SEDANG MENGAKU - AKU DIRI SENDIRI ADALAH TUHAN SELAIN DARI ALLAH

KITA TIDAK SEDAR YANG KITA SEDANG MENGAKU - AKU DIRI SENDIRI ADALAH TUHAN SELAIN DARI ALLAH..."

Allah mempunyai segala sifat yang wajib dan hanya layak untuk Dia memiliki sendiri tanpa boleh dikongsi dengan yang lain selain dari Dia sendiri...

Sifat yang wajib bagi Allah tidak terbilang banyaknya, ulamak telah menetapkan yang wajib kita ketahui sebanyak 20 sifat seperti yang telah dihuraikan didalam banyak kitab-kitab ilmu tauhid...

Sifat yang wajib bagi Allah hanya layak untuk Allah sahaja, selain dari Allah haram untuk memakainya, jika ada makhlok yang berani memakainya untuk diri mereka sendiri (makhlok yang tidak ada telah dianggap ada ujud sendiri dengan memakai sifat-sifat yang wajib bagi Allah kepada makhlok yang tidak ada, sehinggakan timbul anggapan segala sifat yang wajib bagi Allah telah dianggap sebagai sifat makhlok sendiri sehingga menimbulkan anggapan bahawa makhlok ada mempunyai ujud sendiri... 

Sehingga dengan rasa memiliki segala sifat yang wajib bagi Allah untuk diri sendiri timbullah didalam rasa dan perasaan diri sendiri akan keAKUan diri (yang sebenarnya yang bersifat tidak ada) tetapi telah dirasai ada oleh diri sendiri kerana mengambil dan meletakkan sifat ada Allah kepada diri sendiri yang sebenarnya tidak ada)...

Keakuan diri sendiri yang sebenarnya bersifat dengan sifat tidak ada, telah dirasai ada kerana kita telah meletakkan sifat ada itu pada tempat yang salah iaitu kepada diri yang tidak ada, sifat ada yang sepatutnya adalah sifat Allah sahaja telah diletakkan kepada selain dari Allah dan pada diri sendiri...

Dengan meletakkan sifat ada (yang sebenarnya sifat ada itu hanya milik Allah sahaja) kepada diri sendiri, maka dengan sendirinya akan menimbulkan sifat keakuan diri (mengaku segala sifat yang wajib bagi Allah adalah milik diri sendiri yang sedang memakai sifat ada yang hanya milik Allah sendiri sahaja...)

Bermula dengan merasai sifat ada yang hanya milik Allah sendiri sahaja sebagai ujud diri sendiri, secara automatik kita akan merasai didalam rasa dan perasaan yang dalam bahawa segala sifat-sifat yang wajib bagi Allah yang hanya layak untuk Allah sahaja telah dirasai menjadi milik diri sendiri ( yaitu ada Allah yang dianggap sebagai ada diri sendiri)..

Secara tidak disedari bermula dengan menganggap diri sendiri dan selain daripada Allah mempunyai ujud sendiri, kita telah memperakui diri kita telah memiliki sifat ketuhanan yang hanya milik Allah sendiri sahaja...

Dengan secara tidak disedari, apabila kita mengakui kita ada ujud sendiri, secara automatik kita telah mengakui diri kita memiliki sifat ketuhanan, secara tidak disedari kita telah memperakui diri kita memiliki sifat-sifat yang wajib bagi Allah yang membawa makna "AKU ALLAH - sebab ADA adalah sifat yang wajib bagi Allah, ADA itu bersifat Esa (tidak berbilang-bilang), sifat ada itu hanya milik Allah dan tidak boleh diletakkan sifat ADA kepada selain dari Allah.

Bila sifat yang wajib bagi Allah telah diletakkan kepada diri sendiri dan selain dari Allah (makhlok Allah).. Secara tidak disedari kita telah menjadikan (diri yang tiada tetapi telah dianggap ada kerana meletakkan sifat ada yang hanya milik Allah kepada diri yang tiada)

Dengan meletakkan sifat ADA kepada diri sendiri yang sebenarnya bersifat dengan sifat tiada akan melahirkan sifat Ke-Aku-an diri sendiri... Sifat ke-Aku-an diri ini adalah hawa nafsu yang secara tidak disedari telah dijadikan tuhan selain dari Allah sebab kita telah meletakkan segala sifat yang wajib bagi Allah kepada selain dari Allah (diri yang tiada tetapi telah dianggap ada kerana meletakkan sifat Ada yang hanya milik Allah kepada diri yang tiada...

Firman Allah
21.Surah Al-'Anbyā' (Verse 29)
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ

Dan (jika ada) sesiapa di antara mereka berkata: "Sesungguhnya aku ialah tuhan selain dari Allah", maka yang berkata sedemikian itu, Kami akan membalasnya dengan (azab) neraka jahannam; demikianlah Kami membalas golongan yang zalim.

Mengaku dan menganggap diri sendiri mempunyai ujud sendiri dengan secara tidak langsung dan secara yang tersembunyi telah berlaku seperti firman Allah

22.Surah Al-Ĥaj (Verse 62)
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Bersifatnya Allah dengan kekuasaan dan luas ilmu pengetahuan itu kerana bahawasanya Allah, Dia lah sahaja Tuhan Yang Sebenar-benarnya, dan bahawa segala yang mereka sembah selain dari Allah itulah yang nyata palsunya. Dan (ingatlah) sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Tinggi keadaanNya, lagi Maha Besar (kekuasaanNya)

Secara tidak sedar kita telah meletakkan sifat yang wajib bagi Allah yang hanya milik Allah kepada diri sendiri (yang dianggap ada).... Yang sebenarnya ada itu adalah sifat Ada Allah yang sedang ditunjukkan sebagai tanda dan ayat yang sedang menerangkan wujud atau ada Allah...

YANG MENJADI MASALAH BESAR KEPADA KITA IALAH KITA TAK JUMPA JALAN UNTUK MENGHILANGKAN RASA ADA DIRI SENDIRI YANG TELAH LAMA MELEKAT DAN TELAH MENJADI DARAH DAGING.....

Selagi kita tidak bertemu jalan bagaimana nak menafikan atau menghilangkan rasa ada diri sendiri selagi itu kita kekal bertuhankan kepada keakuan diri (Aku diri sendiri yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan itu sifat yang wajib bagi Allah yang hanya milik Allah sahaja)...

Orang yang syirik kepada Allah dipanggil didalam Al-Quran sebagai orang musyrik...

39.Surah Az-Zumar (Verse 3)
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

Ingatlah! (Hak yang wajib dipersembahkan) kepada Allah ialah segala ibadat dan bawaan yang suci bersih (dari segala rupa syirik). Dan orang-orang musyrik yang mengambil selain dari Allah untuk menjadi pelindung dan penolong (sambil berkata): "Kami tidak menyembah atau memujanya melainkan supaya mereka mendampingkan kami kepada Allah sehampir-hampirnya", - sesungguhnya Allah akan menghukum di antara mereka (dengan orang-orang yang tidak melakukan syirik) tentang apa yang mereka berselisihan padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah petunjuk kepada orang-orang yang tetap berdusta (mengatakan yang bukan-bukan), lagi sentiasa kufur (dengan melakukan syirik).

2.Surah Al-Baqarah (Verse 163)
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

Dan Tuhan kamu ialah Tuhan yang Maha Esa; tiada Tuhan (Yang berhak disembah) selain dari Allah, yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.

20.Surah Ţāhā (Verse 14)
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

"Sesungguhnya Akulah Allah; tiada tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah sembahyang untuk mengingati Daku.

21.Surah Al-'Anbyā' (Verse 25)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus sebelummu (wahai Muhammad) seseorang Rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahawa sesungguhnya tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku; oleh itu, beribadatlah kamu kepadaKu".

16.Surah An-Naĥl (Verse 2)
يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ

Ia menurunkan malaikat membawa wahyu dengan perintahNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya (yang layak menjadi Rasul); (lalu Ia berfirman kepada Rasul-rasul): "Hendaklah kamu menegaskan kepada umat manusia bahawa tiada Tuhan melainkan Aku. Oleh itu, bertaqwalah kamu kepadaku".

28.Surah Al-Qaşaş (Verse 88)
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Dan janganlah engkau menyembah tuhan yang lain bersama-sama Allah. Tiada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu akan binasa melainkan Zat Allah. BagiNyalah kuasa memutuskan segala hukum, dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.

28.Surah Al-Qaşaş (Verse 30)
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِن شَاطِئِ الْوَادِ الْأَيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَن يَا مُوسَىٰ إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Maka ketika ia sampai ke tempat api itu, (kedengaran) ia diseru dari tepi lembah yang di sebelah kanan, di tempat yang dilimpahi berkat, dari arah pohon kayu (yang ada di situ): "Wahai Musa, sesungguhnya Akulah Allah Tuhan sekalian alam.